PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) berkolaborasi dengan penyedia transportasi daring (online) berbasis aplikasi sehingga sekarang calon penumpang bisa membeli tiket kereta api rel listrik (KRL) melalui aplikasi.
"Bagi KCI, ini adalah langkah perwujudan dari satu visi, di mana kita menjadi solusi ekosistem transportasi urban terbaik di Indonesia, di mana beberapa langkah strategis kita adalah customer experience dan integrasi serta kolaborasi," kata Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) Roppiq Lutzfi Azhar saat konferensi pers di Stasiun Juanda, Jakarta, Rabu.
"Kami menemukan suatu kreativitas dengan Gojek, bagaimana kita menghubungkan first mile dan last mile dengan baik. Ini adalah kemudahan bagi pengguna jasa KRL di mana sistem pembayaran terbaru ini menjadi satu pilihan dari yang sudah ada," lanjutnya.
Dia menambahkan, bahwa dengan membeli tiket di aplikasi transportasi daring itu pengalaman masyarakat dalam naik KRL Commuter Line bisa menjadi lebih lancar, cepat, dan minim kontak.
Selama ini sekitar 50 persen pengguna transportasi daring melakukan pemesanan ojek maupun taksi dari dan menuju stasiun KRL. Oleh karena itu, ini memberikan solusi bagi kenyamanan dalam menggunakan transportasi daring.
Melalui kerja sama tersebut, pengguna KRL bisa membeli tiket melalui aplikasi atau non tunai dengan memanfaatkan dompet digital yang terintegrasi dalam aplikasi.
Setelah membeli tiket, pengguna akan mendapatkan kode QR pada laman aplikasi yang dapat digunakan untuk keluar dan masuk dari semua gerbang yang ada di stasiun.
Inovasi ini juga memungkinkan pengguna dapat membeli hingga 10 tiket KRL sekaligus sehingga bermanfaat ketika bepergian bersama rombongan.
Selain manfaat pembelian tiket KRL dan pemesanan transportasi daring, dengan aplikasi perjalanan penumpang menjadi lebih efisien karena pengguna bisa memilih rute terbaik, membandingkan harga moda transportasi publik sesuai kebutuhan, memperkirakan estimasi waktu tempuh perjalanan, hingga melihat jadwal perjalanan transportasi publik.
Ke depan KCI dan penyedia jasa transportasi daring kemungkinan akan berinovasi dengan penyediakan tiket bundel yang semakin hemat dan praktis.
Sebagai informasi, jumlah pengguna harian KRL Commuter Line saat ini mencapai 1,2 juta per hari.
Tiket digital
Sebelumnya PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan mulai menerapkan pembayaran karcis secara digital pada pembayaran karcis Kereta Rel Listrik (KRL) dalam waktu dekat.
"Setelah menerapkannya pada pembayaran karcis Kereta Api (KA) sejak Februari 2019, PT KAI akan menerapkannya pada pembayaran karcis Kereta Rel Listrik (KRL) dalam waktu dekat," kata Deputi II PT KAI Daop I Jakarta, Junaidi Nasution, di Bogor, Selasa .
Dia menjelaskan, nantinya pembelian karcis KRL akan diberlakukan non tunai secara keseluruhan. Artinya, hanya bisa menggunakan e-money dan uang elektronik.
"Sekarang sudah ga modelnya lagi pakai uang tunai. Kita harus menyosialisasikan. Kalau enggak, kita ketinggalan," ungkapnya kepada Wartawan pada kegiatan Pasar Murah KAI di Stasiun Bogor, Kota Bogor Jawa Barat.
Junaidi Nasution juga menjelaskan, kini PT KAI sudah menggaet perusahaan aplikasi uang elektronik bernama LinkAja.
LinkAja merupakan gabungan dari tujuh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Telkomsel, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), Pertamina, dan Asuransi Jiwasraya.
Junaidi mengatakan lebih lanjut, LinkAja sengaja dipilih PT KAI karena untuk menyinergikan antar perusahaan BUMN. Sedangkan aplikasinya sudah bisa diunduh di Playstore.
Khusus untuk karcis KA, ketika melakukan transaksi, barcode dalam aplikasi LinkAja discan untuk ditukarkan dengan karcis berbentuk fisik menggunakan mesin cetak mandiri di Stasiun keberangkatan.
Sedangkan untuk KRL yang baru akan diterapkan, nantinya barcode discan saat hendak masuk Stasiun keberangkatan.
"Jadi pembelian karcis itu tidak perlu ngantre. Khusus KA sudah (berlaku) sejak Februari," kata Junaidi lagi.
Kini, sedikit demi sedikit PT KAI mulai menyosialisasikan penggunaan LinkAja. Seperti halnya dalam acara menjual sembako murah pada kegiatan Pasar Murah KAI di Stasiun Bogor Kota Bogor Jawa Barat, Senin (2/4/2019).
Masyarakat 'dipaksa' menggunakan LinkAja untuk bertransaksi. "Ini sekaligus menyosialisasikan bahwa kereta nantinya non tunai. Kami menggunakan e-money, atau uang elektronik berupa LinkAja," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Bagi KCI, ini adalah langkah perwujudan dari satu visi, di mana kita menjadi solusi ekosistem transportasi urban terbaik di Indonesia, di mana beberapa langkah strategis kita adalah customer experience dan integrasi serta kolaborasi," kata Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) Roppiq Lutzfi Azhar saat konferensi pers di Stasiun Juanda, Jakarta, Rabu.
"Kami menemukan suatu kreativitas dengan Gojek, bagaimana kita menghubungkan first mile dan last mile dengan baik. Ini adalah kemudahan bagi pengguna jasa KRL di mana sistem pembayaran terbaru ini menjadi satu pilihan dari yang sudah ada," lanjutnya.
Dia menambahkan, bahwa dengan membeli tiket di aplikasi transportasi daring itu pengalaman masyarakat dalam naik KRL Commuter Line bisa menjadi lebih lancar, cepat, dan minim kontak.
Selama ini sekitar 50 persen pengguna transportasi daring melakukan pemesanan ojek maupun taksi dari dan menuju stasiun KRL. Oleh karena itu, ini memberikan solusi bagi kenyamanan dalam menggunakan transportasi daring.
Melalui kerja sama tersebut, pengguna KRL bisa membeli tiket melalui aplikasi atau non tunai dengan memanfaatkan dompet digital yang terintegrasi dalam aplikasi.
Setelah membeli tiket, pengguna akan mendapatkan kode QR pada laman aplikasi yang dapat digunakan untuk keluar dan masuk dari semua gerbang yang ada di stasiun.
Inovasi ini juga memungkinkan pengguna dapat membeli hingga 10 tiket KRL sekaligus sehingga bermanfaat ketika bepergian bersama rombongan.
Selain manfaat pembelian tiket KRL dan pemesanan transportasi daring, dengan aplikasi perjalanan penumpang menjadi lebih efisien karena pengguna bisa memilih rute terbaik, membandingkan harga moda transportasi publik sesuai kebutuhan, memperkirakan estimasi waktu tempuh perjalanan, hingga melihat jadwal perjalanan transportasi publik.
Ke depan KCI dan penyedia jasa transportasi daring kemungkinan akan berinovasi dengan penyediakan tiket bundel yang semakin hemat dan praktis.
Sebagai informasi, jumlah pengguna harian KRL Commuter Line saat ini mencapai 1,2 juta per hari.
Tiket digital
Sebelumnya PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan mulai menerapkan pembayaran karcis secara digital pada pembayaran karcis Kereta Rel Listrik (KRL) dalam waktu dekat.
"Setelah menerapkannya pada pembayaran karcis Kereta Api (KA) sejak Februari 2019, PT KAI akan menerapkannya pada pembayaran karcis Kereta Rel Listrik (KRL) dalam waktu dekat," kata Deputi II PT KAI Daop I Jakarta, Junaidi Nasution, di Bogor, Selasa .
Dia menjelaskan, nantinya pembelian karcis KRL akan diberlakukan non tunai secara keseluruhan. Artinya, hanya bisa menggunakan e-money dan uang elektronik.
"Sekarang sudah ga modelnya lagi pakai uang tunai. Kita harus menyosialisasikan. Kalau enggak, kita ketinggalan," ungkapnya kepada Wartawan pada kegiatan Pasar Murah KAI di Stasiun Bogor, Kota Bogor Jawa Barat.
Junaidi Nasution juga menjelaskan, kini PT KAI sudah menggaet perusahaan aplikasi uang elektronik bernama LinkAja.
LinkAja merupakan gabungan dari tujuh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Telkomsel, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), Pertamina, dan Asuransi Jiwasraya.
Junaidi mengatakan lebih lanjut, LinkAja sengaja dipilih PT KAI karena untuk menyinergikan antar perusahaan BUMN. Sedangkan aplikasinya sudah bisa diunduh di Playstore.
Khusus untuk karcis KA, ketika melakukan transaksi, barcode dalam aplikasi LinkAja discan untuk ditukarkan dengan karcis berbentuk fisik menggunakan mesin cetak mandiri di Stasiun keberangkatan.
Sedangkan untuk KRL yang baru akan diterapkan, nantinya barcode discan saat hendak masuk Stasiun keberangkatan.
"Jadi pembelian karcis itu tidak perlu ngantre. Khusus KA sudah (berlaku) sejak Februari," kata Junaidi lagi.
Kini, sedikit demi sedikit PT KAI mulai menyosialisasikan penggunaan LinkAja. Seperti halnya dalam acara menjual sembako murah pada kegiatan Pasar Murah KAI di Stasiun Bogor Kota Bogor Jawa Barat, Senin (2/4/2019).
Masyarakat 'dipaksa' menggunakan LinkAja untuk bertransaksi. "Ini sekaligus menyosialisasikan bahwa kereta nantinya non tunai. Kami menggunakan e-money, atau uang elektronik berupa LinkAja," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022