Antarajawabarat.com,22/2 - Setelah sempat bertahan selama satu pekan, Khojanah bayi malang yang terlahir tanpa batok kepala akhirnya menghembuskan nafas terakhir, Jumat, pukul 09.30 WIB di rumahnya di Kampung Kuntul, Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jabar.
Kedua orang tuanya Dewi Karlina dan Ivan Suhendar, mengaku pasrah dengan nasib yang menimpa anak keempatnya itu, sebagai garisan yang terbaik yang diberikan sang Maha Kuasa.
"Kami hanya bisa pasrah dan menerima garisan sang kuasa. Mungkin ini yang terbaik bagi anak kami," ucap Dewi seraya menyeka air mata yang keluar dari kedua matanya.
Jasad Khojanah, akhirnya dimakamkan secara sederhana di pemakaman umum yang terletak di pinggir kampung.
Sebelumnya pihak keluarga berencana untuk membawa Khojanah ke rumah sakit lain di Jakarta, guna mendapatkan pertolongan medis. namun nasib berkata lain, Khojanah yang sempat disarankan pulang dari dua rumah sakit, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Seperti diberitakan, kedua orang tua Khojanah sempat membawa anaknya ke rumah sakit di Cianjur dan Bandung, namun terpaksa membawa kembali anaknya pulang atas saran tenaga medis di kedua rumah sakit tersebut.
Dewi menuturkan, ketika itu, dokter hanya menyarankan mereka untuk pulang dan berharap mendapat keajaiban karena beberapa waktu lalu, kata dokter RSHS, bayi dengan kasus yang sama hanya bertahan hidup selama dua hari.
Mendapati hal tersebut, kedua orang tua bayi malang itu, hanya bisa pasrah meskipun upaya mereka untuk mendapatkan pertolongan medis bagi anaknya itu, terus dilakukan meskipun hanya melalui doa.
Sementara itu, meskipun tidak memiliki tempurung kepala Khojanah layaknya bayi lainnya, tetap diberikan asi dari ibunya. Namun ungkap Dewi, asupan asi yang masuk ke tubuh anaknya itu, tidak seperti bayi lainnya.***4***
Fikri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013
Kedua orang tuanya Dewi Karlina dan Ivan Suhendar, mengaku pasrah dengan nasib yang menimpa anak keempatnya itu, sebagai garisan yang terbaik yang diberikan sang Maha Kuasa.
"Kami hanya bisa pasrah dan menerima garisan sang kuasa. Mungkin ini yang terbaik bagi anak kami," ucap Dewi seraya menyeka air mata yang keluar dari kedua matanya.
Jasad Khojanah, akhirnya dimakamkan secara sederhana di pemakaman umum yang terletak di pinggir kampung.
Sebelumnya pihak keluarga berencana untuk membawa Khojanah ke rumah sakit lain di Jakarta, guna mendapatkan pertolongan medis. namun nasib berkata lain, Khojanah yang sempat disarankan pulang dari dua rumah sakit, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Seperti diberitakan, kedua orang tua Khojanah sempat membawa anaknya ke rumah sakit di Cianjur dan Bandung, namun terpaksa membawa kembali anaknya pulang atas saran tenaga medis di kedua rumah sakit tersebut.
Dewi menuturkan, ketika itu, dokter hanya menyarankan mereka untuk pulang dan berharap mendapat keajaiban karena beberapa waktu lalu, kata dokter RSHS, bayi dengan kasus yang sama hanya bertahan hidup selama dua hari.
Mendapati hal tersebut, kedua orang tua bayi malang itu, hanya bisa pasrah meskipun upaya mereka untuk mendapatkan pertolongan medis bagi anaknya itu, terus dilakukan meskipun hanya melalui doa.
Sementara itu, meskipun tidak memiliki tempurung kepala Khojanah layaknya bayi lainnya, tetap diberikan asi dari ibunya. Namun ungkap Dewi, asupan asi yang masuk ke tubuh anaknya itu, tidak seperti bayi lainnya.***4***
Fikri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013