Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman, meluncurkan buku biografinya yang berjudul "Loper Koran Jadi Jenderal" di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Jumat.
 
Ia mengatakan, buku yang ditulis Imelda Bachtiar ini menceritakan tentang masa kecilnya saat menjadi tukang pengantar atau loper koran, hingga berhasil menjadi seorang prajurit TNI AD dan berhasil menjadi kepala staf TNI AD dengan menyandang jenderal bintang empat.
 
"Buku ini berbicara tentang kisah masa kecil saya, di situ juga berbicara tentang seni kepemimpinan dalam karier militer selama saya berdinas. Di sini pun sisipkan cerita sebenarnya bahwa sepeninggal oleh orang tua, yaitu Bapak saat umur 12 tahun, Bapak waktu itu dinas sebagai PNS golongan rendah. Sehingga setelah bapak meninggal kehidupan ekonomi keluarga sangat kekurangan," ucapnya.
 
Dengan kondisi ekonomi keluarga yang kekurangan tidak menyurutkan semangatnya untuk mewujudkan cita-citanya untuk menjadi seorang prajurit TNI AD.
 
Bahkan, dia rela untuk menjadi seorang pengantar koran dan menjual kue kelepon untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sembari melanjutkan sekolah demi masuk Akademi Militer.

"Buku ini dapat dijadikan pelajaran bagi seluruh pihak, terutama para perwira TNI AD bahwa untuk mencapai sebuah keberhasilan membutuhkan pengorbanan, perjuangan, dan semangat. Mencapai sebuah kesuksesan tak semudah membalikkan telapak tangan," kata dia.
 
Ia bilang, dalam buku yang berisi 316 halaman itu menceritakan pengalamannya selama berkarier di militer.
 
"Bagaimana pemimpin memperhatikan anak buahnya, mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Kemudian pengalaman-pengalaman saya di dalam mengambil suatu keputusan, seperti saya bertugas di Timor Timur, ketika saya Gubernur Akmil, dan lainnya," katanya.


Waketum MUI puji

Pada kesempatan terpisah sebelumnya Wakil Ketua Umum Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyambut positif dan bersyukur terhadap kedekatan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dengan rakyat kecil.

"Sehingga kehadiran TNI benar-benar bisa terlihat dan dirasakan oleh semua warga negara dari negara Indonesia yang sama-sama kita cintai ini," kata Anwar Abbas dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Dia menyampaikan hal tersebut menanggapi inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Dudung ke Pasar Anyar Bogor dan Pasar Kramat Jati Jakarta untuk memastikan minyak goreng curah dijual sesuai kebijakan harga eceran tertinggi (HET).

"Oleh karena itu, apa yang dilakukan Kasad sudah bagus," tambahnya.

Menurutnya, Dudung sebaiknya tidak hanya melakukan sidak ke pasar-pasar tradisional untuk memastikan harga komoditas minyak goreng sesuai HET, tetapi juga berbuat hal lebih baik dan lebih berarti bagi kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat banyak melalui jabatan saat ini.

Anwar juga mengatakan Dudung dan TNI tidak boleh berdiam diri dan membiarkan rakyatnya hidup susah dan menderita. Jika rakyat mengalami kesusahan apalagi menderita, maka TNI harus hadir membantu rakyat, tegasnya.
"Apalagi TNI sudah menggariskan delapan kewajiban yang mereka tetapkan sendiri," katanya.

Delapan kewajiban TNI tersebut adalah bersikap ramah tamah terhadap rakyat, bersikap sopan santun terhadap rakyat, menjunjung tinggi kehormatan wanita, menjaga kehormatan diri di muka umum, senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaan, tidak sekali-kali merugikan rakyat, tidak sekali menakuti dan menyakiti hati rakyat, dan menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya.

Sebelumnya, Dudung melakukan sidak ke Pasar Anyar Bogor, Senin (30/5), dan ke Pasar Kramat Jati Jakarta, Rabu (1/6). Inspeksi mendadak ke pasar-pasar tradisional itu bertujuan untuk membantu pemerintah daerah dan Polri dalam mengawasi ketersediaan dan harga minyak goreng.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kasad Dudung luncurkan buku biografi "Loper Koran Jadi Jenderal"

Pewarta: Syaiful Hakim

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022