Laksamana TNI Yudo Margono merasa bangga menjabat sebagai Panglima TNI yang menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang memasuki masa pensiun di akhir Desember 2022.
"Pertama, ya, pasti banggalah karena jabatan tertinggi di TNI," kata Yudo usai Upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Panglima TNI di Plaza Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.
Kendati demikian, kata Yudo, menjabat sebagai Panglima TNI memiliki tanggung jawab yang besar.
"Tadinya, saya hanya tanggung jawab pada Angkatan Laut, sekarang harus TNI Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut. Tentunya dengan tanggung jawab yang besar tersebut, saya harus lebih konsentrasi lagi, lebih berkoordinasi lagi, lebih solid lagi untuk mewujudkan TNI yang kuat sehingga rakyat bermartabat," kata Yudo.
Yudo mengaku akan konsisten melanjutkan program yang telah dijalankan oleh Jenderal TNI Andika Perkasa.
"Saya akan konsisten untuk melanjutkan program-program maupun pembangunan yang sudah dilaksanakan oleh Jenderal Andika Perkasa," kata Yudo.
Yudo pun mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa Jenderal TNI Andika Perkasa selama menjabat sebagai Panglima TNI.
"Dan ini menjadi kebanggaan bersama dan tentunya nanti akan saya lanjutkan," jelasnya.
Sementara itu, Jenderal TNI Andika Perkasa merasa lega setelah setahun menjabat sebagai Panglima TNI.
"Saya merasa lega. Saya menyudahi dinas aktif saya di TNI sejauh saya berusaha. Penilaian itu bukan punya saya, itu punya setiap orang yang menilai," katanya.
Bagi Andika, yang penting dia bersama istri dan keluarganya sudah menyelesaikan tugasnya sampai akhir.
"Itu saja," kata Andika.
Hadir dalam sertijab itu, antara lain, Menko Polhukam Mahfud MD, Menhan Prabowo Subianto, Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar, Wakil Ketua DPR Lodewijk F. Paulus, dan sejumlah anggota Komisi I DPR.
Selain itu, mantan Panglima TNI yang juga Wantimpres Jenderal TNI Purn. Wiranto, mantan Panglima TNI Laksamana TNI Purn. Agus Suhartono, mantan Panglima TNI Laksamana Purn. Widodo AS, dan mantan Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk menjaga netralitas pasukannya, khususnya saat menghadapi tahun politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.
"Agar menjaga netralitas TNI, agar tidak ketarik-tarik ke dalam politik praktis," kata Presiden Jokowi usai melantik Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Senin.
Jokowi melantik Yudo Margono sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 91 TNI tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima Tentara Nasional Indonesia yang ditetapkan pada 19 Desember 2022.
"Yang penting, sinergi TNI dan Polri dalam menjaga kondusifitas negara kita, karena penting stabilitas politik, stabilitas keamanan, penting dalam rangka pembangunan negara, pembangunan ekonomi kita dalam situasi yang tidak pasti karena ketidakpastian global," tambah Jokowi.
Sementara itu, terhadap instruksi tersebut, Yudo pun menjamin TNI akan bersikap netral.
"Kan sudah kami jamin, beliau (Presiden Jokowi) sudah menyampaikan itu. Itu harus menjadi perhatian saya. Kami dari dulu kan TNI netral akan kami pertahankan terus, apalagi di tahun politik, tentunya menjaga kondusifitas politik dan situasi yang ada," kata Yudo.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk menjaga netralitas pasukannya, khususnya saat menghadapi tahun politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.
"Agar menjaga netralitas TNI, agar tidak ketarik-tarik ke dalam politik praktis," kata Presiden Jokowi usai melantik Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Senin.
Jokowi melantik Yudo Margono sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 91 TNI tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima Tentara Nasional Indonesia yang ditetapkan pada 19 Desember 2022.
"Yang penting, sinergi TNI dan Polri dalam menjaga kondusifitas negara kita, karena penting stabilitas politik, stabilitas keamanan, penting dalam rangka pembangunan negara, pembangunan ekonomi kita dalam situasi yang tidak pasti karena ketidakpastian global," tambah Jokowi.
Sementara itu, terhadap instruksi tersebut, Yudo pun menjamin TNI akan bersikap netral.
"Kan sudah kami jamin, beliau (Presiden Jokowi) sudah menyampaikan itu. Itu harus menjadi perhatian saya. Kami dari dulu kan TNI netral akan kami pertahankan terus, apalagi di tahun politik, tentunya menjaga kondusifitas politik dan situasi yang ada," kata Yudo.
Yudo juga menyebut mengenai tugas pertama yang diperintahkan Presiden Jokowi kepadanya adalah untuk menjaga kedaulatan Indonesia.
"Menjaga persatuan dan kesatuan, kemudian menjaga, mempertahankan TNI yang menjadi kepercayaan masyarakat tentu itu jadi prioritas saya," tambahnya.
Dia juga akan mengumpulkan para kepala staf angkatan dan staf terkait di TNI untuk merumuskan pelaksanaan perintah Presiden Jokowi tersebut.
"Saya akan entry briefing dulu, kami kumpulkan dulu para staf, para kepala staf angkatan, staf TNI untuk merumuskan itu; baru kami melangkah ke yang kemarin saya sampaikan sesuai program prioritas saya," jelas Yudo.
Yudo, pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, tahun 1965 tersebut, merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) ke-33 pada 1988. Selama berkarier di dunia militer, ada 19 jabatan yang pernah diemban Yudo, di antaranya menjadi komandan di delapan tempat yang berbeda.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Yudo bangga jabat sebagai Panglima TNI
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022