Tiga tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil meraih juara dalam kompetisi ASEAN Data Science Explorers (ASEANDSE) Final Nasional 2022 yang berlangsung secara virtual.
“Program ASEANDSE berupaya untuk memberdayakan pemuda ASEAN kita dengan keterampilan digital yang penting, mengembangkan keterampilan kolaborasi, kemampuan untuk mengkomunikasikan ide, dan berpikir kritis,” ujar Industry Business Architect, SAP Indonesia, Rian A Sagara, di Jakarta, Selasa.
Dia menambahkan kemampuan itu sangat penting untuk menjadi pemimpin yang efektif. Pihaknya terkesan dengan kualitas ide yang disajikan para peserta dan berharap kompetisi itu akan mengawali perjalanan mereka dalam dunia Data Science.
“Melalui kemitraan dengan ASEAN Foundation, kami bertujuan untuk terus mengarahkan kaum muda untuk berkembang di dunia yang terus berubah dan menginspirasi mereka untuk menempa masa depan yang lebih cerah dan lebih adil bagi semua orang di Asia Tenggara,” kata dia.
ASEANDSE merupakan program unggulan yang diinisiasi ASEAN Foundation bersama SAP untuk merangkul dan mempersiapkan pemuda masa kini untuk dunia pada masa depan.
Kompetisi analisis data regional yang menyasar mahasiswa di 10 negara anggota ASEAN.
Dengan menggunakan SAP Analytics Cloud, program ini mengharuskan mahasiswa memberikan solusi dan rekomendasi berbasis data, inovatif, dan feasible untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi mendesak di ASEAN, khususnya terkait enam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (United Nations Sustainable Development Goals).
“Solusi yang diajukan kaum muda tidak terbatas pada kampanye, kebijakan, produk, layanan, atau rekomendasi relawan. Lebih jauh, solusi ini juga akan didistribusikan kepada badan-badan ASEAN yang relevan untuk dipertimbangkan,” jelas dia lagi.
Pemenang pertama yakni tim Matrix Explorers dari ITB yang terdiri dari Rini Nur Fatimah dan Muhammad Fijar Aswad yang fokus dalam mendidik masyarakat ASEAN tentang pentingnya mengurangi konsumsi listrik untuk menanggulangi perubahan iklim.
Pemenang kedua yakni tim Caunchy y-Riemann Plus Ultra, beranggotakan Richardy Lobo' Sapan dan Joey Mangalo dari Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung. Mereka merancang proyek yang memberdayakan kaum muda menuju masa depan yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat ASEAN.
Pemenang ketiga yakni tim Theodolit Sprint, yang terdiri dari Muhammad Faisal Anshory dan Lukman Fadlansyah Ramadhan dari Institut Teknologi Bandung merancang proyek mengenai ketahanan perkotaan terhadap bencana yang didorong oleh perubahan iklim.
Tim Matrix Explorers dari Institut Teknologi Bandung mewakili Indonesia untuk Final Regional ASEAN DSE 2022 yang akan berlangsung di Phnom Penh, Kamboja, pada 12 Oktober 2022.
Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, Dr Yang Mee Eng, mengatakan pihaknya memperkuat misinya untuk menyediakan platform yang imersif bagi pemuda ASEAN untuk mempelajari keterampilan masa depan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital di kawasan pasca-pandemi.
Tim ITB ini terdiri atas Stephanie dan Owen Nixon Jimawan. Proyek mereka berfokus pada solusi untuk menghijaukan kota dari polusi dan perubahan iklim. Sebagai pemenang pertama mereka akan mewakili Indonesia di final regional pada Oktober 2019.
Sedangkan pemenang kedua diraih oleh Tim Sadikin, yang terdiri atas Shalahuddin Al Ayyubi dan Firdaus Wahyu Nugroho, juga dari ITB. Proyek mereka dirancang untuk menyoroti dan mempromosikan profesionalisme perempuan STEM.
Tim Prajna, yang terdiri atas Faris Abdurrachman dan Ebara Gikami Lufti dari Universitas Indonesia (UI) menjadi runner-up kedua untuk proyek mereka dalam memecahkan masalah ketenagakerjaan informal di ASEAN.
Tiga pemenang dipilih karena urgensi topik mereka, solusi yang disampaikan melalui storyboard mereka dan kejelasan presentasi mereka.
"Inisiatif ini meningkatkan kapasitas para pemuda ASEAN untuk memanfaatkan peluang besar yang ada di depan mereka. Pada saat yang sama, inisiatif ini membekali mereka dengan keterampilan digital yang relevan yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh Revolusi Industri 4.0,” kata Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Elaine Tan.
Sementara itu Direktur Pelaksana SAP Indonesia Andreas Diantoro mengatakan bersama dengan ASEAN Foundation pihaknya terus mendorong kaum muda untuk menjadi kreatif dan mengembangkan inovasi untuk mendukung masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi Indonesia dan orang lain di kawasan ini, terutama dengan memberikan keterampilan yang membantu mereka menghadapi pengalaman ekonomi dan berkontribusi untuk Indonesia 4.0.
ASEANDSE adalah program regional oleh ASEAN Foundation dan SAP yang bertujuan untuk mengkatalisasi aktivisme di kalangan mahasiswa di ASEAN. Sejak didirikan pada tahun 2017, ASEANDSE telah memberdayakan lebih dari 9.000 anak muda dari 230 institusi pendidikan tinggi di wilayah ini dengan keterampilan analitik data.
Entri kompetisi meningkat dua kali lipat tahun ini dengan 1.300 tim siswa dari berbagai disiplin ilmu seperti ilmu politik, teknik dan arsitektur yang mengumpulkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti dari data untuk menghasilkan solusi yang berdampak pada bidang-bidang ini.
Kompetisi di Indonesia adalah satu dari 10 final nasional ASEANDSE 2019 yang berlangsung di seluruh wilayah pada bulan September 2019, di mana 10 tim terbaik dari masing-masing negara anggota bersaing untuk mendapatkan tempat untuk mewakili Indonesia di final regional.
Baca juga: Program akademi kecerdasan buatan pertama di Indonesia hadir di ITB
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tiga tim ITB raih juara dalam ASEAN Data Science Explorers
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022