ANTARAJAWABARAT.com, 11/12 - PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten mengembangkan penggunaan energi terbarukan mikrohidro dan biogas bagi masyarakat di pelosok wilayah Jawa Barat dan Banten.
"Saat ini tercatat sekitar 28 titik kampung energi mandiri yang telah dipasang baik instalasi biogas maupun mikrohidro," kata General Manager Humas PLN DJBB Achmadsyah di Bandung, Selasa.
Lokasi program corporate social responsibility (CSR) di 28 titik tersebut berada di wilayah Sumedang, Cianjur Selatan, Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya dan Bogor.
"Kami memasang instalasi energi terbarukan tersebut di daerah yang secara tekno ekonomis sulit terjangkau dengan listrik PLN," katanya.
Penggunaan energi mandiri ini telah dapat menerangi sekitar 1.285 kepala keluarga yang dengan dana sekitar Rp1,8 miliar. Instalasi energi mandiri tersebut selanjutnya dikelola oleh Koperasi dan Badan Usaha Milik Desa.
Warga yang menggunakan aliran listrik itu iuran kepada yang mengelola untuk biaya perawatan instalasi sesuai kesepakatan dengan koordinator desa setempat.
"Selain berguna untuk penenerangan, biogas juga dipergunakan masyarakat untuk memasak," katanya.
Penggunaan Biogas dan minihidro untuk listrik di daerah yang susah terjangkau PLN akan menghemat pengeluaran warga sekitar Rp30 ribu per bulan per kepala keluarga. Dengan asumsi bahwa rata-rata pengeluaran listrik untuk daya 450 VA adalah Rp40 ribu hingga Rp60 ribu sedangkan biaya operasional penggunaan biogas sekitar Rp.10 ribu per bulan
Selain itu PLN DJBB juga telah membeli energi terbarukan dari swasta. Sampai dengan tahun 2012 PLN DJBB telah menandatangani 12 perjanjian kerja sama pembelian listrik dengan total kapasitas 51,5 MW (Mega Watt).
Dari 12 perjanjian tersebut, dua diantaranya sudah mulai beroperasi yakni PLTM Cijampang dengan kapasitas 1.100 kW dan PLTSa Bantar Gebang Bekasi dengan kapasitas 1.400 kW.
"Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No.31 Tahun 2009, bahwa PLN diwajibkan untuk membeli pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan skala kecil dan menengah dengan kapasitas sampai dengan 10 MW," kata GM Humas PLN DJBB itu.***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
"Saat ini tercatat sekitar 28 titik kampung energi mandiri yang telah dipasang baik instalasi biogas maupun mikrohidro," kata General Manager Humas PLN DJBB Achmadsyah di Bandung, Selasa.
Lokasi program corporate social responsibility (CSR) di 28 titik tersebut berada di wilayah Sumedang, Cianjur Selatan, Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya dan Bogor.
"Kami memasang instalasi energi terbarukan tersebut di daerah yang secara tekno ekonomis sulit terjangkau dengan listrik PLN," katanya.
Penggunaan energi mandiri ini telah dapat menerangi sekitar 1.285 kepala keluarga yang dengan dana sekitar Rp1,8 miliar. Instalasi energi mandiri tersebut selanjutnya dikelola oleh Koperasi dan Badan Usaha Milik Desa.
Warga yang menggunakan aliran listrik itu iuran kepada yang mengelola untuk biaya perawatan instalasi sesuai kesepakatan dengan koordinator desa setempat.
"Selain berguna untuk penenerangan, biogas juga dipergunakan masyarakat untuk memasak," katanya.
Penggunaan Biogas dan minihidro untuk listrik di daerah yang susah terjangkau PLN akan menghemat pengeluaran warga sekitar Rp30 ribu per bulan per kepala keluarga. Dengan asumsi bahwa rata-rata pengeluaran listrik untuk daya 450 VA adalah Rp40 ribu hingga Rp60 ribu sedangkan biaya operasional penggunaan biogas sekitar Rp.10 ribu per bulan
Selain itu PLN DJBB juga telah membeli energi terbarukan dari swasta. Sampai dengan tahun 2012 PLN DJBB telah menandatangani 12 perjanjian kerja sama pembelian listrik dengan total kapasitas 51,5 MW (Mega Watt).
Dari 12 perjanjian tersebut, dua diantaranya sudah mulai beroperasi yakni PLTM Cijampang dengan kapasitas 1.100 kW dan PLTSa Bantar Gebang Bekasi dengan kapasitas 1.400 kW.
"Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No.31 Tahun 2009, bahwa PLN diwajibkan untuk membeli pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan skala kecil dan menengah dengan kapasitas sampai dengan 10 MW," kata GM Humas PLN DJBB itu.***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012