Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengantisipasi dampak kondisi cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Jawa Barat, khususnya di sekitar daerah aliran Sungai Sukanegara.

"Untuk Jawa Barat di daerah aliran Sungai Sukanegara, ada tiga kabupaten, Subang, Indramayu, Sumedang," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Grha BNPB Jakarta, Selasa.

BNPB bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Perhubungan, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memantau kondisi cuaca serta menyiagakan sumber daya guna menghadapi kemungkinan terjadi bencana banjir dan tanah longsor akibat kondisi cuaca ekstrem menjelang akhir tahun.

Suharyanto mengatakan bahwa teknologi modifikasi cuaca (TMC) diterapkan untuk mitigasi bencana.

"Kita laksanakan TMC, teknologi modifikasi cuaca, sudah dilaksanakan terus-menerus," katanya.

Dengan bantuan dari TNI Angkatan Udara, ia mengatakan, BNPB bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan BRIN juga berencana menggunakan teknologi modifikasi cuaca guna menekan risiko bencana di wilayah DKI Jakarta menjelang pergantian tahun.

BMKG memprakirakan kondisi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang disertai petir, dan gelombang tinggi dapat meliputi bagian wilayah Indonesia pada penghujung tahun 2022 hingga awal 2023.

Kondisi cuaca ekstrem selama kurun itu diprakirakan terjadi di bagian Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua.


Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau wisatawan yang akan ke pantai selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewaspadai potensi terjadinya gelombang tinggi di laut selatan Jabar hingga DIY.

"Saat liburan akhir tahun seperti sekarang ini, pantai tentunya menjadi salah satu objek wisata pilihan masyarakat untuk berlibur. Namun, wisatawan harus tetap waspada terhadap potensi terjadinya gelombang tinggi," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jateng, Selasa.

Ia mengatakan berdasarkan hasil analisis, pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar 5-30 knot.

Menurut dia, gerakan angin yang cenderung searah dengan kecepatan tinggi tersebut berpotensi mengakibatkan terjadinya peningkatan tinggi gelombang.

"Oleh karena itu, hari ini (27/12) kami kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di laut selatan Jabar-DIY yang berlaku hingga hari Rabu (28/12) dan akan diperbarui jika ada ada perkembangan lebih lanjut," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, tinggi gelombang di laut selatan Jabar-DIY diprakirakan mencapai kisaran 2,5-4 meter yang masuk kategori tinggi.

Ia mengatakan gelombang tinggi tersebut berpotensi terjadi di perairan selatan Cianjur, perairan selatan Garut, perairan selatan Tasikmalaya, perairan selatan Pangandaran, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, dan perairan selatan Yogyakarta.

Selain itu, gelombang tinggi juga berpotensi terjadi di wilayah Samudera Hindia selatan Cianjur, Samudera Hindia selatan Garut, Samudera Hindia selatan Tasikmalaya, Samudera Hindia selatan Pangandaran, Samudera Hindia selatan Cilacap, Samudera Hindia selatan Kebumen, Samudera Hindia selatan Purworejo, dan Samudera Hindia selatan Yogyakarta.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB antisipasi dampak cuaca ekstrem di wilayah Jawa Barat

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022