Kota Bandung, Jawa Barat, memanen sebanyak 1,5 ton bawang merah, yang dibudidayakan dengan metode organic tower garden (OTG) atau melalui media tanam secara vertikal sejak tiga bulan sebelumnya.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan panen tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan bawang putih di Kota Bandung, yang sebesar 96,47 persen kebutuhan pangan di Kota Bandung dipasok dari luar daerah.
Baca juga: Pemkot Bandung: Aplikasi layanan pertolongan darurat masih ada
"Ini ketergantungan bahan pangan, sehingga hadirnya bawang merah OTG ini mampu memenuhi kebutuhan di wilayah masing-masing," katanya saat kegiatan panen raya di Kelurahan Kujangsari, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Dia pun berharap adanya panen besar itu mampu menekan inflasi di Kota Bandung. Karena, menurutnya, bawang merah merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harganya sering fluktuatif.
"Dengan program ini bawang merah dan juga cabai bisa dipenuhi kita sendiri, bisa menekan inflasi, harga terkendali dan kebutuhan terpenuhi," katanya.
Selain memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, menurutnya, hasil panen itu juga bakal didorong untuk dipasarkan melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Kota Bandung.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung Gin Gin Ginanjar menerangkan panen yang dihasilkan saat ini berasal dari 16 wilayah yang menerapkan metode OTG untuk budi daya bawang merah.
Baca juga: Sekda sebut di Kota Bandung ada geng meresahkan bernama "Cari Gara-Gara"
Menurutnya, OTG merupakan inovasi sederhana teknik budi daya untuk menyasar lahan terbatas. OTG itu, kata dia, dibuat dengan sistem vertikal menggunakan tumpukan ember dengan 40-50 lubang tanam.
"Secara umum itu satu banding tujuh. Jika 1 kilogram bibit bawang itu menghasilkan 7 kilogram. Bahkan, ada satu kelompok bisa 2,4 kg. Jadi, di 16 lokasi itu total menghasilkan 1,5 ton bawang merah," kata Gin Gin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan panen tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan bawang putih di Kota Bandung, yang sebesar 96,47 persen kebutuhan pangan di Kota Bandung dipasok dari luar daerah.
Baca juga: Pemkot Bandung: Aplikasi layanan pertolongan darurat masih ada
"Ini ketergantungan bahan pangan, sehingga hadirnya bawang merah OTG ini mampu memenuhi kebutuhan di wilayah masing-masing," katanya saat kegiatan panen raya di Kelurahan Kujangsari, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Dia pun berharap adanya panen besar itu mampu menekan inflasi di Kota Bandung. Karena, menurutnya, bawang merah merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harganya sering fluktuatif.
"Dengan program ini bawang merah dan juga cabai bisa dipenuhi kita sendiri, bisa menekan inflasi, harga terkendali dan kebutuhan terpenuhi," katanya.
Selain memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, menurutnya, hasil panen itu juga bakal didorong untuk dipasarkan melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Kota Bandung.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung Gin Gin Ginanjar menerangkan panen yang dihasilkan saat ini berasal dari 16 wilayah yang menerapkan metode OTG untuk budi daya bawang merah.
Baca juga: Sekda sebut di Kota Bandung ada geng meresahkan bernama "Cari Gara-Gara"
Menurutnya, OTG merupakan inovasi sederhana teknik budi daya untuk menyasar lahan terbatas. OTG itu, kata dia, dibuat dengan sistem vertikal menggunakan tumpukan ember dengan 40-50 lubang tanam.
"Secara umum itu satu banding tujuh. Jika 1 kilogram bibit bawang itu menghasilkan 7 kilogram. Bahkan, ada satu kelompok bisa 2,4 kg. Jadi, di 16 lokasi itu total menghasilkan 1,5 ton bawang merah," kata Gin Gin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023