Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Jawa Barat mencatat sepanjang 2022, daerah itu mengalami bencana sebanyak 225 kejadian.
"Tanah longsor dan cuaca ekstrem masih mendominasi kejadian bencana di Kota Sukabumi sepanjang 2022," kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Sukabumi Imran Whardhani di Sukabumi, Rabu, (4/1).
Rincian bencana tersebut yakni tanah longsor sebanyak 80 kejadian, cuaca ekstrem 60 kejadian, angin topan/kencang 4 kejadian, banjir 40 kejadian, gempa bumi 5 kejadian, kebakaran pemukiman 34 kejadian, dan kebakaran transportasi 2 kejadian.
Rincian kejadian bencana setiap bulan, Januari sebanyak 13 kejadian, Februari 35 kejadian, Maret lima kejadian, April empat kejadian, Mei 11 kejadian, Juni 18 kejadian, Juli 16 kejadian, Agustus tujuh kejadian, September 27 kejadian, Oktober 30 kejadian, November 25 kejadian, dan Desember 34 kejadian.
Menurut Imran, akibat bencana tersebut, 2 warga meninggal dunia, 8 orang luka ringan, 34 jiwa mengungsi, terdampak 133 jiwa. Bangunan rusak ringan 653 unit, rusak sedang 223 unit dan rusak berat sebanyak 57 unit.
Imran mengatakan untuk hasil rekapitulasi kerugian material mencapai Rp12,7 miliar. Dampak kerugian paling besar berasal dari bencana banjir, yakni Rp5,3 miliar dan tanah longsor Rp4,5 miliar. "Untuk seluruh korban atau warga yang terdampak bencana sudah mendapatkan penanganan," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Tanah longsor dan cuaca ekstrem masih mendominasi kejadian bencana di Kota Sukabumi sepanjang 2022," kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Sukabumi Imran Whardhani di Sukabumi, Rabu, (4/1).
Rincian bencana tersebut yakni tanah longsor sebanyak 80 kejadian, cuaca ekstrem 60 kejadian, angin topan/kencang 4 kejadian, banjir 40 kejadian, gempa bumi 5 kejadian, kebakaran pemukiman 34 kejadian, dan kebakaran transportasi 2 kejadian.
Rincian kejadian bencana setiap bulan, Januari sebanyak 13 kejadian, Februari 35 kejadian, Maret lima kejadian, April empat kejadian, Mei 11 kejadian, Juni 18 kejadian, Juli 16 kejadian, Agustus tujuh kejadian, September 27 kejadian, Oktober 30 kejadian, November 25 kejadian, dan Desember 34 kejadian.
Menurut Imran, akibat bencana tersebut, 2 warga meninggal dunia, 8 orang luka ringan, 34 jiwa mengungsi, terdampak 133 jiwa. Bangunan rusak ringan 653 unit, rusak sedang 223 unit dan rusak berat sebanyak 57 unit.
Imran mengatakan untuk hasil rekapitulasi kerugian material mencapai Rp12,7 miliar. Dampak kerugian paling besar berasal dari bencana banjir, yakni Rp5,3 miliar dan tanah longsor Rp4,5 miliar. "Untuk seluruh korban atau warga yang terdampak bencana sudah mendapatkan penanganan," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023