Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi menguat tipis dibayangi potensi bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed untuk terus menaikkan suku bunga kebijakan.
IHSG dibuka naik tipis 0,04 poin atau 0,001 persen ke posisi 6.980,69. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,19 poin atau 0,42 persen ke posisi 997,873.
"Para pelaku pasar mencermati potensi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga kebijakan secara agresif dalam dua pertemuan yang tersisa tahun ini," kata Analis Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji kepada Antara di Jakarta, Jumat.
Fed diperkirakan terus menaikkan suku bunga karena inflasi tetap tinggi, dengan beberapa memperkirakan suku bunga acuan akan mencapai puncak di atas 5,0 persen. Suku bunga saat ini berada di kisaran 3,00 persen - 3,25 persen.
Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan pada Kamis (20/10) bahwa bank sentral belum selesai menaikkan target suku bunga jangka pendeknya di tengah tingkat inflasi yang sangat tinggi, sambil menambahkan kemungkinan bank sentral AS akan menemukan ruang tahun depan untuk menghentikan proses pengetatan dan mempertimbangkan bagaimana kenaikan suku bunga berdampak pada perekonomian.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pengangguran awal negara itu, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 12.000 menjadi 214.000 dalam pekan yang berakhir 15 Oktober. Para ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan klaim baru menjadi total 230.000.
The Conference Board yang berbasis di New York mengatakan indeks ekonomi terkemuka AS turun 0,4 persen pada September dan lintasan penurunan yang terus-menerus dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan "resesi semakin mungkin terjadi sebelum akhir tahun."
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
IHSG dibuka naik tipis 0,04 poin atau 0,001 persen ke posisi 6.980,69. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,19 poin atau 0,42 persen ke posisi 997,873.
"Para pelaku pasar mencermati potensi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga kebijakan secara agresif dalam dua pertemuan yang tersisa tahun ini," kata Analis Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji kepada Antara di Jakarta, Jumat.
Fed diperkirakan terus menaikkan suku bunga karena inflasi tetap tinggi, dengan beberapa memperkirakan suku bunga acuan akan mencapai puncak di atas 5,0 persen. Suku bunga saat ini berada di kisaran 3,00 persen - 3,25 persen.
Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan pada Kamis (20/10) bahwa bank sentral belum selesai menaikkan target suku bunga jangka pendeknya di tengah tingkat inflasi yang sangat tinggi, sambil menambahkan kemungkinan bank sentral AS akan menemukan ruang tahun depan untuk menghentikan proses pengetatan dan mempertimbangkan bagaimana kenaikan suku bunga berdampak pada perekonomian.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pengangguran awal negara itu, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 12.000 menjadi 214.000 dalam pekan yang berakhir 15 Oktober. Para ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan klaim baru menjadi total 230.000.
The Conference Board yang berbasis di New York mengatakan indeks ekonomi terkemuka AS turun 0,4 persen pada September dan lintasan penurunan yang terus-menerus dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan "resesi semakin mungkin terjadi sebelum akhir tahun."
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022