ANTARAJAWABARAT.com,25/1 - Produsen vaksin nasional PT Bio Farma (Persero) menerima penyerahan prototipe vaksin flu burung atau Avian Influenza (AI) hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti Universitas Indonesia.
"Penyerahan prototipe vaksin AI ini merupakan bentuk dukungan awal dari pemerintah kepada Bio Farma dalam rangka mewujudkan percepatan riset vaksin melalui penelitian dan pengembangan dalam rangka mendukung Dekade Vaksin 2020," kata Direktur Utama PT Bio Farma, Iskandar di sela-sela penandatanganan sinergitas riset vaksin dengan Kemenkes dan Kementerian Ristek di Kantor Kemenkes di Jakarta, Rabu.
Prototipe vaksin flu burung itu diserahkan oleh peneliti UI kepada Menteri Riset dan Teknologi, kemudian diserahkan kepada Kementerian Kesehatan, untuk selanjutnya diserahkan kembali ke PT Bio Farma.
Menurut Iskandar, langkah awal ini sekaligus mewujudkan kontribusi negara terkait kasus flu burung yang kembali mewabah dimana Indonesia merupakan salah satu negara endemik.
Selain penyerahan prototipe vaksin AI diselenggarakan pula penandatanganan nota kerja sama dalam rangka mengurangi ketergantungan Indonesia kepada pihak luar negeri terkait bahan baku untuk memproduksi vaksin.
Sementara itu penandatanganan sinergitas itu melibatkan 16 pihak terkait yang merupakan sinergi akademisi, bisnis dan pemerintahan (ABG). Dari kelompok akademik diwakili UI, ITB, Universitas Padjadjaran, Universitas Gajah Mada, Universitas Sebelas Maret, Universitas Al Azhar, Universitas Hasanudin dan Universitas Airlangga.
PT Bio Farma dan Indofarma sebagai kelompok bisnis sedangkan pemerintahan diwakili oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Ristek, BPPT, Balitbankes, LIPI, Lembaga Eijkman dan KIN.
"Kami berharap dengan penandatanganan nota kerja sama ini, mampu mempercepat proses penelitian dan pengembangan vaksin. Dimana, untuk memproduksi satu jenis vaksin saja memakan waktu kurang lebih 15 tahun mulai dari proses awal sampai dengan proses akhir," kata Iskandar.
Bio Farma sangat berharap melalui sinergi ABG ini menghasilkan jalan pintas untuk mempercepat riset vaksin. Langkah awalnya kembali dijajaki pada tahun ini melalui sinergi ABG yang dilakukan oleh Bio Farma dengan menyelenggarakan kembali Forum Riset Vaksin Nasional (FVRN).
FVRN merupakan program lanjutan dari Simposium Kemandirian Riset Vaksin Nasional pada tahun lalu yang telah menghasilkan delapan konsorsium untuk penelitian dan pengembangan riset vaksin masa depan, seperti vaksin dengue, vaksin malaria, vaksin rotavirus, vaksin influenza, vaksin New TB, delivery system, dan kebijakan.
FVRN ini rencananya akan diselenggarakan pada bulan Agustus 2012 dalam rangka HUT Bio Farma ke-122 tahun, hal ini diungkap oleh Direktur Utama disela-sela menghadiri acara di Jakarta.
Kemajuan penelitian dan pengembangan dari hasil FVRN pertama yang mengalami kemajuan sangat signifikan terjadi pada konsorsium vaksin New TB dan vaksin dengue. Vaksin New TB sendiri telah dikembangkan sejak tahun 2009 dengan menggunakan platform teknologi terbaru.
Konsorsium ini terdiri dari beberapa orang yang berasal dari berbagai universitas dan lembaga penelitian baik dalam maupun luar negeri yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan penyediaan vaksin.
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
"Penyerahan prototipe vaksin AI ini merupakan bentuk dukungan awal dari pemerintah kepada Bio Farma dalam rangka mewujudkan percepatan riset vaksin melalui penelitian dan pengembangan dalam rangka mendukung Dekade Vaksin 2020," kata Direktur Utama PT Bio Farma, Iskandar di sela-sela penandatanganan sinergitas riset vaksin dengan Kemenkes dan Kementerian Ristek di Kantor Kemenkes di Jakarta, Rabu.
Prototipe vaksin flu burung itu diserahkan oleh peneliti UI kepada Menteri Riset dan Teknologi, kemudian diserahkan kepada Kementerian Kesehatan, untuk selanjutnya diserahkan kembali ke PT Bio Farma.
Menurut Iskandar, langkah awal ini sekaligus mewujudkan kontribusi negara terkait kasus flu burung yang kembali mewabah dimana Indonesia merupakan salah satu negara endemik.
Selain penyerahan prototipe vaksin AI diselenggarakan pula penandatanganan nota kerja sama dalam rangka mengurangi ketergantungan Indonesia kepada pihak luar negeri terkait bahan baku untuk memproduksi vaksin.
Sementara itu penandatanganan sinergitas itu melibatkan 16 pihak terkait yang merupakan sinergi akademisi, bisnis dan pemerintahan (ABG). Dari kelompok akademik diwakili UI, ITB, Universitas Padjadjaran, Universitas Gajah Mada, Universitas Sebelas Maret, Universitas Al Azhar, Universitas Hasanudin dan Universitas Airlangga.
PT Bio Farma dan Indofarma sebagai kelompok bisnis sedangkan pemerintahan diwakili oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Ristek, BPPT, Balitbankes, LIPI, Lembaga Eijkman dan KIN.
"Kami berharap dengan penandatanganan nota kerja sama ini, mampu mempercepat proses penelitian dan pengembangan vaksin. Dimana, untuk memproduksi satu jenis vaksin saja memakan waktu kurang lebih 15 tahun mulai dari proses awal sampai dengan proses akhir," kata Iskandar.
Bio Farma sangat berharap melalui sinergi ABG ini menghasilkan jalan pintas untuk mempercepat riset vaksin. Langkah awalnya kembali dijajaki pada tahun ini melalui sinergi ABG yang dilakukan oleh Bio Farma dengan menyelenggarakan kembali Forum Riset Vaksin Nasional (FVRN).
FVRN merupakan program lanjutan dari Simposium Kemandirian Riset Vaksin Nasional pada tahun lalu yang telah menghasilkan delapan konsorsium untuk penelitian dan pengembangan riset vaksin masa depan, seperti vaksin dengue, vaksin malaria, vaksin rotavirus, vaksin influenza, vaksin New TB, delivery system, dan kebijakan.
FVRN ini rencananya akan diselenggarakan pada bulan Agustus 2012 dalam rangka HUT Bio Farma ke-122 tahun, hal ini diungkap oleh Direktur Utama disela-sela menghadiri acara di Jakarta.
Kemajuan penelitian dan pengembangan dari hasil FVRN pertama yang mengalami kemajuan sangat signifikan terjadi pada konsorsium vaksin New TB dan vaksin dengue. Vaksin New TB sendiri telah dikembangkan sejak tahun 2009 dengan menggunakan platform teknologi terbaru.
Konsorsium ini terdiri dari beberapa orang yang berasal dari berbagai universitas dan lembaga penelitian baik dalam maupun luar negeri yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan penyediaan vaksin.
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012