Sebagian besar pasar mata uang Asia diperdagangkan dengan hati-hati pada Kamis, karena investor menunggu data inflasi utama AS untuk petunjuk tentang laju pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve (Fed), sementara rupiah Indonesia bertahan karena Indonesia mempertahankan suku bunga tidak berubah.

The Fed secara luas diperkirakan akan mulai menaikkan suku bulan depan meskipun tidak ada kejelasan tentang kecepatan pengetatan.

Baca juga: Kurs Rupiah menguat jelang pengumuman hasil rapat Bank Indonesia

Rupiah sempat beringsut lebih tinggi setelah bank sentral mempertahankan suku bunga utamanya tidak berubah pada rekor terendah seperti yang diperkirakan, menekankan bahwa itu bertujuan untuk menjaga stabilitas mata uang dan pasar keuangan sambil mendukung pemulihan ekonomi dari pandemi COVID-19.

Namun analis di OCBC Bank menulis dalam sebuah catatan bahwa tetap ada risiko bahwa Bank Indonesia akan memilih untuk menaikkan suku bunga kebijakannya pada Maret segera setelah pertemuan Fed "yang mungkin melihat hawkishnes berlanjut".

Indeks saham Indonesia (IDX) menghapus kenaikan awal sesi dan turun 0,1 persen setelah pengumuman.
Rupee India tergelincir 0,3 persen setelah keputusan bank sentral, meskipun investor terkejut bahwa suku bunga deposito utama tidak berubah terhadap prediksi beberapa ekonom tentang kenaikan untuk menyelaraskan kembali dengan suku bunga pasar uang jangka pendek.

Baca juga: Kurs Rupiah ditutup menguat jelang rilis data inflasi AS

"Kami terus memperkirakan surplus likuiditas akan berkurang, tetapi jelas RBI (Reserve Bank of India) ingin mempertahankan semua opsinya terbuka tergantung pada bagaimana kondisi berjalan," kata Ahli Strategi EM TD Securities, Mitul Kotecha.

Mata uang utama lainnya - ringgit Malaysia, won Korea Selatan, baht Thailand, dolar Singapura dan peso Filipina - semuanya datar dengan indeks dolar beringsut lebih rendah 0,05 persen pada Kamis.

Gubernur bank sentral Filipina mengatakan pada Rabu (9/2/2022) bahwa tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga dan tidak perlu harus bergerak pada kecepatan yang sama dengan Federal Reserve AS.

Sentimen serupa di sebagian besar pasar saham di kawasan itu, dengan saham Korea Selatan (KOSPI) naik tipis 0,1 persen meskipun negara tersebut melaporkan rekor kasus Virus Corona.
Sementara itu, saham Malaysia (KLSE) naik 0,9 persen, sedangkan saham Filipina (PSI) turun 0,9 persen.

Saham China (SSEC) juga turun 0,1 persen setelah penurunan di produsen baterai Contemporary Amperex Technology dan aksi ambil untung di perusahaan konsumen.

Baca juga: Kurs Rupiah menguat didorong optimisme pemulihan ekonomi global

Baca juga: Kurs Rupiah melemah dibayangi ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022