Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) menyelidiki penyebar informasi bohong (hoaks) terkait unggahan penjualan bayi dengan modus adopsi anak terdampak gempa Cianjur melalui media sosial.

"Kami akan melakukan lidik pendalaman apabila kami dapatkan dan bisa dikembangkan dan profiling terhadap orang-orangnya nanti akan kita proses hukum," kata Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo, di Polres Cianjur, Jawa Barat, Selasa.

Ibrahim mengaku telah menerima informasi penjualan bayi untuk mengadopsi anak yang menjadi korban terdampak gempa Cianjur melalui media sosial.

Dari hasil penelusuran, Ibrahim menegaskan unggahan informasi melalui media sosial itu tidak dapat dipertanggungjawabkan yang menyesatkan publik, sehingga mengandung unsur pidana.

"Kami sudah pantau benar terkait postingan penjualan bayi memang sampai sekarang belum ada informasi atau data ataupun laporan yang kita terima," ujar Ibrahim.

Ibrahim menambahkan Polda Jabar juga belum menerima laporan atau pengaduan adanya penjualan bayi korban gempa Cianjur.

Ibrahim menyatakan Polda Jabar mengklarifikasi informasi yang tidak benar itu dan masuk ranah pidana.

Ibrahim pun mengimbau masyarakat bijaksana menerima informasi terkait gempa Cianjur, karena seluruh pihak lebih berkonsentrasi terhadap penanganan warga terdampak bencana.

"Kami berharap masyarakat bijaksana untuk melihat segala informasi yang bergulir tidak menjadi residu informasi bagi masyarakat yang menyesatkan," kata Ibrahim pula.
 

Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tidak menyebarkan berita palsu atau hoaks terkait gempa Cianjur di Jawa Barat yang banyak beredar di grup percakapan dan media sosial.

Dalam konferensi pers virtual perkembangan gempa Cianjur yang diikuti di Jakarta, Jumat sore, Deputi Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi mengatakan BMKG bersama Kementerian Sosial dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan sosialisasi di beberapa pos pengungsian terkait langkah harus dilakukan ketika terjadi gempa susulan.

"Kita berjalan terus, karena banyak berita hoaks seolah-olah akan terjadi gempa di sini pada jam berapa, ini lagi berkembang," ujarnya.

Terkait hoaks yang berkembang, ia meminta agar masyarakat untuk tidak menyebarkan kepada pihak lain ketika menerima pesan berantai tentang gempa dengan sumber yang tidak jelas.

"Kalau ada isu akan terjadi gempa yang besar dan lain sebagainya cukup di kita saja tidak usah kita share," tutur Suko.

Sampai dengan pukul 17.00 WIB pada Jumat hari ini telah terjadi 248 gempa susulan, menurut data BMKG.

Ia mengatakan bahwa guncangan terbesar untuk gempa susulan mencapai magnitudo 4,2 dan terkecil magnitudo 1,2. Sebagai catatan, gempa utama yang terjadi pada Senin lalu (21/11) berkekuatan magnitudo 5,6.

Mengenai gempa susulan, dia mengatakan tren memperlihatkan kecenderungan menurun.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polda Jabar menyelidiki informasi hoaks soal jual bayi korban gempa

Pewarta: Taufik Ridwan dan Ahmad Muzdaffar Fauzan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022