PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Barat, memperbesar transaksi keuangan syariah, yaitu melalui pembukaan tabungan, giro, QRIS, EDS mapun cash management system (CMS) untuk mendukung transaksi keuangan berdasarkan prinsip syariah.
“Selanjutnya perlu pemberdayaan UMKM, terutama untuk melakukan pelatihan dan pendampingan melalui UMKM Centre Management, baik di bidang manajemen keuangan, produksi, dan sebagainya,” kata Regional Chief Executive Officer (RCEO) BSI 6 Bandung Alhuda Djanis dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Alhuda pun menuturkan, penguatan UMKM melalui upaya-upaya yang dilakukan BSI tersebut akan terus ditingkatkan karena di tengah krisis akibat pandemi dan ancaman resesi global, UMKM menjadi sangat rentan dari sisi permodalan.
"Langkah ini juga menjadi komitmen dukungan agar UMKM di Tanah Air terus bertumbuh dan berkontribusi terhadap penguatan perekonomian nasional," kata dia.
BSI, kata dia, juga terus berupaya memperkuat perannya dalam mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Komitmen itu dilakukan BSI sebagai salah satu jalan memperkokoh ekonomi di tataran akar rumput melalui pemberdayaan dan digitalisasi layanan keuangan syariah.
Alhuda menjelaskan bahwa upaya strategis tersebut tidak hanya sekadar untuk memenuhi target bisnis namun juga sebagai bentuk keseriusan perseroan memberdayakan jutaan umat lewat UMKM.
Hal itu menurutnya sejalan dengan program pemerintah yaitu Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), di mana UMKM terdampak krisis akibat pandemi COVID-19, belum lagi menghadapi kondisi ekonomi yang diproyeksikan menantang tahun depan.
Di sisi lain, kata Alhuda, peran UMKM terhadap perekonomian nasional tidak bisa dipandang sebelah mata.
Segmen UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dengan kontribusi 60,51 persen bagi produk domestik bruto (PDB), menyumbang 15,65 persen ekspor non-migas, 99 persen dari total pelaku usaha di Indonesia atau sekitar 64,2 juta.
"Ya, dukungan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. memberdayakan dan mengembangkan bisnis UMKM dengan masif terus dilakukan sebagai mitra bisnis," kata Alhuda.
Dampak pandemi COVID-19 sejak awal 2020 berujung pada melemahnya konsumsi rumah tangga atau menurunnya daya beli masyarakat secara luas.
Hal itu dirasakan Agus (45) pemilik Rumah Makan Rus Ras asal Majalengka, Jawa Barat.
Agus menuturkan, dampak pandemi sangat berpengaruh pada omset penjualan.
"Sudah pasti bagi kita para UMKM sangat berdampak karena berkurangnya pengunjung dan pelanggan," ujarnya.
Oleh karena itu, dirinya mengaku sempat terpuruk dengan turunnya omset hingga ditutupnya salah satu cabang rumah makannya.
Akibat pandemi, pemerintah membatasi interaksi sosial ekonomi secara langsung.
Hal itu membuat rumah makan milik Agus sepi pelanggan, pasalnya kebanyakan pelanggan adalah masyarakat sekitar dan pengunjung yang lewat dari dan ke Kabupaten Majalengka. Adapun Rumah Makan Rus Ras terletak di dekat akses Bandara Kertajati.
Di sisi lain Agus masih memiliki pembiayaan KUR yang harus dilunasi di BSI.
Di tengah kesulitan tersebut, BSI terus memberikan pendampingan termasuk relaksasi dan restrukturisasi kredit bagi UMKM saat pandemi COVID-19 melanda.
Lebih lanjut, BSI dalam mendukung pemulihan UMKM dan memajukan ekonomi kerakyatan tersebut dilakukan melalui sokongan pembiayaan, baik lewat program Kredit Usaha Rakyat (KUR), pembiayaan mikro non-subsidi, dan SME.
Adapun BSI hingga Triwulan III Tahun 2022 telah menyalurkan pembiayaan untuk segmen UMKM mencapai Rp40,8 triliun dengan kualitas pembiayaan yang sangat baik.
Nilai tersebut sekitar 23,05 persen dari total portofolio pembiayaan BSI.
“Dengan memberikan perhatian lebih kepada segmen UMKM, ke depan perseroan akan terus berperan aktif sebagai pemain utama di industri keuangan syariah. Sehingga mampu dalam mendukung penguatan serta pemulihan ekonomi nasional melalui ekonomi syariah,” ujar Alhuda.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
“Selanjutnya perlu pemberdayaan UMKM, terutama untuk melakukan pelatihan dan pendampingan melalui UMKM Centre Management, baik di bidang manajemen keuangan, produksi, dan sebagainya,” kata Regional Chief Executive Officer (RCEO) BSI 6 Bandung Alhuda Djanis dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Alhuda pun menuturkan, penguatan UMKM melalui upaya-upaya yang dilakukan BSI tersebut akan terus ditingkatkan karena di tengah krisis akibat pandemi dan ancaman resesi global, UMKM menjadi sangat rentan dari sisi permodalan.
"Langkah ini juga menjadi komitmen dukungan agar UMKM di Tanah Air terus bertumbuh dan berkontribusi terhadap penguatan perekonomian nasional," kata dia.
BSI, kata dia, juga terus berupaya memperkuat perannya dalam mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Komitmen itu dilakukan BSI sebagai salah satu jalan memperkokoh ekonomi di tataran akar rumput melalui pemberdayaan dan digitalisasi layanan keuangan syariah.
Alhuda menjelaskan bahwa upaya strategis tersebut tidak hanya sekadar untuk memenuhi target bisnis namun juga sebagai bentuk keseriusan perseroan memberdayakan jutaan umat lewat UMKM.
Hal itu menurutnya sejalan dengan program pemerintah yaitu Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), di mana UMKM terdampak krisis akibat pandemi COVID-19, belum lagi menghadapi kondisi ekonomi yang diproyeksikan menantang tahun depan.
Di sisi lain, kata Alhuda, peran UMKM terhadap perekonomian nasional tidak bisa dipandang sebelah mata.
Segmen UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dengan kontribusi 60,51 persen bagi produk domestik bruto (PDB), menyumbang 15,65 persen ekspor non-migas, 99 persen dari total pelaku usaha di Indonesia atau sekitar 64,2 juta.
"Ya, dukungan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. memberdayakan dan mengembangkan bisnis UMKM dengan masif terus dilakukan sebagai mitra bisnis," kata Alhuda.
Dampak pandemi COVID-19 sejak awal 2020 berujung pada melemahnya konsumsi rumah tangga atau menurunnya daya beli masyarakat secara luas.
Hal itu dirasakan Agus (45) pemilik Rumah Makan Rus Ras asal Majalengka, Jawa Barat.
Agus menuturkan, dampak pandemi sangat berpengaruh pada omset penjualan.
"Sudah pasti bagi kita para UMKM sangat berdampak karena berkurangnya pengunjung dan pelanggan," ujarnya.
Oleh karena itu, dirinya mengaku sempat terpuruk dengan turunnya omset hingga ditutupnya salah satu cabang rumah makannya.
Akibat pandemi, pemerintah membatasi interaksi sosial ekonomi secara langsung.
Hal itu membuat rumah makan milik Agus sepi pelanggan, pasalnya kebanyakan pelanggan adalah masyarakat sekitar dan pengunjung yang lewat dari dan ke Kabupaten Majalengka. Adapun Rumah Makan Rus Ras terletak di dekat akses Bandara Kertajati.
Di sisi lain Agus masih memiliki pembiayaan KUR yang harus dilunasi di BSI.
Di tengah kesulitan tersebut, BSI terus memberikan pendampingan termasuk relaksasi dan restrukturisasi kredit bagi UMKM saat pandemi COVID-19 melanda.
Lebih lanjut, BSI dalam mendukung pemulihan UMKM dan memajukan ekonomi kerakyatan tersebut dilakukan melalui sokongan pembiayaan, baik lewat program Kredit Usaha Rakyat (KUR), pembiayaan mikro non-subsidi, dan SME.
Adapun BSI hingga Triwulan III Tahun 2022 telah menyalurkan pembiayaan untuk segmen UMKM mencapai Rp40,8 triliun dengan kualitas pembiayaan yang sangat baik.
Nilai tersebut sekitar 23,05 persen dari total portofolio pembiayaan BSI.
“Dengan memberikan perhatian lebih kepada segmen UMKM, ke depan perseroan akan terus berperan aktif sebagai pemain utama di industri keuangan syariah. Sehingga mampu dalam mendukung penguatan serta pemulihan ekonomi nasional melalui ekonomi syariah,” ujar Alhuda.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022