Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari memaparkan 17 desa terdampak banjir dan tanah longsor di lima kecamatan di Kabupaten Garut.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB pada Sabtu malam, kata Abdul dalam siaran pers, desa di Kecamatan Pameungpeuk yang terkena dampak antara lain Pameungpeuk, Paas, Mandalakasih, Sirnabakti dan Bojong Kidul.
Kemudian Desa Jayabakti di Kecamatan Banjarwangi. Desa Sukamukti dan Desa Sukanagara di Kecamatan Cisompet.
Selanjutnya Desa Singajaya, Desa Karangagung, Desa Girimukti, Desa Pancasura dan Desa Sukamulya yang terdampak di Kecamatan Singajaya. Terakhir di Kecamatan Cibalong, yang terdampak meliputi Desa Mekarwangi, Desa Mekarsari, Desa Simpang dan Desa Mekarmukti.
Laporan terakhir menyatakan, kondisi sejumlah desa yang terdampak saat ini sudah tidak ada lagi genangan air. Tim gabungan bersama masyarakat juga mulai membersihkan lumpur dan material yang terbawa banjir serta tanah longsor.
Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Garut, Jawa Barat, Kamis (22/9) telah merenggut korban jiwa satu orang, dan sebanyak 1.672 Kepala Keluarga atau 4.876 orang terkena dampaknya.
Sebanyak delapan rumah dilaporkan rusak berat, empat rusak sedang, 4 rumah rusak ringan, 1.628 rumah terdampak, 7 tempat ibadah terdampak, 5 jembatan rusak, 4 titik jalan rusak dan 3 Tembok Penahan Tanah (TPT) turut terdampak.
Abdul mengimbau masyarakat di kawasan tersebut untuk tidak panik namun meningkatkan kewaspadaan. Warga penting untuk waspada, khususnya bagi mereka yang tinggal di lokasi pegunungan atau yang berdekatan dengan lereng tebing dan bantaran sungai.
Sebab berdasarkan informasi prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Kabupaten Garut masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang sampai Minggu (25/9).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB paparkan 17 desa terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB pada Sabtu malam, kata Abdul dalam siaran pers, desa di Kecamatan Pameungpeuk yang terkena dampak antara lain Pameungpeuk, Paas, Mandalakasih, Sirnabakti dan Bojong Kidul.
Kemudian Desa Jayabakti di Kecamatan Banjarwangi. Desa Sukamukti dan Desa Sukanagara di Kecamatan Cisompet.
Selanjutnya Desa Singajaya, Desa Karangagung, Desa Girimukti, Desa Pancasura dan Desa Sukamulya yang terdampak di Kecamatan Singajaya. Terakhir di Kecamatan Cibalong, yang terdampak meliputi Desa Mekarwangi, Desa Mekarsari, Desa Simpang dan Desa Mekarmukti.
Laporan terakhir menyatakan, kondisi sejumlah desa yang terdampak saat ini sudah tidak ada lagi genangan air. Tim gabungan bersama masyarakat juga mulai membersihkan lumpur dan material yang terbawa banjir serta tanah longsor.
Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Garut, Jawa Barat, Kamis (22/9) telah merenggut korban jiwa satu orang, dan sebanyak 1.672 Kepala Keluarga atau 4.876 orang terkena dampaknya.
Sebanyak delapan rumah dilaporkan rusak berat, empat rusak sedang, 4 rumah rusak ringan, 1.628 rumah terdampak, 7 tempat ibadah terdampak, 5 jembatan rusak, 4 titik jalan rusak dan 3 Tembok Penahan Tanah (TPT) turut terdampak.
Abdul mengimbau masyarakat di kawasan tersebut untuk tidak panik namun meningkatkan kewaspadaan. Warga penting untuk waspada, khususnya bagi mereka yang tinggal di lokasi pegunungan atau yang berdekatan dengan lereng tebing dan bantaran sungai.
Sebab berdasarkan informasi prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Kabupaten Garut masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang sampai Minggu (25/9).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB paparkan 17 desa terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022