Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan ditutup menguat tipis meski dibayangi potensi memanasnya konflik Rusia dan Ukraina.
IHSG ditutup naik tipis 4,6 poin atau 0,07 persen ke posisi 7.040,798. Kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 juga meningkat 2,44 poin atau 0,24 persen ke posisi 1.011,475.
"Hal ini seiring dengan rencana Rusia mendeklarasikan empat wilayah Ukraina sebagai bagian dari Rusia," kata Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus kepada Antara di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, rencana deklarasi Rusia akan memancing kemarahan Ukraina dan Blok Barat. Pasar memandang rencana Rusia tersebut akan menyebabkan pupusnya jalan perdamaian kedua negara tersebut sehingga akan semakin panas secara geopolitik.
Sentimen pasar lainnya datang dari The Caixin China General Manufacturing Purchasing Managers' Index yang secara tak terduga turun menjadi 48,1 pada September 2022 dari 49,5 pada bulan sebelumnya. PMI Non-Manufaktur Biro Statistik Nasional Tiongkok (NBS) juga turun ke level terendah empat bulan di 50,6 dari 52,6.
PMI Manufaktur NBS Negeri Panda justru meningkat menjadi 50,1 dari 49,4, melampaui perkiraan pasar yakni 49,6.
Maximilianus berpendapat kinerja tersebut masih mencerminkan dampak wabah yang berkepanjangan sehingga masih mempengaruhi aktivitas ekonomi Tiongkok.
Maximilianus berpendapat kinerja tersebut masih mencerminkan dampak wabah yang berkepanjangan sehingga masih mempengaruhi aktivitas ekonomi Tiongkok.
Dibuka menguat, IHSG langsung anjlok ke zona merah sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di teritori negatif lalu bergerak perlahan ke zona hijau menjelang dan hingga penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor terkoreksi dimana sektor properti paling dalam yaitu minus 1,44 persen, diikuti sektor transportasi dan logistik serta sektor teknologi masing-masing minus 1,39 persen dan 1,29 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022