IPB University dan Leibniz Institute for Zoo and Wildlife Research (Leibniz-IZW) Jerman membangun kerja sama untuk percepatan ilmu pengetahuan dan pendidikan di bidang konservasi keanekaragaman hayati.
Keterangan resmi dari IPB University, Jumat, menyatakan bahwa penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama antara dua lembaga tersebut dilakukan oleh Rektor IPB University Prof Arif Satria dan Direktur Leibniz-IZW Heribert Hofer, di Berlin, Jerman, Jumat (19/5).
Baca juga: Permintaan produk halal dunia meningkat pesan, sebut Guru besar IPB
Prof Arif Satria mengatakan, melalui kerja sama ini IPB University dan Leibniz-IZW berupaya mengurai strategi baru untuk memajukan pendidikan demi keberlanjutan ilmu pengetahuan di tingkat lokal dan global, serta serta tantangan konservasi keanekaragaman hayati.
“Kami sangat bersemangat untuk meresmikan aliansi strategis antara IPB dan Leibniz-IZW ini," kata doktor Marine Policy alumni Kagoshima University, Jepang ini.
Arif Satria menjelaskan, kesepakatan ini akan memberikan kesempatan untuk menjalin kerja sama jangka panjang demi memperluas pengetahuan ilmiah dan pemahaman IPB University tentang pengobatan satwa liar, teknologi reproduksi, dan strategi bio-bank, untuk menyelamatkan spesies Indonesia yang terancam punah.
Sementara itu, Direktur Leibniz-IZW, Heribert Hofer, dalam keterangan resmi itu menuturkan, kemitraan ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan ilmu konservasi.
"Ini akan memungkinkan kami untuk menerapkan dan mentransfer pengetahuan yang kami peroleh demi mendukung dan meningkatkan perbanyakan dan konservasi spesies, pelestarian dan produksi gamet dan embrio, serta pelestarian sumber daya genetik.
Baca juga: Perguruan tinggi berperan siapkan SDM dalam pengembangan pangan halal
"Kami juga akan mengeksplorasi program akademik dan seminar menjadi strategi alternatif untuk kolaborasi berkelanjutan di antara para pihak,” imbuhnya.
Pertukaran Ilmuwan
Secara rinci, kerja sama ini akan mencakup pertukaran ilmuwan dan ahli, mahasiswa pascasarjana dan teknisi, informasi dan teknologi ilmiah, ilmu kooperatif dan penerapan teknik, peningkatan kapasitas dalam pengembangan dan penerapan obat satwa liar, teknik reproduksi terbantu dan bio-bank, serta penyediaan peralatan dan bahan yang diperlukan.
Sementara itu, IPB University akan menyediakan fasilitas pengajaran dan penelitian serta koordinasi proyek di Indonesia. Leibniz-IZW akan bertanggung jawab untuk koordinasi ilmiah dan penyediaan pelatihan dan dukungan teknologi.
Pendanaan untuk program ini akan berdasarkan proyek individu sesuai dengan proposal kolaboratif antara kedua belah pihak untuk dukungan dari lembaga pendanaan nasional dan internasional.
"Dalam proyek sains konservasi bersama pertama kami dalam kemitraan ini, kami akan berkontribusi untuk menyelamatkan Badak Sumatera dari kepunahan dengan menggunakan strategi ilmiah teknologi tinggi,” kata Kepala Departemen Manajemen Reproduksi di Leibniz-IZW, Thomas Hildebrandt.
Baca juga: MSC bersama IPB rekomendasi pengetahuan positif kelola ikan berkelanjutan
Thomas menjelaskan, dengan kekuatan bersama, Leibniz-IZW akan mulai mentransfer hasil ilmiah dari proyek BioRescue, yang pada tahun 2019 berhasil didirikan dengan dukungan Kementerian Pendidikan dan Penelitian Jerman (BMBF) dan didedikasikan untuk menyelamatkan Badak Putih Utara dari kepunahan.”
Selain itu, Dr Drh M Agil, Koordinator Tim Assisted Reproductive Technology (ART) dan Bio-bank IPB University ikut menambahkan bahwa kerjasama ini diharapkan dapat mendukung pendirian pusat teknologi reproduksi berbantuan dan bio-bank di IPB University.
“Kerjasama ini juga akan bermanfaat bagi program konservasi jangka panjang spesies Indonesia yang terancam punah. Tindakan pertama dan penting dari joint venture ini adalah mulai menerapkan ART dan Bio-banking untuk menyelamatkan Badak Sumatera dari kepunahan,” ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Keterangan resmi dari IPB University, Jumat, menyatakan bahwa penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama antara dua lembaga tersebut dilakukan oleh Rektor IPB University Prof Arif Satria dan Direktur Leibniz-IZW Heribert Hofer, di Berlin, Jerman, Jumat (19/5).
Baca juga: Permintaan produk halal dunia meningkat pesan, sebut Guru besar IPB
Prof Arif Satria mengatakan, melalui kerja sama ini IPB University dan Leibniz-IZW berupaya mengurai strategi baru untuk memajukan pendidikan demi keberlanjutan ilmu pengetahuan di tingkat lokal dan global, serta serta tantangan konservasi keanekaragaman hayati.
“Kami sangat bersemangat untuk meresmikan aliansi strategis antara IPB dan Leibniz-IZW ini," kata doktor Marine Policy alumni Kagoshima University, Jepang ini.
Arif Satria menjelaskan, kesepakatan ini akan memberikan kesempatan untuk menjalin kerja sama jangka panjang demi memperluas pengetahuan ilmiah dan pemahaman IPB University tentang pengobatan satwa liar, teknologi reproduksi, dan strategi bio-bank, untuk menyelamatkan spesies Indonesia yang terancam punah.
Sementara itu, Direktur Leibniz-IZW, Heribert Hofer, dalam keterangan resmi itu menuturkan, kemitraan ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan ilmu konservasi.
"Ini akan memungkinkan kami untuk menerapkan dan mentransfer pengetahuan yang kami peroleh demi mendukung dan meningkatkan perbanyakan dan konservasi spesies, pelestarian dan produksi gamet dan embrio, serta pelestarian sumber daya genetik.
Baca juga: Perguruan tinggi berperan siapkan SDM dalam pengembangan pangan halal
"Kami juga akan mengeksplorasi program akademik dan seminar menjadi strategi alternatif untuk kolaborasi berkelanjutan di antara para pihak,” imbuhnya.
Pertukaran Ilmuwan
Secara rinci, kerja sama ini akan mencakup pertukaran ilmuwan dan ahli, mahasiswa pascasarjana dan teknisi, informasi dan teknologi ilmiah, ilmu kooperatif dan penerapan teknik, peningkatan kapasitas dalam pengembangan dan penerapan obat satwa liar, teknik reproduksi terbantu dan bio-bank, serta penyediaan peralatan dan bahan yang diperlukan.
Sementara itu, IPB University akan menyediakan fasilitas pengajaran dan penelitian serta koordinasi proyek di Indonesia. Leibniz-IZW akan bertanggung jawab untuk koordinasi ilmiah dan penyediaan pelatihan dan dukungan teknologi.
Pendanaan untuk program ini akan berdasarkan proyek individu sesuai dengan proposal kolaboratif antara kedua belah pihak untuk dukungan dari lembaga pendanaan nasional dan internasional.
"Dalam proyek sains konservasi bersama pertama kami dalam kemitraan ini, kami akan berkontribusi untuk menyelamatkan Badak Sumatera dari kepunahan dengan menggunakan strategi ilmiah teknologi tinggi,” kata Kepala Departemen Manajemen Reproduksi di Leibniz-IZW, Thomas Hildebrandt.
Baca juga: MSC bersama IPB rekomendasi pengetahuan positif kelola ikan berkelanjutan
Thomas menjelaskan, dengan kekuatan bersama, Leibniz-IZW akan mulai mentransfer hasil ilmiah dari proyek BioRescue, yang pada tahun 2019 berhasil didirikan dengan dukungan Kementerian Pendidikan dan Penelitian Jerman (BMBF) dan didedikasikan untuk menyelamatkan Badak Putih Utara dari kepunahan.”
Selain itu, Dr Drh M Agil, Koordinator Tim Assisted Reproductive Technology (ART) dan Bio-bank IPB University ikut menambahkan bahwa kerjasama ini diharapkan dapat mendukung pendirian pusat teknologi reproduksi berbantuan dan bio-bank di IPB University.
“Kerjasama ini juga akan bermanfaat bagi program konservasi jangka panjang spesies Indonesia yang terancam punah. Tindakan pertama dan penting dari joint venture ini adalah mulai menerapkan ART dan Bio-banking untuk menyelamatkan Badak Sumatera dari kepunahan,” ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022