Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung menduga harga minyak goreng naik karena ada penimbunan setelah melihat fenomena masyarakat yang membeli komoditas tersebut secara berlebihan.

Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan banyaknya antrean masyarakat yang membeli minyak goreng di toko ritel itu diduga karena dimanfaatkan oleh segelintir orang yang ingin menimbun. Pasalnya di toko ritel minyak goreng dijual dengan harga yang sesuai, yakni Rp14.000 per liter.

Baca juga: Mendag OP 22.800 liter minyak goreng di Bandung dan Sukabumi

"Karena fenomena ibu-ibu sekarang, (toko ritel) buka jam 10.00 WIB, jam 09.000 WIB sudah mengantre hanya untuk membeli minyak goreng, itu juga merupakan sesuatu yang sangat aneh," kata Elly di Bandung, Jawa Barat, Rabu.

Elly menilai, kebutuhan minyak goreng di rumah tangga biasanya maksimal itu 4 liter untuk satu bulan. Namun menurutnya diduga ada sejumlah orang yang mengantre setiap hari hanya untuk mendapatkan minyak goreng tersebut.

"Ini memang dengan fenomena ini saya sangat khawatir, ada segelintir orang yang memanfaatkan harga ritel Rp14.000 per liter, memanfaatkan ibu-ibu untuk belanja, dan ditampung untuk dijual kembali," kata Elly.
Dia mengungkapkan jika pihaknya mendapatkan laporan mengenai adanya sejumlah orang yang menjajakan minyak goreng dengan menggunakan mobil bak terbuka di kawasan Bandung.

Menurut dia, sejumlah orang tersebut menjual minyak goreng dengan harga Rp32.000 untuk dua liter. Sehingga oknum tersebut mengambil keuntungan sekitar Rp2.000 dari setiap liter yang terjual.

"Sayangnya kami tidak punya fotonya dan sudah terlambat, dan kita akan menelusuri dari mana orang itu mendapatkan minyak goreng," kata dia.

Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar membeli minyak goreng sesuai kebutuhan. Pihak kepolisian pun menyatakan jika ada pihak yang melakukan penimbunan minyak goreng maka dapat dikenai sanksi pidana.

Baca juga: Disdagin Kota Bandung minta warga beli minyak goreng sesuai kebutuhan

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022