Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Asep Pamungkas mengatakan saat ini sudah terdapat 685 ekor sapi yang terjangkit penyakit kuku dan mulut (PMK) dan rerata, merupakan sapi dari luar daerah.
"Sapi yang terjangkit PMK, ini didatangkan dari Bumiayu, dan Boyolali," kata Asep di Cirebon, Kamis.
Baca juga: 685 sapi di Cirebon terjangkit PMK, sebut Distan
Asep mengatakan pada awal merebaknya wabah PMK di daerah Jawa Tengah, dan Jawa Timur, pihaknya langsung melakukan pengecekan terhadap hewan ternak, khususnya sapi.
Dari pemeriksaan awal lanjut Asep, terdapat 4.000 lebih sapi dinyatakan sehat, dan tidak terjangkit PMK.
Namun pada tanggal 18 Mei 2022, ada sejumlah pedagang mendatangkan sapi dari Bumiayu, Kabupaten Brebes, dan Boyolali, setelah dilakukan pengecekan ternyata terdapat sapi yang positif PMK.
"Pas awal kita melakukan pengecekan semua dinyatakan sehat. Tapi setelah ada beberapa pedagang mengambil dari daerah wabah PMK, langsung menyebar," ujarnya.
Ia menambahkan, tidak bisa mendeteksi secara dini untuk mengatasi wabah PMK, karena tidak memiliki tempat pengecekan hewan.
Baca juga: Pemkot Cirebon tolak pengiriman hewan ternak dari luar daerah untuk cegah PMK
Selain itu lanjut Asep, anggaran untuk mengatasi wabah PMK juga belum turun, sehingga pihaknya tidak bisa bergerak secara maksimal.
"Meskipun sekarang petugas juga sudah turun 24 jam, tapi untuk obat-obatan sangat kurang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Sapi yang terjangkit PMK, ini didatangkan dari Bumiayu, dan Boyolali," kata Asep di Cirebon, Kamis.
Baca juga: 685 sapi di Cirebon terjangkit PMK, sebut Distan
Asep mengatakan pada awal merebaknya wabah PMK di daerah Jawa Tengah, dan Jawa Timur, pihaknya langsung melakukan pengecekan terhadap hewan ternak, khususnya sapi.
Dari pemeriksaan awal lanjut Asep, terdapat 4.000 lebih sapi dinyatakan sehat, dan tidak terjangkit PMK.
Namun pada tanggal 18 Mei 2022, ada sejumlah pedagang mendatangkan sapi dari Bumiayu, Kabupaten Brebes, dan Boyolali, setelah dilakukan pengecekan ternyata terdapat sapi yang positif PMK.
"Pas awal kita melakukan pengecekan semua dinyatakan sehat. Tapi setelah ada beberapa pedagang mengambil dari daerah wabah PMK, langsung menyebar," ujarnya.
Ia menambahkan, tidak bisa mendeteksi secara dini untuk mengatasi wabah PMK, karena tidak memiliki tempat pengecekan hewan.
Baca juga: Pemkot Cirebon tolak pengiriman hewan ternak dari luar daerah untuk cegah PMK
Selain itu lanjut Asep, anggaran untuk mengatasi wabah PMK juga belum turun, sehingga pihaknya tidak bisa bergerak secara maksimal.
"Meskipun sekarang petugas juga sudah turun 24 jam, tapi untuk obat-obatan sangat kurang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022