Kementerian Kesehatan RI telah mendistribusikan 146 vial obat penawar Fomepizole ke 17 rumah sakit yang sedang menangani pasien gangguan ginjal akut (Acute kidney injury/AKI).

"Sampai 31 Oktober 2022, kami sudah mendatangkan total 246 vial obat Fomepizole ke Indonesia. 146 vial di antaranya sudah disebarkan ke 17 rumah sakit," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril dalam konferensi pers terkait AKI secara daring diikuti dari Zoom di Jakarta, Selasa.

Obat tersebut didistribusikan ke rumah sakit di Provinsi DKI Jakarta yakni RSCM, Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, RSUP Fatmawati, di Jawa Barat RSUD M. Hafiz, RSUP Hasan Sadikin, dan RSUD Dr Soetomo, di Jawa Timur RSUD Syaiful Anwar dan RSUD Bangil, di Bali RSUP Ngurah Rai dan D.I. Yogyakarta RSUP dr Sardjito.

Selain itu di Provinsi Aceh RSUD Dr Zainoel Abidin, di Sumatera Barat RSUP M. Jamil, di Provinsi Sumatera Utara RSUP HAM, di Kalimantan Barat RSUD Soedarso, di Sulawesi Selatan RSUP Wahidin, di Kalimantan Tengah RSUD Kuala Pembuang, dan di Sumatera Selatan RSUP M. Husin.

"Obat antidotum atau penawar ini didatangkan dari Singapura, Australia, Jepang sejumlah 246 vial dibagikan ke 17 rumah sakit yang sedang rawat pasien gangguan ginjal akut," katanya.

Kemenkes saat ini masih menyimpan sisa 100 vial Fomepizole untuk didistribusikan sesuai kebutuhan dan permintaan.

Dia mengatakan pada fase awal gangguan ginjal akut ditandai dengan volume urine yang berkurang. Kerusakan ginjal ditandai dengan tidak adanya produksi urine.

"Fomepizole adalah obat untuk penawar terhadap gangguan ginjal. Sebaiknya diberikan seawal mungkin pada saat pasien diketahui ada suatu keracunan obat," katanya.

Apabila sudah mencapai stadium berat, kata Syahril, akan sulit disembuhkan oleh Fomepizole.
 
"Semakin cepat, akan semakin baik. Tanpa obat penawar, proses perburukannya cepat sekali, hitungannya tidak lebih dari satu atau dua pekan," katanya.

Hingga 31 Oktober 2022, Kemenkes menerima laporan jumlah pasien gangguan ginjal akut mencapai 304 orang, 46 di antaranya masih dirawat, 99 sembuh, dan 159 meninggal dunia.


Gelar perkara

Sementara itu Tim Gabungan Bareskrim Polri melaksanakan gelar perkara kasus gagal ginjal akut yang menewaskan sejumlah pasien untuk menentukan apakah kasus tersebut memenuhi unsur pidana sehinga harus ditingkatkan statusnya dari penyelidikan menjadi penyidikan.


Gelar perkara dilaksanakan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa, oleh tim gabungan Bareskrim Polri, yang terdiri atas Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter), Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba), Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus), dan Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum), beserta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan.

"Iya, hari ini gelar perkara untuk meningkatkan dari lidik (penyelidikan) ke sidik (penyidikan)," kata Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Pipit Rismanto.

Dalam proses gelar perkara tersebut, kata Pipit, penyidik mengkaji segala hal termasuk urusan medis dan tindak lanjut setelah proses hukum naik ke tahap penyidikan.

"Ini masalahnya kan urusan medis, ini di sini kan harus ada ahli, enggak bisa Dittipidter sebagai penyidik terus menjawab tentang medis, akan kesulitan, terus masalah tindak lanjutnya apa, pembagian tugas nanti mana yang perlu didalami; harus semuanya komprehensif," kata Pipit.

Sebelumnya, Senin (31/10), Bareskrim Polri bersama BPOM menemukan 2 industri farmasi swasta di Indonesia menggunakan bahan baku propilen glikol melampaui ambang batas aman pada produk obat sirop yang dipasarkan.

Dua industri farmasi tersebut adalah PT Yarindo Farmatama di Jalan Modern Industri IV Kav. 29, Cikande, Serang, Banten, dan PT Universal Pharmaceutical Industries di Tanjung Mulia, Medan, Sumatera Utara.

Dari PT Yarindo, petugas menyita barang bukti berupa ribuan produk obat sirop bermerek dagang Flurin DMP yang tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Selain itu, petugas gabungan juga menyita sejumlah dokumen terkait pengadaan bahan baku untuk menelusuri lebih jauh jangkauan distribusi bahan baku produk tersebut.

Sementara dari fasilitas produksi PT Universal Pharmaceutical Industries, tim gabungan menyita ratusan ribu produk obat sirop bermerek dagang Unibebi untuk demam dan batuk.

 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes kirim penawar gangguan ginjal akut ke 17 RS

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022