Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sinta Saptarina Soemiarno mengatakan, 72 persen masyarakat Indonesia tidak peduli terhadap sampah.
"Perilaku ketidakpedulian terhadap lingkungan di Indonesia itu masih rendah dan 72 persen masyarakat Indonesia itu tidak peduli sampah," kata Sinta dalam acara webinar bertajuk "Plastic Credit, Gagasan Baru Solusi Pengurangan Sampah Plastik" yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Pemkab Bekasi siapkan lahan olah sampah terpadu
Dia memperkirakan, dengan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang meningkat yang disertai dengan perubahan pola perilaku belanja konsumtif masyarakat yang semakin tinggi, dikhawatirkan akan terjadi peningkatan jumlah sampah plastik yang melonjak tajam.
"Peningkatannya akan melonjak tajam, yaitu seperti grafik COVID-19, bisa meningkat dengan tajam," katanya.
Sinta mencontohkan peningkatan sampah plastik yang terjadi di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pihaknya mencatat terdapat peningkatan jumlah sampah plastik dengan sampling area Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya dari 7,99 persen pada 2017 menjadi 22,83 persen pada 2020.
Peningkatan sampah plastik juga terjadi di TPA Benowo, Surabaya dari 12,96 persen pada 2013 menjadi 22,01 persen pada 2020.
Baca juga: Mafia sampah diancam tindakan tegas Pemkab Bekasi
"Padahal Surabaya sudah termasuk kota yang paling advance dalam pengelolaan sampah, ternyata dari data yang ada terlihat ada peningkatan sampah plastik yang ada di Kecamatan Rungkut," paparnya.
Sinta memaparkan, dalam kinerja pengelolaan sampah nasional periode 2021, tercatat sampah tidak terkelola mencapai 65 persen, penanganan sampah 28 persen dan pengurangan sampah 8 persen.
"Kalau kita sandingkan dengan target dimana kita ingin-nya 100 persen terkelola, masih ada gap yang perlu diakselerasi," tambahnya.
Baca juga: 25 truk angkut sampah di TPS liar Bekasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Perilaku ketidakpedulian terhadap lingkungan di Indonesia itu masih rendah dan 72 persen masyarakat Indonesia itu tidak peduli sampah," kata Sinta dalam acara webinar bertajuk "Plastic Credit, Gagasan Baru Solusi Pengurangan Sampah Plastik" yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Pemkab Bekasi siapkan lahan olah sampah terpadu
Dia memperkirakan, dengan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang meningkat yang disertai dengan perubahan pola perilaku belanja konsumtif masyarakat yang semakin tinggi, dikhawatirkan akan terjadi peningkatan jumlah sampah plastik yang melonjak tajam.
"Peningkatannya akan melonjak tajam, yaitu seperti grafik COVID-19, bisa meningkat dengan tajam," katanya.
Sinta mencontohkan peningkatan sampah plastik yang terjadi di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pihaknya mencatat terdapat peningkatan jumlah sampah plastik dengan sampling area Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya dari 7,99 persen pada 2017 menjadi 22,83 persen pada 2020.
Peningkatan sampah plastik juga terjadi di TPA Benowo, Surabaya dari 12,96 persen pada 2013 menjadi 22,01 persen pada 2020.
Baca juga: Mafia sampah diancam tindakan tegas Pemkab Bekasi
"Padahal Surabaya sudah termasuk kota yang paling advance dalam pengelolaan sampah, ternyata dari data yang ada terlihat ada peningkatan sampah plastik yang ada di Kecamatan Rungkut," paparnya.
Sinta memaparkan, dalam kinerja pengelolaan sampah nasional periode 2021, tercatat sampah tidak terkelola mencapai 65 persen, penanganan sampah 28 persen dan pengurangan sampah 8 persen.
"Kalau kita sandingkan dengan target dimana kita ingin-nya 100 persen terkelola, masih ada gap yang perlu diakselerasi," tambahnya.
Baca juga: 25 truk angkut sampah di TPS liar Bekasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022