Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan 20 pasien terkonfirmasi positif subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia telah seluruhnya dinyatakan sembuh secara medis.

"Seluruhnya mengalami gejala ringan, kecuali satu orang pasien perempuan umur 20 tahun di Jakarta ada keluhan sesak napas, sehingga masuk kategori sakit sedang," kata Mohammad Syahril dalam dialog "Awas, Omicron kembali mengintai Indonesia" yang disiarkan secara virtual dan diikuti dari YouTube FMB9 di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Polres Cianjur gencarkan vaksinasi antisipasi COVID-19 subvarian Omicron

Ia mengatakan sampai dengan 14 Juni 2022 total kasus BA.4 dan BA.5 yang telah diidentifikasi mencapai 20 kasus, terdiri atas dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5.

Berdasarkan domisili, kata Syahril, tiga warga negara asing (WNA) berada di Bali dan sisanya adalah Warga Negara Indonesia (WNI) masing-masing di Banten satu orang, Jakarta empat orang, Jawa Barat 12 orang. Sebagian pasien ada yang belum menerima suntikan dosis booster atau penguat.

"Sebanyak delapan orang adalah pasien laki-laki dan 12 lainnya pasien perempuan.
Yang dirawat inap satu orang dan rawat jalan 19 orang," katanya.
Berdasarkan tingkat keparahannya, kata Syahril, sebanyak 16 bergejala ringan dan empat lainnya tidak bergejala. "Kasus di Jawa Barat merupakan klaster di keluarga sebanyak tiga klaster," ujarnya.

Menurut Syahril, per hari ini seluruh pasien tersebut telah dinyatakan sembuh dan bisa dipulangkan.

Baca juga: Kasus penyebaran COVID-19 di Kota Bogor kembali meningkat

Syahril mengatakan Kemenkes masih mengumpulkan laporan dari hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) dari lima provinsi yang sedang mengalami tren kenaikan kasus untuk melacak transmisi virus dari pasien sembuh tersebut. Provinsi yang dimaksud adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menurut Syahril, pemerintah berkewajiban memeriksa WGS agar seluruh pasien COVID-19 yang meningkat saat ini terpapar subvarian baru atau varian lama.

"Itu dilakukan WGS untuk pastikan apakah pasien itu sudah semuanya subvarian BA.4, BA.5 atau campuran," katanya.
 
12 di Jabar

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril melaporkan sebanyak 12 kasus subvarian Omicron BA.5 berasal dari Provinsi Jawa Barat.

"Sampai hari ini, ada 20 subvarian Omicron yang terdiri atas dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5," kata Mohammad Syahril yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa sore.

Ia mengatakan sebanyak 12 kasus BA.5 berasal dari hasil penelusuran kasus di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan kasus BA.5 lainnya dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta dan Bali masing-masing sebanyak tiga kasus.

Sementara subvarian Omicron BA.4 dilaporkan dari DKI Jakarta dan Bali masing-masing dua kasus.

Baca juga: Dinkes Depok: Kenali gejala Omicron BA.4 dan BA.5

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito saat menyampaikan keterangan pers virtual terkait perkembangan pengendalian pandemi nasional yang diikuti dari YouTube BNPB hari ini mengatakan penting bagi masyarakat untuk mewaspadai ancaman dua mutasi virus yang sudah masuk Indonesia per 6 Juni 2022 itu. "Secara epidemiologi, varian BA.4 sudah diidentifikasi di 61 negara melalui 7.524 sikuens yang telah dilaporkan melalui Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID)," katanya.

Sekuens BA.4 paling banyak teridentifikasi di Afrika Selatan, Amerika Serikat, Inggris, Denmark dan Israel. Sedangkan untuk varian BA.5 sudah diidentifikasi di 65 negara melalui 10.442 sikuens yang telah dilaporkan melalui GSAID.

"Sekuens paling banyak teridentifikasi di Amerika Serikat, Portugal, Jerman, Inggris dan Afrika Selatan," katanya.

Wiku mengatakan transmisibilitas atau kemampuan transmisi dari varian tersebut memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dengan tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibanding varian Omicron lainnya.

 

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022