ANTARAJAWABARAT.com,25/4 - Komputasi awan bisa menjadi solusi efisiensi bagi perusahaan karena tidak perlu lagi memiliki penyimpanan data (server) sendiri yang mengonsumsi listrik sangat besar untuk operasi dan pemeliharaan.

Group Head Solution Marketing Indosat Donatus Herry Swandito sebagai pembicara dalam seminar "Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Indonesia 2012" di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu, mengatakan selama ini pemeliharaan server menyita 50 persen konsumsi listrik.

"Karena `server' harus disimpan dalam ruangan dingin bertemperatur tertentu," ujarnya.

Selain itu, kata dia, perusahaan biasanya terbebani oleh kompleksitas pengelolaan sistem informasi mulai dari pemeliharaan, pengawasan, memperbaharui teknologi dan juga harus membayar lisensi perangkat lunak yang cukup mahal.

Dengan adanya sistem komputasi awan, menurut Donatus, operasi teknologi informasi di suatu perusahaan bisa berjalan lebih baik dengan efisiensi biaya yang tinggi.

"Komputasi awan menjadi salah satu perhatian yang ingin dikembangkan oleh pemerintah dan perusahaan untuk efisiensi biaya operasional mulai dari penghematan perangkat keras sampai perangkat lunak," tuturnya.

Selain itu, kata Donatus, komputasi awan bisa dikatakan sebagai teknologi ramah lingkungan karena menghemat penggunaan listrik hingga 80-90 persen.

Dengan sistem komputasi awan, seseorang atau sebuah perusaan tidak perlu memiliki server, pusat data atau penyimpanan data, untuk memenuhi kebutuhan operasional. Mereka hanya perlu membayar sewa kepada penyedia layanan komputasi awan untuk bisa menggunakan piranti keras berserta dengan piranti lunaknya.

Awan adalah metafora dari internet seperti yang sering digambarkan dalam diagram jaringan komputer. Awan merupakan penggambaran dari infrastruktur kompleks yang disembunyikan oleh jaringan penyaji informasi melalui internet tanpa pengakses internet tersebut mengetahui apa yang ada di dalam jaringan tersebut maupun memiliki kendali terhadap sistem tersebut.

Seminar yang diselenggarakan oleh Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu juga menghadirkan Vice President Sales and Distribution Research in Motion (RIM) untuk wilayah Asia Timur Hastings Singh.

Hastings mengatakan Indonesia masih menjadi salah satu pasar utama bagi RIM untuk memasarkan produk Blackberry dengan kondisi 74 persen masyarakat Indonesia yang memiliki telepon genggam dan 38 juta orang pengguna jejaring sosial Facebook dan 8 juta pengguna twitter.

***3***

Diah

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012