ANTARAJAWABARAT.com, 29/7 - Koperasi Pengusaha Tahu Tempe Indonesia (Koptti) Jawa Barat akan menemui Menteri Perdagangan untuk menyampaikan aspirasi terkait tata niaga kedelai di Indonesia serta sikap para pengusaha tahu tempe di Jabar.

"Rencananya kami akan bertemu Menteri Perdagangan pada Selasa (31/7), salah satunya untuk menyampaikan aspirasi dari pengusaha tahu tempe di Jawa Barat sekaligus menyampaikan beberapa masukan untuk tata niaga kedelai," kata Ketua Koptti Jabar Asep Nurdin di Bandung, Minggu.

Ketua Koptti Jabar itu melakukan pertemuan dengan Dewan Koperasi Wilayah (Dekopinwil) Jabar di sela-sela pembukaan Pameran Ramadhan 2012 yang digelar di Sentra Inkubasi Koperasi (Senbik) Dinas Koperasi dan UMKM Jabar.

Dalam kesempatan itu, Ketua Koptti dan beberapa pengurus lainnya bertemu sekitar 30 menit dengan jajaran Dekopinwil Jabar membahas perkembangan terkini terkait harga kedelai di pasaran dan kondisi para penguaha tahu tempe di Jawa Barat.

Termasuk juga menyampaikan rencana Koptti Jabar untuk melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan pada Selasa lusa.

"Para pengusaha tahu tempe sudah berproduksi lagi, meskipun ada kenaikan harga sekitar 20-30 persen. Hal itu terpaksa dilakukan karena harga kedelai masih tinggi," kata Asep Nurdin.

Sementara itu Ketua Bidang Advokasi Dekopinwil Jabar Eddy S Sundayana menyebutkan, pertemuan dengan Koptti cukup strategis karena dibahas beberapa hal yang akan disampaikan kepada pemerintah seperti tanggapan atas penghapuan bea masuk kedelai serta wacana koperasi menjadi importir kedelai.

Dalam kesempatan itu, Eddy menyebutkan agar pemerintah melakukan aksi proaktif menyikapi kenaikan harga kedelai di pasaran dunia itu. Salah atunya melakukan buffer stok dan menjadikan kembali Bulog sebagai penyangga persediaan kedelai nasional.

"Saya rasa Bulog harus dikembalikan fungsinya dalam peran penyangga persediaan kedelai nasional, itu perlu. Selain itu membereskan tata niaga kedelai. Penghapuan bea masuk pengaruhnya ada namun sejauh ini hanya menurunkan harga sekitar Rp500-an saja," katanya.

Pada kesempatan itu, Eddy menyampaikan ketidaksepakatannya dengan wacana koperasi menjadi importir kedelai karena menurut dia sebagai hal yang sangat riskan.

Di sisi lain, Dekopinwil Jabar juga berharap program swasembada kedelai 2014 perlu digencarkan sehingga pasokan kedelai dalam negeri bisa lebih besar.

"Swasembada kedelai harus digenjot, perlu dibuat kuota produksi per daerah dan tidak disama ratakan," kata Ketua Bidang Advokasi Dekopinwil Jabar itu menambahkan.

syarif

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012