ANTARAJAWABARAT.com,2/4 - Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung akan mendirikan pusat kajian kuliner yang pertama di Indonesia.
Deputi Direktur STP Bandung Anang Sutono di Kampus STP Bandung, Senin, mengatakan pusat kajian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi menu-menu andalan Indonesia agar lebih dikenal dan digemari secara internasional.
Pendirian pusat kajian kuliner itu, menurut Anang, merupakan permintaan dari pemerintah agar kuliner Indonesia bisa menjadi salah satu produk unggulan dalam mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia internasional.
"Tujuannya adalah untuk memperkuat daya saing kuliner Indonesia di kawasan internasional," ujarnya.
Sebagai langkah awal, jelas dia, pusat kajian itu akan mengeluarkan 25 set menu Indonesia andalan yang terdiri atas makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup.
Set menu andalan itu merupakan hasil identifikasi terhadap beragam hidangan tradisional yang mengalami kemas ulang sehingga pantas dihidangkan secara internasional.
"Cita rasanya tidak akan diubah, hanya kemasannya yang ditangani agar bisa masuk ke pentas internasional," ujarnya.
Bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Anang mengatakan, pusat kajian kuliner itu nantinya juga akan memberi masukan menu untuk jamuan kenegaraan di Istana Negara yang menghidangkan berbagai makanan tradisional.
"Jamuan makan kenegaraan itu harus menghidangkan menu yang mewakili karakter Indonesia," ujarnya.
Selain itu, pusat kajian kuliner juga akan menggali filosofi di balik setiap menu makanan sehingga bisa dipelajari aspek budaya dan sejarah dari masakan tersebut.
Menurut Anang, pusat kajian kuliner itu diharapkan dapat mulai beroperasi pada Desember 2012. Dengan kerja sama erat antara lembaga akademik, pemerintah, dan industri serta asosiasi kuliner, Anang optimis hidangan Indonesia akan bisa mendunia dan akhirnya menjadi salah satu ikon yang mewakili Indonesia di pentas internasional.
"Kita sebenarnya tidak kalah dari Thailand, kaya akan beragam makanan yang penuh cita rasa. Tapi masakan Thailand justru lebih dikenal di dunia daripada Indonesia," tuturnya. ***3***
Diah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
Deputi Direktur STP Bandung Anang Sutono di Kampus STP Bandung, Senin, mengatakan pusat kajian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi menu-menu andalan Indonesia agar lebih dikenal dan digemari secara internasional.
Pendirian pusat kajian kuliner itu, menurut Anang, merupakan permintaan dari pemerintah agar kuliner Indonesia bisa menjadi salah satu produk unggulan dalam mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia internasional.
"Tujuannya adalah untuk memperkuat daya saing kuliner Indonesia di kawasan internasional," ujarnya.
Sebagai langkah awal, jelas dia, pusat kajian itu akan mengeluarkan 25 set menu Indonesia andalan yang terdiri atas makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup.
Set menu andalan itu merupakan hasil identifikasi terhadap beragam hidangan tradisional yang mengalami kemas ulang sehingga pantas dihidangkan secara internasional.
"Cita rasanya tidak akan diubah, hanya kemasannya yang ditangani agar bisa masuk ke pentas internasional," ujarnya.
Bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Anang mengatakan, pusat kajian kuliner itu nantinya juga akan memberi masukan menu untuk jamuan kenegaraan di Istana Negara yang menghidangkan berbagai makanan tradisional.
"Jamuan makan kenegaraan itu harus menghidangkan menu yang mewakili karakter Indonesia," ujarnya.
Selain itu, pusat kajian kuliner juga akan menggali filosofi di balik setiap menu makanan sehingga bisa dipelajari aspek budaya dan sejarah dari masakan tersebut.
Menurut Anang, pusat kajian kuliner itu diharapkan dapat mulai beroperasi pada Desember 2012. Dengan kerja sama erat antara lembaga akademik, pemerintah, dan industri serta asosiasi kuliner, Anang optimis hidangan Indonesia akan bisa mendunia dan akhirnya menjadi salah satu ikon yang mewakili Indonesia di pentas internasional.
"Kita sebenarnya tidak kalah dari Thailand, kaya akan beragam makanan yang penuh cita rasa. Tapi masakan Thailand justru lebih dikenal di dunia daripada Indonesia," tuturnya. ***3***
Diah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012