ANTARAJAWABARAT.com, 1/3 - Perekonomian Jawa Barat deflasi sebesar 0,01 persen pada Februari 2012.

"Deflasi Februari 2012 di Jabar dipengaruhi penurunan harga pada kelompok bahan makanan dan pendidikan. Penurunan harga cabai, bawang merah, dan tomat cukup signifikan sehingga berpengaruh pada sektor bahan makanan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Lukman Ismail di Bandung, Kamis.

Pantauan inflasi di Jabar dilakukan di tujuh kota di Jabar yakni Kota Bandung, Bogor, Depok, Bekasi, Sukabumi, Cirebon dan Kota Tasikmalaya.

Lukman mengakui, empat kota mengalami inflasi yakni tertinggi di Kota Tasikmalaya 0,35 persen, Kota Bogor 0,18 persen, Kota Sukabumi 0,14 persen dan Kota Depok inflasi terendah 0,10 persen.

Tiga kota yang cukup berpengaruh dalam deflasi yakni Kota Cirebon 0,24 persen, Kota Bekasi 0,14 persen dan Kota Bandung 0,05 persen.

"Khusus Kota Bogor, harga kelompok bahan makanan terutama beras dan cabai masih tinggi sehingga mendorong inflasi yang signifikan untuk kelompok itu di Bogor, sedangkan di Kota Bekasi, Bandung dan Cirebon lebih terkendali," kata Lukman.
Dari tujuh kelompok pengeluaran rumah tangga, lima kelompok mengalami kenaikan yakni kelompok sandang 0,63 persen, makanan, minuman, rokok dan tembakau 0,35 persen, kelompok kesehatan 0,15 persen, perumahan, air, listrik dan bahan bakar 0,14 persen serta kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan 0,05 persen.

Dua kelompok mengalami deflasi yakni bahan makanan 0,56 persen dan pendidikan, rekreasi dan olahraga deflasi 0.01 persen.

Sementara itu IHK pada Januari hingga akhir Februari 2012 di Jawa Barat atau 'year to date' naik sebesar 0,79 persen. Inflasi gabungan Jabar sepanjang 12 bulan terakhir atau Februari 2011 sampai Februari 2012 (yoy) sebesar 3,11 persen.

"Ada 158 komoditas bahan makanan yang bergerak naik, namun komoditas pendorong inflasi seperti cabai merah, tomat turun drastis sehingga andil ke inflasi menjadi tidak signifikan," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Anggoro Dwitjahyono.

Berbeda dengan di perkotaan, perdesaan di Jabar mengalami kenaikan inflasi menjadi 0,56 persen akibat kenaikan harga kelompok kebutuhan masyarakat.

Kenaikan harga tertinggi di perdesaan untuk kelompok perumahan sebesar 0,70 persen, makanan jadi 0,63 persen dan bahan makanan 0,57 persen.

"Seluruh kelompok pengeluaran masyarakat di pedesaan mengalami kenaikan sehingga berpengaruh pada nilai tukar petani Februari 2012 yang mengalami penurunan sebesar 0,45 persen," kata Anggoro.

Hal itu karena kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian yang diterima petani 0,08 persen lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,53 persen.

Dari sisi harga pembelian gabah petani secara umum pada Februari 2012 di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Harga gabah kering panen (GKP) terendah di tingkat petani Rp3.500 di Cianjur dan tertinggi di Majalengka mencapai Rp6.000.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012