ANTARAJAWABARAT.com,1/9 - Sejumlah nelayan di daerah Pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terus mengembangkan usaha pengolahan tulang ikan untuk memenuhi permintaan ekspor tujuan Jepang dan China.
"Usaha pengolahan tulang ikan mulai diminati oleh nelayan Indramayu karena cukup menjanjikan permintaan dari Jepang dan China terus meningkat setiap tahun,"kata Rusdi salah seorang nelayan di Karangsong Kabupaten Indramayu , Sabtu.
Perajin pengolaha ikan kini bisa memanfaatkan tulang ikan dengan harga cukup tinggi, untuk kualitas baik kisaran Rp40 ribu per kilogram, sebelumnya hanya dijadikan pakan tambahan bagi peternak bebek dan ayam di Pantura.
"Sejumlah perajin olah ikan mengaku belum bisa memenuhi permintaan ekspor secera maksimal karena produksi sering terkendala sulitnya bahan baku ikan segar jika nelayan berhenti melaut,"kata Rusdi.
Muhamad perajin lain di Indramayu menuturkan, permintaan tulang ikan untuk ekspor semakin meningkat kesempatan baik, bagi nelayan mengembangkan usaha tersebut karena masih menjanjikan, cocok di daerah Pantura karena udara panas memudahkan proses pengeringan.
"Pengeringan tulang ikan masih cara tradisional yakni mengandalkan panas matahari, musim kemarau kesempatan perajin untuk meningkatkan produksi mereka,"katanya.
Sementara itu manajer Tempat Pelelangan Ikan Karangsong Indramayu menuturkan, pengolahan tulang ikan di daerah Pantura kabupaten Indramayu potensial dikembangkan, selain permintaan ekspor terus meningkat bahan baku mudah didapatkan dari TPI setempat.
Udara Pantura cocok menjemur tulang ikan, kata dia karena cukup panas terutama memasuki kemarau panjang, kesempatan bagi semua perajin pengolahan ikan meningkatkan produksi mereka.***2***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
"Usaha pengolahan tulang ikan mulai diminati oleh nelayan Indramayu karena cukup menjanjikan permintaan dari Jepang dan China terus meningkat setiap tahun,"kata Rusdi salah seorang nelayan di Karangsong Kabupaten Indramayu , Sabtu.
Perajin pengolaha ikan kini bisa memanfaatkan tulang ikan dengan harga cukup tinggi, untuk kualitas baik kisaran Rp40 ribu per kilogram, sebelumnya hanya dijadikan pakan tambahan bagi peternak bebek dan ayam di Pantura.
"Sejumlah perajin olah ikan mengaku belum bisa memenuhi permintaan ekspor secera maksimal karena produksi sering terkendala sulitnya bahan baku ikan segar jika nelayan berhenti melaut,"kata Rusdi.
Muhamad perajin lain di Indramayu menuturkan, permintaan tulang ikan untuk ekspor semakin meningkat kesempatan baik, bagi nelayan mengembangkan usaha tersebut karena masih menjanjikan, cocok di daerah Pantura karena udara panas memudahkan proses pengeringan.
"Pengeringan tulang ikan masih cara tradisional yakni mengandalkan panas matahari, musim kemarau kesempatan perajin untuk meningkatkan produksi mereka,"katanya.
Sementara itu manajer Tempat Pelelangan Ikan Karangsong Indramayu menuturkan, pengolahan tulang ikan di daerah Pantura kabupaten Indramayu potensial dikembangkan, selain permintaan ekspor terus meningkat bahan baku mudah didapatkan dari TPI setempat.
Udara Pantura cocok menjemur tulang ikan, kata dia karena cukup panas terutama memasuki kemarau panjang, kesempatan bagi semua perajin pengolahan ikan meningkatkan produksi mereka.***2***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012