Jamaah shalat Idul Adha di Masjid Al-Ghammar, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, pada Sabtu pagi membeludak hingga ke badan jalan di depan masjid sehingga Jalan Interchange Karawang Barat sempat ditutup selama beberapa menit.
Pengurus Masjid Al-Ghammar mengatakan bahwa penutupan sementara bagian jalan itu dilakukan setelah berkoordinasi dengan petugas kepolisian yang siaga di lokasi pelaksanaan shalat Idul Adha.
Shalat Idul Adha di Masjid Al-Ghammar dimulai pukul 07.00 WIB. Pada masa pelaksanaan shalat pengendara yang melewati jalan di depan masjid mematikan mesin kendaraan mereka sejenak.
Pengurus masjid sempat mengemukakan rencana untuk melaksanakan shalat Idul Adha dalam dua gelombang karena sampai menjelang waktu shalat masih ada warga yang belum mendapat tempat shalat serta tertahan gerbang masjid dan sisi jalan raya.
Namun, akhirnya shalat Idul Adha bisa dilaksanakan dalam satu gelombang saja di kompleks masjid itu.
Khatib shalat Idul Adha di Masjid Al-Ghammar, Ustadz Jati Sarwo Edi, menyampaikan pandangannya mengenai perbedaan penetapan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah dalam khotbah usai shalat.
Menurut dia, perbedaan dalam penetapan Hari Raya Idul Adha bukan hal baru dan tidak perlu diperdebatkan karena masing-masing memiliki dasar dalam mengambil keputusan.
"Perbedaan itu indah, dan itu sudah ada sejak zaman Muawiyah dulu, sewaktu menentukan awal bulan Qomariah. Jadi mari kita saling hormat-menghormati atas perbedaan ini," kata dia.
Sementara itu jamaah Muhammadiyah melaksanakan shalat Idul Adha 1443 Hijriah di Arena Softball Lapangan Lodaya, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Sabtu.
Dr. Ayi Yunus Rusyana menjadi imam dan khatib dalam pelaksanaan shalat Idul Adha di Lapangan Lodaya, yang diselenggarakan oleh Pengurus Masjid Raya Mujahidin, masjid yang berada di bawah naungan Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat.
Sekretaris Masjid Raya Mujahidin Sani Sanjaya mengatakan bahwa jamaah Muhammadiyah melaksanakan shalat Idul Adha pada Sabtu sesuai dengan ketetapan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
"Penetapan Hari Raya Idul Adha ini mengikuti penetapan yang ditentukan pimpinan pusat," kata Sani.
Menurut Sani, ada 2.000 hingga 3.000 warga Muslim dari Bandung dan sekitarnya yang menunaikan shalat Idul Adha di Lapangan Lodaya.
"Kemarin yang konfirmasi ke kami akan hadir di sini itu dari Cileunyi, dari Rancaekek, bahkan dari Soreang. Jadi bukan hanya warga Kota Bandung saja, tapi dari sekitarnya juga," kata dia.
Dia mengatakan bahwa panitia penyelenggara menyampaikan imbauan kepada jamaah shalat Idul Adha untuk menerapkan protokol kesehatan, minimal memakai masker.
"Diimbau menggunakan masker. Kalau sekarang pembatasan jarak saf itu sudah tidak dilaksanakan lagi," katanya.
Sani mengatakan bahwa tahun lalu shalat Idul Adha dilaksanakan hanya di Masjid Raya Mujahidin dengan pembatasan ketat.
Tahun ini Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat menyiapkan 28 lokasi pelaksanaan shalat Idul Adha di Kota Bandung.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Pengurus Masjid Al-Ghammar mengatakan bahwa penutupan sementara bagian jalan itu dilakukan setelah berkoordinasi dengan petugas kepolisian yang siaga di lokasi pelaksanaan shalat Idul Adha.
Shalat Idul Adha di Masjid Al-Ghammar dimulai pukul 07.00 WIB. Pada masa pelaksanaan shalat pengendara yang melewati jalan di depan masjid mematikan mesin kendaraan mereka sejenak.
Pengurus masjid sempat mengemukakan rencana untuk melaksanakan shalat Idul Adha dalam dua gelombang karena sampai menjelang waktu shalat masih ada warga yang belum mendapat tempat shalat serta tertahan gerbang masjid dan sisi jalan raya.
Namun, akhirnya shalat Idul Adha bisa dilaksanakan dalam satu gelombang saja di kompleks masjid itu.
Khatib shalat Idul Adha di Masjid Al-Ghammar, Ustadz Jati Sarwo Edi, menyampaikan pandangannya mengenai perbedaan penetapan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah dalam khotbah usai shalat.
Menurut dia, perbedaan dalam penetapan Hari Raya Idul Adha bukan hal baru dan tidak perlu diperdebatkan karena masing-masing memiliki dasar dalam mengambil keputusan.
"Perbedaan itu indah, dan itu sudah ada sejak zaman Muawiyah dulu, sewaktu menentukan awal bulan Qomariah. Jadi mari kita saling hormat-menghormati atas perbedaan ini," kata dia.
Sementara itu jamaah Muhammadiyah melaksanakan shalat Idul Adha 1443 Hijriah di Arena Softball Lapangan Lodaya, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Sabtu.
Dr. Ayi Yunus Rusyana menjadi imam dan khatib dalam pelaksanaan shalat Idul Adha di Lapangan Lodaya, yang diselenggarakan oleh Pengurus Masjid Raya Mujahidin, masjid yang berada di bawah naungan Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat.
Sekretaris Masjid Raya Mujahidin Sani Sanjaya mengatakan bahwa jamaah Muhammadiyah melaksanakan shalat Idul Adha pada Sabtu sesuai dengan ketetapan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
"Penetapan Hari Raya Idul Adha ini mengikuti penetapan yang ditentukan pimpinan pusat," kata Sani.
Menurut Sani, ada 2.000 hingga 3.000 warga Muslim dari Bandung dan sekitarnya yang menunaikan shalat Idul Adha di Lapangan Lodaya.
"Kemarin yang konfirmasi ke kami akan hadir di sini itu dari Cileunyi, dari Rancaekek, bahkan dari Soreang. Jadi bukan hanya warga Kota Bandung saja, tapi dari sekitarnya juga," kata dia.
Dia mengatakan bahwa panitia penyelenggara menyampaikan imbauan kepada jamaah shalat Idul Adha untuk menerapkan protokol kesehatan, minimal memakai masker.
"Diimbau menggunakan masker. Kalau sekarang pembatasan jarak saf itu sudah tidak dilaksanakan lagi," katanya.
Sani mengatakan bahwa tahun lalu shalat Idul Adha dilaksanakan hanya di Masjid Raya Mujahidin dengan pembatasan ketat.
Tahun ini Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat menyiapkan 28 lokasi pelaksanaan shalat Idul Adha di Kota Bandung.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022