PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI) mulai membangun pabrik di atas lahan seluas sekitar 2 hektare di Kawasan Industri Kujang, Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
“Pembangunan pabrik katalis ini adalah wujud sinergi antara para peneliti dan perusahaan negara,” kata Menteri ESDM, Arifin Tasrif saat ground breaking PT Katalis Sinergi Indonesia di Kawasan Industri Kujang Cikampek, Rabu.
Baca juga: Dinas Perikanan Karawang dorong pengembangan UKM olah ikan
Ia berharap katalis ini mampu masuk ke pasar dunia dan berkompetisi di dunia internasional.
Katalis merupakan zat yang diperlukan untuk hampir seluruh industri proses, termasuk petrokimia, pengilangan minyak dan gas, oleokimia hingga BBM.
Menurut dia, pembangunan PT KSI sejalan dengan misi pemerintah dalam upaya mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis fosil dan pengurangan gas rumah kaca.
“Sumber daya fosil suatu saat akan habis, jadi kita harus siap memasuki era industri bersih dengan energi terbarukan,” katanya.
PT KSI sendiri nantinya akan memproduksi enam jenis katalis. Karena seratus persen diproduksi dan menggunakan teknologi Indonesia, katalis buatan PT KSI akan disebut Katalis Merah Putih.
Baca juga: Kasus kematian akibat COVID-19 di Karawang bertambah 3 orang
Direktur Utama PT Katalis Sinergi Indonesia, Achmad Setiawan menyampaikan kalau PT KSI akan fokus membangun katalis untuk membuat greenfuel atau bahan bakar ramah lingkungan.
Kemandirian Indonesia dalam membuat enam jenis katalis ini bisa mengurangi penggunaan bahan bakar fosil hingga meningkatkan nilai tambah di banyak proses industri.
PT KSI sendiri diproyeksikan agar bisa memproduksi katalis sebanyak 800 ton per tahun.
Produksi itu, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan katalis dalam negeri. Dengan begitu, ketergantungan impor katalis akan terkikis secara perlahan.
Ia menyebutkan, selama ini kebutuhan katalis nasional dipenuhi oleh impor. Jadi dengan berdirinya pabrik ini, pihaknya akan mengupayakan kemandirian agar tidak tergantung kepada bangsa lain.
Baca juga: Kasus kematian akibat COVID-19 di Karawang bertambah 5 orang
Informasi yang berhasil dihimpun, pembangunan pabrik itu total investasinya mencapai Rp250 miliar.
Sementara itu, Direktur Pupuk Utama Kujang Maryadi mengatakan kalau pembangunan KSI merupakan wujud nyata sinergi antara perusahaan BUMN dengan lembaga pendidikan dan para ilmuwan.
PT Pupuk Kujang sendiri telah bergabung dengan PT Pertamina Lubricant, dan PT Rekacipta Inovasi (ITB) dalam satu konsorium untuk melahirkan PT KSI.
Untuk porsi kepemilikan saham dalam konsorium adalah: PT Pertamina Lubricants (38 persen), PT Pupuk Kujang (37 persen) dan PT Rekacipta Inovasi ITB (27 persen).
“Keterlibatan dalam konsorium ini merupakan bentuk komitmen kita untuk selalu bersinergi dan mendukung penemuan-ilmuwan untuk kemajuan bangsa,” kata Maryadi.
Rencananya, pembangunan PT Katalis Sinergi Indonesia akan berlangsung selama 13 bulan. Diharapkan, tahun depan, pabrik bisa beroperasi dan mulai memproduksi katalis.
Baca juga: Positif COVID-19 di Karawang capai 5.053 kasus
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
“Pembangunan pabrik katalis ini adalah wujud sinergi antara para peneliti dan perusahaan negara,” kata Menteri ESDM, Arifin Tasrif saat ground breaking PT Katalis Sinergi Indonesia di Kawasan Industri Kujang Cikampek, Rabu.
Baca juga: Dinas Perikanan Karawang dorong pengembangan UKM olah ikan
Ia berharap katalis ini mampu masuk ke pasar dunia dan berkompetisi di dunia internasional.
Katalis merupakan zat yang diperlukan untuk hampir seluruh industri proses, termasuk petrokimia, pengilangan minyak dan gas, oleokimia hingga BBM.
Menurut dia, pembangunan PT KSI sejalan dengan misi pemerintah dalam upaya mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis fosil dan pengurangan gas rumah kaca.
“Sumber daya fosil suatu saat akan habis, jadi kita harus siap memasuki era industri bersih dengan energi terbarukan,” katanya.
PT KSI sendiri nantinya akan memproduksi enam jenis katalis. Karena seratus persen diproduksi dan menggunakan teknologi Indonesia, katalis buatan PT KSI akan disebut Katalis Merah Putih.
Baca juga: Kasus kematian akibat COVID-19 di Karawang bertambah 3 orang
Direktur Utama PT Katalis Sinergi Indonesia, Achmad Setiawan menyampaikan kalau PT KSI akan fokus membangun katalis untuk membuat greenfuel atau bahan bakar ramah lingkungan.
Kemandirian Indonesia dalam membuat enam jenis katalis ini bisa mengurangi penggunaan bahan bakar fosil hingga meningkatkan nilai tambah di banyak proses industri.
PT KSI sendiri diproyeksikan agar bisa memproduksi katalis sebanyak 800 ton per tahun.
Produksi itu, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan katalis dalam negeri. Dengan begitu, ketergantungan impor katalis akan terkikis secara perlahan.
Ia menyebutkan, selama ini kebutuhan katalis nasional dipenuhi oleh impor. Jadi dengan berdirinya pabrik ini, pihaknya akan mengupayakan kemandirian agar tidak tergantung kepada bangsa lain.
Baca juga: Kasus kematian akibat COVID-19 di Karawang bertambah 5 orang
Informasi yang berhasil dihimpun, pembangunan pabrik itu total investasinya mencapai Rp250 miliar.
Sementara itu, Direktur Pupuk Utama Kujang Maryadi mengatakan kalau pembangunan KSI merupakan wujud nyata sinergi antara perusahaan BUMN dengan lembaga pendidikan dan para ilmuwan.
PT Pupuk Kujang sendiri telah bergabung dengan PT Pertamina Lubricant, dan PT Rekacipta Inovasi (ITB) dalam satu konsorium untuk melahirkan PT KSI.
Untuk porsi kepemilikan saham dalam konsorium adalah: PT Pertamina Lubricants (38 persen), PT Pupuk Kujang (37 persen) dan PT Rekacipta Inovasi ITB (27 persen).
“Keterlibatan dalam konsorium ini merupakan bentuk komitmen kita untuk selalu bersinergi dan mendukung penemuan-ilmuwan untuk kemajuan bangsa,” kata Maryadi.
Rencananya, pembangunan PT Katalis Sinergi Indonesia akan berlangsung selama 13 bulan. Diharapkan, tahun depan, pabrik bisa beroperasi dan mulai memproduksi katalis.
Baca juga: Positif COVID-19 di Karawang capai 5.053 kasus
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022