ANTARAJAWABARAT.com, 21/4 - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) siap membantu pemerintah daerah untuk mengembangkan produk unggulannya melalui program sistem inovasi daerah.

Dalam kuliah umum bertema "Iptek dan Inovasi untuk Kemajuan Indonesia" di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu, Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan kementeriannya siap mengerahkan peneliti dari berbagai badan riset seperti LIPI dan BPPT untuk membantu pengembangan produk unggulan di daerah.

"Saya ingin daerah meningkatkan kualitas produknya dan itu harus disentuh oleh inovasi berdasarkan iptek," ujarnya.

Gusti mengatakan saat ini Kemenristek mengadakan pendekatan ke pemerintah daerah sampai ke tingkat kabupaten untuk membantu daerah menemukan potensi unggulan dan meningkatkan kualitas produk unggulan tersebut.

"Kita sesuaikan dengan potensi daerahnya apa, kebutuhannya apa," ujarnya.

Kemenristek, lanjut Gusti, tidak akan memaksakan suatu kebijakan inovasi kepada suatu daerah namun akan membiarkan daerah menemukan potensinya dan mengembangkan potensi tersebut.

Menurut dia, pengembangan sistem inovasi daerah sangat penting dalam kerangka sistem inovasi nasional yang saat ini tengah dibangun oleh pemerintah.

Sistem inovasi nasional itu untuk mendukung kebijakan rencana induk percepatan dan perluasan pembangunan Indonesia (MP3EI) yang sudah mulai diterapkan oleh pemerintah.

Menurut rencana, kata Gusti, pemerintah akan membangun pusat unggulan di setiap koridor dalam enam koridor wilayah Indonesia yang tercantum dalam MP3EI.

"Tidak mudah untuk mendirikan pusat unggulan di setiap koridor karena harus ada syarat kecakapan akademis dan pembuktian pemanfaatan seperti memiliki hak paten," ujarnya.

Saat ini, menurut Gusti, baru terbentuk satu pusat unggulan kelapa sawit di Sumatera dan satu lagi baru direncanakan di Universitas Airlangga untuk pusat penyakit tropis.

Pusat unggulan di setiap koridor wilayah Indonesia itu dimaksudkan untuk menciptakan inovasi dari produk-produk unggulan yang ada di setiap koridor.

Dengan demikian, kata Hatta, Indonesia bisa menghentikan ekspor sumber daya alam dalam bentuk mentah dan mendapatkan nilai tambah dari penjualan bahan baku yang telah diolah.

DIAH NOVIANTI

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012