ANTARAJAWABARAT.com,8/2 - Minat warga Kota Cirebon, Jawa Barat, untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia masih rendah, seperti tahun 2011 hanya 30 orang berangkat ke Timur Tengah.
Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Cirebon Drs Nadi Raharjo kepada wartawan di Cirebon, Rabu, mengatakan minat warga Kota Cirebon untuk menjadi TKI rendah karena lapangan kerja bagi mereka masih terbuka dibadingkan mencari penghasilan di luar negeri.
Tahun 2011 jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang berangkat hanya 30 orang, berbeda dengan daerah lain seperti Kabupaten Cirebon mencapai ribuan orang yang mencari penghasilan di negara lain. Sejak dirubahnya cara pemberangkatan TKI secara ketat jumlahnya berkurang.
Ia menjelaskan, peraturan baru untuk menjadi TKI sudah tertib, mereka yang berangkat harus sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk, sehingga masalah negatif yang menimpa TKI mudah diatasi karena jelas alamatnya.
"Awal tahun ini baru dua orang yang mendaftar, diperkirakan yang berangkat tidak akan mengalami peningkatan, paling kisaran 30 hingga 35 orang, sedangkan untuk kabupaten bisa mencapai ratusan orang.
Rahayu, warga kota Cirebon mengaku, menjadi TKI risikonya cukup tinggi seperti kejadian ratusan penganiayaan terhadap TKW asal Kabupaten Indramayu, lebih banyak bekerja di kota sendiri meski upahnya sederhana. ***1***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Cirebon Drs Nadi Raharjo kepada wartawan di Cirebon, Rabu, mengatakan minat warga Kota Cirebon untuk menjadi TKI rendah karena lapangan kerja bagi mereka masih terbuka dibadingkan mencari penghasilan di luar negeri.
Tahun 2011 jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang berangkat hanya 30 orang, berbeda dengan daerah lain seperti Kabupaten Cirebon mencapai ribuan orang yang mencari penghasilan di negara lain. Sejak dirubahnya cara pemberangkatan TKI secara ketat jumlahnya berkurang.
Ia menjelaskan, peraturan baru untuk menjadi TKI sudah tertib, mereka yang berangkat harus sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk, sehingga masalah negatif yang menimpa TKI mudah diatasi karena jelas alamatnya.
"Awal tahun ini baru dua orang yang mendaftar, diperkirakan yang berangkat tidak akan mengalami peningkatan, paling kisaran 30 hingga 35 orang, sedangkan untuk kabupaten bisa mencapai ratusan orang.
Rahayu, warga kota Cirebon mengaku, menjadi TKI risikonya cukup tinggi seperti kejadian ratusan penganiayaan terhadap TKW asal Kabupaten Indramayu, lebih banyak bekerja di kota sendiri meski upahnya sederhana. ***1***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012