Antarajawabarat.com,13/4 - Perseroan Terbatas PLN Distribusi Jawa Barat Banten (DJBB) menargetkan penambahan sebanyak 850.000 pelanggan baru di dua provinsi itu dengan sasaran meningkatkan penggunaan listrik pintar atau sistem pulsa.
"Pertumbuhan permintaan sambungan baru listrik di Jabar Banten sekitar delapan persen pada tahun 2013. Kami menargetkan sambungan baru tahun ini sebanyak 850.000 pelanggan," kata General Manager PLN DJBB Denny Pranoto di Bandung, Jumat.
Menurut Denny, pertumbuhan permintaan sambungan listrik dan pemasangan baru di Jabar tertinggi di Indonesia, baik itu untuk sambungan pelanggan industri, bisnis, rumah tangga, maupun sosial.
Meski demikian, kata Denny, pihaknya siap melayani pemasangan baru listrik bagi pelanggan di Jabar, sekaligus meningkatkan program elektrifikasi di Jabar dan Banten yang pada tahun lalu mencapai 77,46 persen.
"Penambahan 850.000 pelanggan baru, selain di daerah yang telah ada jaringannya, juga menembus daerah yang belum terlistriki. Ditargetkan pada tahun ini elektrifikasi di Jabar dan Banten bisa menembus 80,97 persen," katanya.
Optimisme penambahan sambungan listrik tersebut, kata Denny, sangat beralasan. Masalahnya, pasokan listrik dari pembangkit yang terkoneksi di jaringan Jawa Bali saat ini mencukupi dan memungkinkan untuk menambah pelanggan baru.
"Konsumsi listrik pada beban puncak atau malam hari mencapai 7.000 megawatt dan itu sangat mencukupi. Dan, kami masih banyak kuota listrik untuk pelanggan baru, terlebih dengan akan dibangunnya pembangkit listrik baru di Jabar maupun di Jateng," katanya.
Lebih lanjut, GM PLN Jabar Banten itu mengatakan bahwa pihaknya memaksimalkan litrik untuk pelanggan baru, termasuk di peloksok, terutama di Jabar dan Banten selatan, PLN membeli listrik swasta dari pembangkit mikrohidro.
"Semua pembangkit swasta menghasilkan litrik, dan PLN beli untuk mengaliri kebutuhan listrik di daerah yang sulit terjangkau jaringan. Biar kapasitanya kecil-kecil antara 7--8 MW, namun bila digabungkan menjadi besar dan cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik, khususnya di daerah terpencil," kata Denny.
Selain itu, PLTA juga berperan relatif cukup besar, terutama dalam mem-"back up" beban puncak.
Ia menyebutkan PLTA Saguling, Cirata, dan Jatiluhur selama ini mem-"back up" kebutuhan listrik beban puncak di Jabar Banten," katanya.
Terkait dengan investasi PLN dalam beberapa tahun ke depan, Denny mengatakan bahwa pihaknya selain melakukan peremajaan travo, juga akan membangun pembangkit-pembangkit baru, seperti PLTA Uper Storage Cisokan di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Cianjur yang akan menghasilkan 1.000 MW.
"Animo swasta untuk membangun pembangkit listrik dan menjual listrik ke PLN terus meningkat, termasuk industri banyak yang telah membangun pembangkit dan kelebihannya dijual ke PLN," katanya.
Ia mengakui bahwa ada opsi pembangunan PLTU baru di daerah pantai di Jawa Barat. Namun, sejauh ini baru wacana.
***3***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013
"Pertumbuhan permintaan sambungan baru listrik di Jabar Banten sekitar delapan persen pada tahun 2013. Kami menargetkan sambungan baru tahun ini sebanyak 850.000 pelanggan," kata General Manager PLN DJBB Denny Pranoto di Bandung, Jumat.
Menurut Denny, pertumbuhan permintaan sambungan listrik dan pemasangan baru di Jabar tertinggi di Indonesia, baik itu untuk sambungan pelanggan industri, bisnis, rumah tangga, maupun sosial.
Meski demikian, kata Denny, pihaknya siap melayani pemasangan baru listrik bagi pelanggan di Jabar, sekaligus meningkatkan program elektrifikasi di Jabar dan Banten yang pada tahun lalu mencapai 77,46 persen.
"Penambahan 850.000 pelanggan baru, selain di daerah yang telah ada jaringannya, juga menembus daerah yang belum terlistriki. Ditargetkan pada tahun ini elektrifikasi di Jabar dan Banten bisa menembus 80,97 persen," katanya.
Optimisme penambahan sambungan listrik tersebut, kata Denny, sangat beralasan. Masalahnya, pasokan listrik dari pembangkit yang terkoneksi di jaringan Jawa Bali saat ini mencukupi dan memungkinkan untuk menambah pelanggan baru.
"Konsumsi listrik pada beban puncak atau malam hari mencapai 7.000 megawatt dan itu sangat mencukupi. Dan, kami masih banyak kuota listrik untuk pelanggan baru, terlebih dengan akan dibangunnya pembangkit listrik baru di Jabar maupun di Jateng," katanya.
Lebih lanjut, GM PLN Jabar Banten itu mengatakan bahwa pihaknya memaksimalkan litrik untuk pelanggan baru, termasuk di peloksok, terutama di Jabar dan Banten selatan, PLN membeli listrik swasta dari pembangkit mikrohidro.
"Semua pembangkit swasta menghasilkan litrik, dan PLN beli untuk mengaliri kebutuhan listrik di daerah yang sulit terjangkau jaringan. Biar kapasitanya kecil-kecil antara 7--8 MW, namun bila digabungkan menjadi besar dan cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik, khususnya di daerah terpencil," kata Denny.
Selain itu, PLTA juga berperan relatif cukup besar, terutama dalam mem-"back up" beban puncak.
Ia menyebutkan PLTA Saguling, Cirata, dan Jatiluhur selama ini mem-"back up" kebutuhan listrik beban puncak di Jabar Banten," katanya.
Terkait dengan investasi PLN dalam beberapa tahun ke depan, Denny mengatakan bahwa pihaknya selain melakukan peremajaan travo, juga akan membangun pembangkit-pembangkit baru, seperti PLTA Uper Storage Cisokan di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Cianjur yang akan menghasilkan 1.000 MW.
"Animo swasta untuk membangun pembangkit listrik dan menjual listrik ke PLN terus meningkat, termasuk industri banyak yang telah membangun pembangkit dan kelebihannya dijual ke PLN," katanya.
Ia mengakui bahwa ada opsi pembangunan PLTU baru di daerah pantai di Jawa Barat. Namun, sejauh ini baru wacana.
***3***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013