PD Pasar Bermartabat Bandung menyebut kini banyak pedagang dari pasar tradisional berburu minyak goreng kemasan ke toko ritel atau mini market karena kelangkaan.
Direktur Utama PD Pasar Bandung Herry Hermawan mengatakan kondisi para pedagang di pasar tradisional memang saat ini kehabisan stok minyak goreng, baik minyak goreng curah maupun minyak goreng kemasan (premium).
Baca juga: Disdagin Kota Bandung duga harga minyak goreng naik karena ada penimbunan
"Makanya kalau mereka lari ke toko ritel, itu hal yang wajar, karena mereka untuk menjual kebutuhan itu, walaupun tetap, yang namanya pengawasan itu harus menjual dengan harga eceran tertinggi," kata Herry di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Menurutnya saat ini baru empat pasar yang sudah mendapat stok minyak goreng curah setelah adanya operasi pasar dari Kementerian Perdagangan. Sedangkan stok minyak goreng kemasan menurutnya tidak tersedia di pasar tradisional.
"Minyak goreng kemasan itu nggak masuk ke pasar, stoknya itu nggak di-drop di pasar, itu didistribusikan ke ritel, itu yang menjadi masalah," kata Herry.
Herry mengatakan permasalahan itu bakal timbul jika stok minyak goreng kemasan di toko ritel justru diburu dan dihabiskan oleh para pedagang pasar. Akibatnya, kata dia, masyarakat bakal kesulitan untuk mendapat minyak goreng.
"Makanya kami selalu meminta kepada kementerian untuk minta tolong segera diberikan, baik curah maupun kemasan untuk dimasukkan ke pasar tradisional, samain aja," kata dia.
"Karena kalau nggak disamakan, jadi timbul fenomena pedagang pasar antre di toko ritel, habisnya bukan sama ibu-ibu tuh," tambahnya.
Baca juga: Mendag OP 22.800 liter minyak goreng di Bandung dan Sukabumi
Baca juga: Disdagin Kota Bandung minta warga beli minyak goreng sesuai kebutuhan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Direktur Utama PD Pasar Bandung Herry Hermawan mengatakan kondisi para pedagang di pasar tradisional memang saat ini kehabisan stok minyak goreng, baik minyak goreng curah maupun minyak goreng kemasan (premium).
Baca juga: Disdagin Kota Bandung duga harga minyak goreng naik karena ada penimbunan
"Makanya kalau mereka lari ke toko ritel, itu hal yang wajar, karena mereka untuk menjual kebutuhan itu, walaupun tetap, yang namanya pengawasan itu harus menjual dengan harga eceran tertinggi," kata Herry di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Menurutnya saat ini baru empat pasar yang sudah mendapat stok minyak goreng curah setelah adanya operasi pasar dari Kementerian Perdagangan. Sedangkan stok minyak goreng kemasan menurutnya tidak tersedia di pasar tradisional.
"Minyak goreng kemasan itu nggak masuk ke pasar, stoknya itu nggak di-drop di pasar, itu didistribusikan ke ritel, itu yang menjadi masalah," kata Herry.
Herry mengatakan permasalahan itu bakal timbul jika stok minyak goreng kemasan di toko ritel justru diburu dan dihabiskan oleh para pedagang pasar. Akibatnya, kata dia, masyarakat bakal kesulitan untuk mendapat minyak goreng.
"Makanya kami selalu meminta kepada kementerian untuk minta tolong segera diberikan, baik curah maupun kemasan untuk dimasukkan ke pasar tradisional, samain aja," kata dia.
"Karena kalau nggak disamakan, jadi timbul fenomena pedagang pasar antre di toko ritel, habisnya bukan sama ibu-ibu tuh," tambahnya.
Baca juga: Mendag OP 22.800 liter minyak goreng di Bandung dan Sukabumi
Baca juga: Disdagin Kota Bandung minta warga beli minyak goreng sesuai kebutuhan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022