Wali Kota Depok, Mohammad Idris menyampaikan, makna berkurban pada hari raya Idul Adha, salah satunya adalah meningkatkan rasa empati dan kepedulian antarsesama.
"Idul Adha dimaknai sebagai momentum untuk meningkatkan rasa empati dan kepedulian kepada sesama," kata Mohammad Idris di Depok, Minggu
Idris mengatakan, seluruh umat Islam baik yang sedang menunaikan ibadah haji di tanah suci maupun mereka yang berada di negeri masing-masing di Hari Raya Idul Adha sama-sama mengumandangkan takbir.
Menurutnya, itu sebagai bukti yang konkret atau jelas bahwa umat Islam mempersembahkan ketundukan dan ketaatan hanya kepada Allah SWT dengan mengangungkan asma-Nya.
Dikatakannya, mengumandangkan takbir Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, sebagai bukti yang konkret, jelas bahwa kita hamba-hamba Allah SWT mempersembahkan ketundukan, ketaatan, hanya kepada Allah SWT dengan mengagungkan asma-Nya.
Lebih lanjut Mohammad Idris mengatakan, Idul Adha juga sekaligus merupakan sebuah konsep kehidupan untuk keselamatan umat manusia di dunia maupun akhirat. Konsep ini dapat dilihat dari firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah Ayat 197.
"Haji adalah pada bulan-bulan yang telah dimaklumi. Singkat jelas Allah SWT mengatakan itu. Bulan-bulan yang dimaksudnya dalam ayat ini adalah bulan Syawal, Dzulkaidah dan Dzulhijjah, dimana bulan ini disebut sebagai musim haji," ujarnya.
Selain itu, tutur Mohammad Idris, hamba-hamba Allah SWT yang tidak menunaikan ibadah haji dianjurkan untuk menghidupkan sunnah-sunnah Baginda Rasulullah SAW. Seperti, berpuasa pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dan dilanjutkan shalat dengan memperbanyak takbir hingga tanggal 13 Dzulhijjah.
Sementara itu Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Jawa Barat (Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah/2022 Masehi merupakan momentum bagi seluruh umat Muslim untuk berkorban bagi agama, bangsa dan negara.
"Momentum Idul Adha ini, mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah, yakni mau berkorban bagi bangsa, negara dam agama. Keikhlasan dalam melaksanakan perintah Allah SWT," kata Uu Ruzhanul Ulum, seusai melaksanakan Shalat Idul Adha 1443 Hijriah/2022 Masehi di Lapangan Gasibu Bandung, Ahad.
Plh. Gubernur Jabar Uu mengatakan setidaknya terdapat tiga hikmah dalam Hari Raya Idul Adha yang harus dicermati umat Islam dalam menjalani kehidupan.
"Pertama, ikhlas menjalankan semua perintah Allah seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya saat mendapat ujian dari Allah. Tidak berpikir kiri dan kanan, tapi ikhlas karena Allah," kata dia.
Hikmah yang kedua ialah menjalankan perintah Allah tanpa rasa takut sedikitpun dan hanya berupaya melaksanakan perintah Allah SWT dengan baik.
"Jalankan perintah Allah, tidak ada rasa takut itu dan ini, intinya kita melaksanakan semua perintah Allah," katanya.
Dan hikmah yang ketiga adalah berani berkurban untuk agama, bangsa, dan negara sebagaimana dicontohkan oleh keluarga Nabi Ibrahim yang rela berkurban.
"Sehingga momentum Idul Adha ini kita bisa mengambil hikmah. Mudah-mudahan kita ikhlas dalam menjalankan dan taat pada perintah Allah SWT dan mau berkorban bagi agama, bangsa, dan negara," katanya.
Plh Gubernur Jabar juga berharap masyarakat mendapat semua kebaikan dari Idul Adha.
Shalat Idul Adha 1443 Hijriah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Lapangan Gasibu Bandung, Ahad pagi, diawali dengan sambutan Uu Ruzhanul Ulum.
Bertindak sebagai imam shalat adalah Dr KH Asep Mustofa Kamal M Ag, Pimpinan Ponpes Ulumui Our'an Al Mustofa Sumedang, sementara yang menjadi Khatib adalah KH Ahmad Haedar sebagai Pengurus MUI Kota Bandung.
Panitia Shalat Idul Adha juga meminta masyarakat yang shalat di Lapangan Gasibu untuk tetap melakukan prokes COVID-19 dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau penyanitasi tangan (hand sanitizer).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Idul Adha dimaknai sebagai momentum untuk meningkatkan rasa empati dan kepedulian kepada sesama," kata Mohammad Idris di Depok, Minggu
Idris mengatakan, seluruh umat Islam baik yang sedang menunaikan ibadah haji di tanah suci maupun mereka yang berada di negeri masing-masing di Hari Raya Idul Adha sama-sama mengumandangkan takbir.
Menurutnya, itu sebagai bukti yang konkret atau jelas bahwa umat Islam mempersembahkan ketundukan dan ketaatan hanya kepada Allah SWT dengan mengangungkan asma-Nya.
Dikatakannya, mengumandangkan takbir Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, sebagai bukti yang konkret, jelas bahwa kita hamba-hamba Allah SWT mempersembahkan ketundukan, ketaatan, hanya kepada Allah SWT dengan mengagungkan asma-Nya.
Lebih lanjut Mohammad Idris mengatakan, Idul Adha juga sekaligus merupakan sebuah konsep kehidupan untuk keselamatan umat manusia di dunia maupun akhirat. Konsep ini dapat dilihat dari firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah Ayat 197.
"Haji adalah pada bulan-bulan yang telah dimaklumi. Singkat jelas Allah SWT mengatakan itu. Bulan-bulan yang dimaksudnya dalam ayat ini adalah bulan Syawal, Dzulkaidah dan Dzulhijjah, dimana bulan ini disebut sebagai musim haji," ujarnya.
Selain itu, tutur Mohammad Idris, hamba-hamba Allah SWT yang tidak menunaikan ibadah haji dianjurkan untuk menghidupkan sunnah-sunnah Baginda Rasulullah SAW. Seperti, berpuasa pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dan dilanjutkan shalat dengan memperbanyak takbir hingga tanggal 13 Dzulhijjah.
Sementara itu Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Jawa Barat (Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah/2022 Masehi merupakan momentum bagi seluruh umat Muslim untuk berkorban bagi agama, bangsa dan negara.
"Momentum Idul Adha ini, mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah, yakni mau berkorban bagi bangsa, negara dam agama. Keikhlasan dalam melaksanakan perintah Allah SWT," kata Uu Ruzhanul Ulum, seusai melaksanakan Shalat Idul Adha 1443 Hijriah/2022 Masehi di Lapangan Gasibu Bandung, Ahad.
Plh. Gubernur Jabar Uu mengatakan setidaknya terdapat tiga hikmah dalam Hari Raya Idul Adha yang harus dicermati umat Islam dalam menjalani kehidupan.
"Pertama, ikhlas menjalankan semua perintah Allah seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya saat mendapat ujian dari Allah. Tidak berpikir kiri dan kanan, tapi ikhlas karena Allah," kata dia.
Hikmah yang kedua ialah menjalankan perintah Allah tanpa rasa takut sedikitpun dan hanya berupaya melaksanakan perintah Allah SWT dengan baik.
"Jalankan perintah Allah, tidak ada rasa takut itu dan ini, intinya kita melaksanakan semua perintah Allah," katanya.
Dan hikmah yang ketiga adalah berani berkurban untuk agama, bangsa, dan negara sebagaimana dicontohkan oleh keluarga Nabi Ibrahim yang rela berkurban.
"Sehingga momentum Idul Adha ini kita bisa mengambil hikmah. Mudah-mudahan kita ikhlas dalam menjalankan dan taat pada perintah Allah SWT dan mau berkorban bagi agama, bangsa, dan negara," katanya.
Plh Gubernur Jabar juga berharap masyarakat mendapat semua kebaikan dari Idul Adha.
Shalat Idul Adha 1443 Hijriah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Lapangan Gasibu Bandung, Ahad pagi, diawali dengan sambutan Uu Ruzhanul Ulum.
Bertindak sebagai imam shalat adalah Dr KH Asep Mustofa Kamal M Ag, Pimpinan Ponpes Ulumui Our'an Al Mustofa Sumedang, sementara yang menjadi Khatib adalah KH Ahmad Haedar sebagai Pengurus MUI Kota Bandung.
Panitia Shalat Idul Adha juga meminta masyarakat yang shalat di Lapangan Gasibu untuk tetap melakukan prokes COVID-19 dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau penyanitasi tangan (hand sanitizer).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022