Hasil survei Indometer menunjukkan publik memberikan apresiasi positif kepada Presiden Joko Widodo atas kinerja pemerintah dalam mengatasi inflasi.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indometer Leonard menyebutkan sebanyak 80,2 persen responden menyatakan puas terhadap kinerja presiden dalam hasil survei yang diterima di Jakarta, Senin.
"Publik puas dengan kinerja Jokowi karena dinilai telah bekerja keras mengatasi inflasi," kata Leonard.
Menurut dia, masyarakat Indonesia menyadari situasi saat ini memang sulit; namun, masyarakat melihat Pemerintah bekerja mencari solusi. Dalam beberapa bulan terakhir, Pemerintah bertahan untuk menggelontorkan subsidi yang diuntungkan dengan windfall komoditas di pasar global.
"Tetapi, sinyalemen menunjukkan bahwa kenaikan harga komoditas mulai melandai, yang akan berpengaruh terhadap pemasukan APBN," tambahnya.
Hal itu terbukti dari rencana Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, yaitu Pertalite dan solar, katanya. DPR menolak adanya kuota tambahan yang berpotensi membuat anggaran subsidi terus membengkak. Pemerintah masih membuat skenario kenaikan harga Pertalite dan solar dengan sejumlah opsi dan menyiapkan bantuan sosial (bansos).
"Kenaikan harga BBM bersubsidi bisa dipastikan akan mengerek laju inflasi dan menuai protes masyarakat," katanya.
Naiknya harga Pertalite, katanya, bisa membuat selisih harga dengan Pertamax, yang merupakan BBM non-subsidi, menjadi lebih kecil. Pemerintah telah mendorong agar masyarakat mengonsumsi BBM dengan oktan tinggi dan lebih ramah lingkungan.
"Pemerintah harus bisa menjelaskan kepada masyarakat mengapa BBM bersubsidi dinaikkan serta apa kompensasi yang bisa didapatkan," imbuhnya.
Sebagai catatan, terdapat 18,9 persen responden yang menyatakan tidak puas, di antaranya 1,1 persen merasa sangat tidak puas, dan sisanya 0,9 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Survei Indometer dilakukan pada 15-20 Agustus 2022 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi yang dipilih secara acak bertingkat survei (multistage random sampling). Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Margin of error survei sekitar 2,98 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebelumnya Survei dari Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 16 sampai 24 Juni 2022 menunjukkan bahwa sebanyak 67,5 persen responden merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, saat menyampaikan hasil survei tersebut, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, di Jakarta, Senin, 67,5 persen responden yang merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi tersebut terdiri atas 9,7 persen responden yang menyatakan sangat puas dan 57,8 persen menyatakan cukup puas.
“Jadi, total mereka yang puas atau sangat puas itu 67,5 persen,” jelas Burhanuddin.
Sementara itu, lanjut dia, 25,8 persen responden lainnya merasa kurang puas dengan kinerja Presiden Jokowi, 4,4 persen merasa tidak puas sama sekali, dan 2,2 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab pertanyaan dalam survei.
Pada kesempatan yang sama, Burhanuddin juga menyampaikan, hasil survei pada bulan Juni ini menunjukkan adanya peningkatan kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi. Sebelumnya pada bulan April 2022, Indikator Politik Indonesia menemukan bahwa kepuasan publik terhadap kinerja Presiden hanya mencapai 59,9 persen.
“Ini ada kabar baik bahwa tren kepuasan terhadap kinerja Presiden itu meningkat,” kata dia.
Lalu, ditemukan pula bahwa berdasarkan sosio demografi, responden dengan tingkat kepuasan tertinggi ada di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, dan Nusa Tenggara.
Lebih lanjut, Burhanuddin memaparkan lima alasan terbanyak yang dipilih oleh responden sehingga mereka merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi dalam periode survei 16 sampai 24 Juni 2022 itu.
Pertama, alasan tertinggi dengan nilai 38,1 persen yang membuat responden secara umum merasa sangat puas dengan kinerja pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi, adalah karena adanya pemberian bantuan pada rakyat kecil.
Selanjutnya, alasan kedua dengan nilai 20 persen adalah responden menilai Presiden Jokowi telah membangun berbagai infrastruktur, seperti jalan dan jembatan. Alasan berikutnya adalah kinerja Presiden dinilai 9,8 persen sudah bagus, 6,8 persen merakyat, dan 4,8 persen dinilai baik.
“Itu lima alasan paling banyak yang dipilih oleh responden mengapa mereka puas,” kata Burhanuddin.
Sementara itu, tambah dia, ada lima alasan pula yang menyebabkan sekitar 30 persen responden merasa kurang puas dan tidak puas terhadap kinerja Presiden Jokowi.
Pertama, sumber ketidakpuasan responden sebanyak 44,1 persen adalah berkenaan dengan faktor harga-harga kebutuhan pokok yang meningkat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indometer: 80,2 persen responden puas terhadap kinerja Presiden Jokowi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indometer Leonard menyebutkan sebanyak 80,2 persen responden menyatakan puas terhadap kinerja presiden dalam hasil survei yang diterima di Jakarta, Senin.
"Publik puas dengan kinerja Jokowi karena dinilai telah bekerja keras mengatasi inflasi," kata Leonard.
Menurut dia, masyarakat Indonesia menyadari situasi saat ini memang sulit; namun, masyarakat melihat Pemerintah bekerja mencari solusi. Dalam beberapa bulan terakhir, Pemerintah bertahan untuk menggelontorkan subsidi yang diuntungkan dengan windfall komoditas di pasar global.
"Tetapi, sinyalemen menunjukkan bahwa kenaikan harga komoditas mulai melandai, yang akan berpengaruh terhadap pemasukan APBN," tambahnya.
Hal itu terbukti dari rencana Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, yaitu Pertalite dan solar, katanya. DPR menolak adanya kuota tambahan yang berpotensi membuat anggaran subsidi terus membengkak. Pemerintah masih membuat skenario kenaikan harga Pertalite dan solar dengan sejumlah opsi dan menyiapkan bantuan sosial (bansos).
"Kenaikan harga BBM bersubsidi bisa dipastikan akan mengerek laju inflasi dan menuai protes masyarakat," katanya.
Naiknya harga Pertalite, katanya, bisa membuat selisih harga dengan Pertamax, yang merupakan BBM non-subsidi, menjadi lebih kecil. Pemerintah telah mendorong agar masyarakat mengonsumsi BBM dengan oktan tinggi dan lebih ramah lingkungan.
"Pemerintah harus bisa menjelaskan kepada masyarakat mengapa BBM bersubsidi dinaikkan serta apa kompensasi yang bisa didapatkan," imbuhnya.
Sebagai catatan, terdapat 18,9 persen responden yang menyatakan tidak puas, di antaranya 1,1 persen merasa sangat tidak puas, dan sisanya 0,9 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Survei Indometer dilakukan pada 15-20 Agustus 2022 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi yang dipilih secara acak bertingkat survei (multistage random sampling). Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Margin of error survei sekitar 2,98 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebelumnya Survei dari Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 16 sampai 24 Juni 2022 menunjukkan bahwa sebanyak 67,5 persen responden merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, saat menyampaikan hasil survei tersebut, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, di Jakarta, Senin, 67,5 persen responden yang merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi tersebut terdiri atas 9,7 persen responden yang menyatakan sangat puas dan 57,8 persen menyatakan cukup puas.
“Jadi, total mereka yang puas atau sangat puas itu 67,5 persen,” jelas Burhanuddin.
Sementara itu, lanjut dia, 25,8 persen responden lainnya merasa kurang puas dengan kinerja Presiden Jokowi, 4,4 persen merasa tidak puas sama sekali, dan 2,2 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab pertanyaan dalam survei.
Pada kesempatan yang sama, Burhanuddin juga menyampaikan, hasil survei pada bulan Juni ini menunjukkan adanya peningkatan kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi. Sebelumnya pada bulan April 2022, Indikator Politik Indonesia menemukan bahwa kepuasan publik terhadap kinerja Presiden hanya mencapai 59,9 persen.
“Ini ada kabar baik bahwa tren kepuasan terhadap kinerja Presiden itu meningkat,” kata dia.
Lalu, ditemukan pula bahwa berdasarkan sosio demografi, responden dengan tingkat kepuasan tertinggi ada di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, dan Nusa Tenggara.
Lebih lanjut, Burhanuddin memaparkan lima alasan terbanyak yang dipilih oleh responden sehingga mereka merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi dalam periode survei 16 sampai 24 Juni 2022 itu.
Pertama, alasan tertinggi dengan nilai 38,1 persen yang membuat responden secara umum merasa sangat puas dengan kinerja pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi, adalah karena adanya pemberian bantuan pada rakyat kecil.
Selanjutnya, alasan kedua dengan nilai 20 persen adalah responden menilai Presiden Jokowi telah membangun berbagai infrastruktur, seperti jalan dan jembatan. Alasan berikutnya adalah kinerja Presiden dinilai 9,8 persen sudah bagus, 6,8 persen merakyat, dan 4,8 persen dinilai baik.
“Itu lima alasan paling banyak yang dipilih oleh responden mengapa mereka puas,” kata Burhanuddin.
Sementara itu, tambah dia, ada lima alasan pula yang menyebabkan sekitar 30 persen responden merasa kurang puas dan tidak puas terhadap kinerja Presiden Jokowi.
Pertama, sumber ketidakpuasan responden sebanyak 44,1 persen adalah berkenaan dengan faktor harga-harga kebutuhan pokok yang meningkat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indometer: 80,2 persen responden puas terhadap kinerja Presiden Jokowi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022