Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup menguat tipis di tengah pesan hawkish pejabat bank sentral AS The Fed.
Rupiah ditutup menguat tipis 1 poin ke posisi Rp14.554 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.555 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat seiring meredanya volatilitas pasar
"Dolar AS outlooknya menguat dibalik pesan yang cenderung hawkish dari beberapa pejabat bank sentral AS, ketegangan geopolitik di Eropa, dan memburuknya kasus COVID-19 di Tiongkok," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Pesan yang cenderung hawkish disampaikan beberapa pejabat The Fed yang menggemakan perlunya kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan selanjutnya.
Presiden bank Fed Cleveland Loretta Mester semalam mengatakan bahwa kenaikan suku bunga sebesar 50 bps “masuk akal” untuk beberapa pertemuan Fed selanjutnya.
Presiden Fed New York John Williams juga mengatakan bahwa Ketua Fed Jerome Powell yang mengindikasikan bank sentral akan menaikkan 50 bps pada dua pertemuan kebijakan selanjutnya terlihat masuk akal.
Selain itu, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller juga mengatakan bahwa saat ini adalah waktunya untuk menaikan suku bunga untuk menghadapi inflasi yang terlalu tinggi dan pasar tenaga kerja yang “buruk.”
Sementara itu, masih berlangsungnya perang antara Rusia dengan Ukraina membuat Eropa harus mengalihkan aliran gasnya dari Rusia yang sebelumnya datang melalui Ukraina.
Dari Tiongkok, perkembangan COVID-19 juga belum menunjukkan tanda-tanda meredanya penyebaran wabah tersebut.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat seiring dengan ekspektasi inflasi yang lebih rendah
Di tengah masih berlangsungnya kebijakan “Zero Covid Tolerance”dari pemerintah Tiongkok, dimana penguncian di Shanghai dan Beijing yang merupakan wilayah industri salah satu terbesar di dunia, dinilai dapat menimbulkan ancaman serius bagi pertumbuhan global, terutama pada saat kekhawatiran inflasi yang tinggi.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.530 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.508 per dolar AS hingga Rp14.561 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu stagnan di posisi Rp14.546 per dolar AS atau sama dibandingkan posisi hari sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Rupiah ditutup menguat tipis 1 poin ke posisi Rp14.554 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.555 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat seiring meredanya volatilitas pasar
"Dolar AS outlooknya menguat dibalik pesan yang cenderung hawkish dari beberapa pejabat bank sentral AS, ketegangan geopolitik di Eropa, dan memburuknya kasus COVID-19 di Tiongkok," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Pesan yang cenderung hawkish disampaikan beberapa pejabat The Fed yang menggemakan perlunya kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan selanjutnya.
Presiden bank Fed Cleveland Loretta Mester semalam mengatakan bahwa kenaikan suku bunga sebesar 50 bps “masuk akal” untuk beberapa pertemuan Fed selanjutnya.
Presiden Fed New York John Williams juga mengatakan bahwa Ketua Fed Jerome Powell yang mengindikasikan bank sentral akan menaikkan 50 bps pada dua pertemuan kebijakan selanjutnya terlihat masuk akal.
Selain itu, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller juga mengatakan bahwa saat ini adalah waktunya untuk menaikan suku bunga untuk menghadapi inflasi yang terlalu tinggi dan pasar tenaga kerja yang “buruk.”
Sementara itu, masih berlangsungnya perang antara Rusia dengan Ukraina membuat Eropa harus mengalihkan aliran gasnya dari Rusia yang sebelumnya datang melalui Ukraina.
Dari Tiongkok, perkembangan COVID-19 juga belum menunjukkan tanda-tanda meredanya penyebaran wabah tersebut.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat seiring dengan ekspektasi inflasi yang lebih rendah
Di tengah masih berlangsungnya kebijakan “Zero Covid Tolerance”dari pemerintah Tiongkok, dimana penguncian di Shanghai dan Beijing yang merupakan wilayah industri salah satu terbesar di dunia, dinilai dapat menimbulkan ancaman serius bagi pertumbuhan global, terutama pada saat kekhawatiran inflasi yang tinggi.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.530 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.508 per dolar AS hingga Rp14.561 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu stagnan di posisi Rp14.546 per dolar AS atau sama dibandingkan posisi hari sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022