Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur Dandan Hendayana memastikan kerusakan 317 hektare lahan sawah di wilayah setempat akibat gempa bumi tidak berpengaruh pada hasil produksi.
"Secara umum, kalau lihat sisi produksi kami masih relatif aman untuk pertanaman. Dampak gempa masih di bawah ambang batas terancam," kata Dandan Hendayana kepada ANTARA di Cianjur, Rabu.
Berdasarkan hasil pendataan di lapangan per 29 November 2022, lahan sawah yang terdampak gempa mencapai 317 hektare dari total 66.934 hektare lahan sawah di Kabupaten Cianjur.
Kerusakan lahan sawah terbagi atas tiga kategori, rusak berat 79 hektare, rusak sedang 88 hektare, rusak ringan 150 hektare.
Lahan sawah tersebut berada di 13 wilayah kecamatan, di antaranya Kecamatan Cianjur (Desa Mekarsari dan Nagrak), Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Cilaku, Kecamatan Gekbrong.
Lahan sawah yang paling banyak mengalami kerusakan berada di episentrum gempa di Kecamatan Cugenang, tersebar di Desa Gasol, Cijedil, Sukajaya, Talaga, Padaluyu, dan Cibulakan seluas 167 hektare.
Lahan sawah yang rusak juga terdeteksi di Kecamatan Cibeber, Kecamatan Sukaluyu, Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan Pacet, Kecamatan Bojong Picung, Kecamatan Cikalong Kulon, dan Kecamatan Mande di Desa Kutawaringin, Mekarjaya, dan Bobojong.
Selain kerusakan areal pertanian, kata Dandan, turut didata kerusakan saluran irigasi sepanjang total 175 meter, bangunan air parit rusak berjumlah empat unit, bangunan penyuluh pertanian terdampak di Kecamatan Mande, Cianjur, dan Cugenang.
"Dampak kerusakan ini kami amati berdasarkan penampakan visual sawah, seperti retak dan tanaman tertimbun longsor dan pergerakan lahan ada yang bergeser cukup lebar," katanya.
Dandan memastikan gempa bumi bermagnitudo 5,6 yang diikuti gempa susulan dalam sepekan terakhir tidak memengaruhi situasi pasar beras Cianjur yang terkenal sebagai lumbung padi.
"Posisi tanaman padi di Cianjur masih di 45 hari hingga 1,5 bulan masa tanam, relatif minim perlakuan. Karena sekarang sedang posisi vegetatif. Beda dengan fase generatif menjelang panen. Artinya dampak kerugian pasti besar," katanya.
Selain itu, produksi padi di Kabupaten Cianjur pada saat ini mencapai 200 persen dari jumlah kebutuhan masyarakat sekitar maupun luar Kabupaten Cianjur.
Target produksi
Sementara itu Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menargetkan produksi padi tahun ini mencapai 907.243 ton, naik 7.243 ton dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 900.000 ton.
Kepala Dinas TPHPKP Cianjur, Insanuddin Lingga di Cianjur Senin, mengatakan hingga September tercatat produksi padi sudah mencapai 647.347 ton atau 71,35 persen, sehingga pihaknya optimistis dapat mencapai target sebelum akhir tahun bahkan surplus.
"Sama seperti tahun sebelumnya target selalu tercapai bahkan surplus, sehingga produksi padi untuk kebutuhan lokal selalu tercukupi bahkan berlebih sehingga kami dapat memasok untuk daerah lain," katanya.
Lingga menjelaskan, Cianjur memiliki lahan pertanian seluas 156.203 hektare yang tersebar di 32 kecamatan, meski tahun ini luas tanaman padi menurun namun hasil produksi selalu terpenuhi bahkan lebih dari target.
Berbagai program dan pola tanam terbarukan diterapkan di sejumlah kecamatan untuk meningkatkan produksi tanaman padi, ditambah dengan tenaga penyuluh pertanian yang selalu siap memberikan bantuan serta solusi untuk petani ketika mendapatkan permasalahan.
"Kita masih memiliki waktu tiga bulan ke depan untuk mencapai target yang tersisa sekitar 29 persen. Sama dengan tahun lalu harapan kami hasil produksi padi di Cianjur surplus dan ketahanan pangan tetap terjaga," katanya.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan untuk menjaga ketahanan pangan di tingkat lokal, pemerintah daerah mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan lahan di pekarangan rumah untuk ditanami tanaman bumbu dapur serta lahan kosong dimanfaatkan menanam palawija.
"Imbauan tersebut sudah disebar ke seluruh kecamatan, ASN menjadi pilot projek melakukan penanaman cabai dan tanaman bumbu dapur lainnya, sehingga gerakan tersebut dapat diikuti warga, sehingga inflasi dapat ditekan dan ketahanan pangan semakin kuat," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 317 hektare lahan sawah di Cianjur rusak akibat gempa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Secara umum, kalau lihat sisi produksi kami masih relatif aman untuk pertanaman. Dampak gempa masih di bawah ambang batas terancam," kata Dandan Hendayana kepada ANTARA di Cianjur, Rabu.
Berdasarkan hasil pendataan di lapangan per 29 November 2022, lahan sawah yang terdampak gempa mencapai 317 hektare dari total 66.934 hektare lahan sawah di Kabupaten Cianjur.
Kerusakan lahan sawah terbagi atas tiga kategori, rusak berat 79 hektare, rusak sedang 88 hektare, rusak ringan 150 hektare.
Lahan sawah tersebut berada di 13 wilayah kecamatan, di antaranya Kecamatan Cianjur (Desa Mekarsari dan Nagrak), Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Cilaku, Kecamatan Gekbrong.
Lahan sawah yang paling banyak mengalami kerusakan berada di episentrum gempa di Kecamatan Cugenang, tersebar di Desa Gasol, Cijedil, Sukajaya, Talaga, Padaluyu, dan Cibulakan seluas 167 hektare.
Lahan sawah yang rusak juga terdeteksi di Kecamatan Cibeber, Kecamatan Sukaluyu, Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan Pacet, Kecamatan Bojong Picung, Kecamatan Cikalong Kulon, dan Kecamatan Mande di Desa Kutawaringin, Mekarjaya, dan Bobojong.
Selain kerusakan areal pertanian, kata Dandan, turut didata kerusakan saluran irigasi sepanjang total 175 meter, bangunan air parit rusak berjumlah empat unit, bangunan penyuluh pertanian terdampak di Kecamatan Mande, Cianjur, dan Cugenang.
"Dampak kerusakan ini kami amati berdasarkan penampakan visual sawah, seperti retak dan tanaman tertimbun longsor dan pergerakan lahan ada yang bergeser cukup lebar," katanya.
Dandan memastikan gempa bumi bermagnitudo 5,6 yang diikuti gempa susulan dalam sepekan terakhir tidak memengaruhi situasi pasar beras Cianjur yang terkenal sebagai lumbung padi.
"Posisi tanaman padi di Cianjur masih di 45 hari hingga 1,5 bulan masa tanam, relatif minim perlakuan. Karena sekarang sedang posisi vegetatif. Beda dengan fase generatif menjelang panen. Artinya dampak kerugian pasti besar," katanya.
Selain itu, produksi padi di Kabupaten Cianjur pada saat ini mencapai 200 persen dari jumlah kebutuhan masyarakat sekitar maupun luar Kabupaten Cianjur.
Target produksi
Sementara itu Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menargetkan produksi padi tahun ini mencapai 907.243 ton, naik 7.243 ton dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 900.000 ton.
Kepala Dinas TPHPKP Cianjur, Insanuddin Lingga di Cianjur Senin, mengatakan hingga September tercatat produksi padi sudah mencapai 647.347 ton atau 71,35 persen, sehingga pihaknya optimistis dapat mencapai target sebelum akhir tahun bahkan surplus.
"Sama seperti tahun sebelumnya target selalu tercapai bahkan surplus, sehingga produksi padi untuk kebutuhan lokal selalu tercukupi bahkan berlebih sehingga kami dapat memasok untuk daerah lain," katanya.
Lingga menjelaskan, Cianjur memiliki lahan pertanian seluas 156.203 hektare yang tersebar di 32 kecamatan, meski tahun ini luas tanaman padi menurun namun hasil produksi selalu terpenuhi bahkan lebih dari target.
Berbagai program dan pola tanam terbarukan diterapkan di sejumlah kecamatan untuk meningkatkan produksi tanaman padi, ditambah dengan tenaga penyuluh pertanian yang selalu siap memberikan bantuan serta solusi untuk petani ketika mendapatkan permasalahan.
"Kita masih memiliki waktu tiga bulan ke depan untuk mencapai target yang tersisa sekitar 29 persen. Sama dengan tahun lalu harapan kami hasil produksi padi di Cianjur surplus dan ketahanan pangan tetap terjaga," katanya.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan untuk menjaga ketahanan pangan di tingkat lokal, pemerintah daerah mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan lahan di pekarangan rumah untuk ditanami tanaman bumbu dapur serta lahan kosong dimanfaatkan menanam palawija.
"Imbauan tersebut sudah disebar ke seluruh kecamatan, ASN menjadi pilot projek melakukan penanaman cabai dan tanaman bumbu dapur lainnya, sehingga gerakan tersebut dapat diikuti warga, sehingga inflasi dapat ditekan dan ketahanan pangan semakin kuat," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 317 hektare lahan sawah di Cianjur rusak akibat gempa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022