Antarajawabarat.com,9/4 - Luapan Sungai Citarum yang mengakibatkan banjir di sejumlah titik di Kabupaten Bandung bagian selatan ternyata membawa bahan baku tanah untuk produksi batu bata di kawasan itu.

"Bila dikatakan untung karena banjir sih tidak, namun yang pasti luapan Sungai Citarum membawa tanah lumpur yang bagus untuk bahan baku batu bata di sini," kata Oman (50) warga Tegaluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Selasa.

Ratusan lio atau tempat pembuatan batu bata berdiri di sepanjang aliran Sungai Cikapundung mulai dari kawasan Majalaya hingga Baleendah Kabupaten Bandung. Mereka mengandalkan bahan baku tanah dari lumpur Sungai Citarum.

Bantaran sungai yang tadinya berlubang karena tanahnya dipakai untuk bahan baku batu bata, setelah kena banjir kembali tertutupi dan menjadi bahan batu bata dalam satu hingga dua bulan ke depan.

"Lumpur dari aliran Sungai Citarum itu bahan baku utama batu bata, dicampur tanah darat dan juga semen dari tanah yang dibakar," katanya.

Sayangnya dengan bahan baku tanah yang kembali melimpah setelah ada banjir kiriman dari Sungai Citarum, para pembuat batu bata di kawasan itu kesulitan sekam untuk membakar batu bata.

"Tanah sih tidak ada masalah, melimpah. Tapi sekam untuk pembakaran batu bata itu yang sulit dicari. Kita berebut dengan peternak ayam," kata Oman.

Saat ini harga batu bata di kawasan Sapan Rp400 per batang yang. Rata-rata setiap kali pembakaran pembuat bata di sana bisa menghasilkan 5.000 hingga 10.000 batang batu bata yang dijual untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kawasan Bandung Raya.

"Sekarang sih sudah banyak saingan, selain batu bata dari tanah juga ada yang berbahan baku batako, limbah batu bara dan juga bata pabrikan. Namun secara umum batu bata masih laku bahkan banyak yang harus pesan," kata Oman yang diiyakan oleh beberapa pekerja produksi batu bata lainnya.***4***

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013