Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan progres pembangunan Bendungan Cipanas di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat telah mencapai 83 persen.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat, mengatakan bahwa pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan untuk mendukung ketahanan pangan.
"Bendungan dan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar. Oleh karena itu pastikan kualitas pekerjaannya baik sehingga dapat segera dimanfaatkan secara optimal untuk mengairi sawah - sawah milik petani," kata Menteri Basuki.
Kementerian PUPR tengah mempercepat penyelesaian pembangunan Bendungan Cipanas di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Bendungan ini diharapkan dapat menopang kebutuhan air bagi irigasi pertanian di Kabupaten Sumedang dan Indramayu seluas 9.273 hektare (ha).
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk- Cisanggarung Kementerian PUPR Ismail Widadi mengatakan, Bendungan Cipanas merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun sejak 2017 dengan daya tampung 250,81 juta meter kubik.
"Daya tampung Bendungan Cipanas 10 kali lebih besar dari Bendungan Kuningan yang telah diresmikan Presiden Jokowi. Sejauh ini progres konstruksinya sudah 83 persen, kemudian untuk pembebasan lahannya sudah 80,8 persen dengan sisa lahan yang belum bebas di daerah genangan dan jalan akses," kata Ismail.
Ia optimis sisa progres yang ada bisa diselesaikan rampung seluruhnya hingga akhir tahun 2022. Pekerjaan terbesar saat ini adalah meninggikan tubuh bendungan, adapun bagian prasarana lainnya sudah selesai.
Apabila pekerjaan dan pembebasan lahan lancar, diharapkan pada Oktober/November 2022 bisa mulai digenangi air (impounding).
Suplai air irigasi dari Bendungan Cipanas dapat membantu petani khususnya di Daerah Irigasi (DI) Cipanas dan Cikawung untuk meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya menghasilkan satu kali panen dalam setahun.
Bendungan ini merupakan tipe urugan batu inti tegak yang dilengkapi dengan terowongan pengelak sepanjang 452 meter. Sumber air berasal dari Sungai Cipanas yang merupakan bagian dari Wilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung dengan luas lahan dibutuhkan seluas 1.605 hektare.
Bendungan ini juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air baku dengan kapasitas sebesar 850 liter per detik dan berpotensi menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) sebesar 3 MW.
Bendungan dengan total luas genangan 1.315 hektare ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir untuk wilayah Indramayu dan sekitarnya karena mampu mengurangi debit banjir sebesar 487,75 meter kubik/detik serta memiliki potensi untuk wisata.
Pembangunan Bendungan Cipanas dikerjakan dalam tiga paket konstruksi. Paket pertama dikerjakan oleh PT Wijaya Karya - PT Jaya Konstruksi KSO yang fokus pada pembangunan tubuh bendungan dengan nilai kontrak Rp923 miliar.
Sementara paket 2 dikerjakan PT Brantas Abipraya (Persero) untuk pembangunan infrastruktur pendukung dengan nilai kontrak Rp425 miliar. Sedangkan paket 3 dikerjakan PT. Wijaya Karya - PT. Jaya Konstruksi KSO untuk peninggian tubuh bendungan dengan nilai kontrak Rp490 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat, mengatakan bahwa pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan untuk mendukung ketahanan pangan.
"Bendungan dan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar. Oleh karena itu pastikan kualitas pekerjaannya baik sehingga dapat segera dimanfaatkan secara optimal untuk mengairi sawah - sawah milik petani," kata Menteri Basuki.
Kementerian PUPR tengah mempercepat penyelesaian pembangunan Bendungan Cipanas di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Bendungan ini diharapkan dapat menopang kebutuhan air bagi irigasi pertanian di Kabupaten Sumedang dan Indramayu seluas 9.273 hektare (ha).
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk- Cisanggarung Kementerian PUPR Ismail Widadi mengatakan, Bendungan Cipanas merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun sejak 2017 dengan daya tampung 250,81 juta meter kubik.
"Daya tampung Bendungan Cipanas 10 kali lebih besar dari Bendungan Kuningan yang telah diresmikan Presiden Jokowi. Sejauh ini progres konstruksinya sudah 83 persen, kemudian untuk pembebasan lahannya sudah 80,8 persen dengan sisa lahan yang belum bebas di daerah genangan dan jalan akses," kata Ismail.
Ia optimis sisa progres yang ada bisa diselesaikan rampung seluruhnya hingga akhir tahun 2022. Pekerjaan terbesar saat ini adalah meninggikan tubuh bendungan, adapun bagian prasarana lainnya sudah selesai.
Apabila pekerjaan dan pembebasan lahan lancar, diharapkan pada Oktober/November 2022 bisa mulai digenangi air (impounding).
Suplai air irigasi dari Bendungan Cipanas dapat membantu petani khususnya di Daerah Irigasi (DI) Cipanas dan Cikawung untuk meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya menghasilkan satu kali panen dalam setahun.
Bendungan ini merupakan tipe urugan batu inti tegak yang dilengkapi dengan terowongan pengelak sepanjang 452 meter. Sumber air berasal dari Sungai Cipanas yang merupakan bagian dari Wilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung dengan luas lahan dibutuhkan seluas 1.605 hektare.
Bendungan ini juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air baku dengan kapasitas sebesar 850 liter per detik dan berpotensi menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) sebesar 3 MW.
Bendungan dengan total luas genangan 1.315 hektare ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir untuk wilayah Indramayu dan sekitarnya karena mampu mengurangi debit banjir sebesar 487,75 meter kubik/detik serta memiliki potensi untuk wisata.
Pembangunan Bendungan Cipanas dikerjakan dalam tiga paket konstruksi. Paket pertama dikerjakan oleh PT Wijaya Karya - PT Jaya Konstruksi KSO yang fokus pada pembangunan tubuh bendungan dengan nilai kontrak Rp923 miliar.
Sementara paket 2 dikerjakan PT Brantas Abipraya (Persero) untuk pembangunan infrastruktur pendukung dengan nilai kontrak Rp425 miliar. Sedangkan paket 3 dikerjakan PT. Wijaya Karya - PT. Jaya Konstruksi KSO untuk peninggian tubuh bendungan dengan nilai kontrak Rp490 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022