ANTARAJAWABARAT.com,2/1 - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Jawa Barat per September 2011 bertambah menjadi 4.650.810 orang atau meningkat 0,05 peren dari hasil pendataan Maret 2011.

"Ada kenaikan jumlah penduduk miskin di Jabar sekitar 2.180 orang pada pada September 2011 atau 0,05 persen, terbesar di wilayah perkotaan. Penyebabnya salah satunya akibat urbanisasi sehingga banyaknya penduduk yang datang ke kota," kata Kepala BPS Jabar Lukman Ismail di Bandung, Senin.

Lukman menyebutkan, hasil pendataan jumlah penduduk miskin pada Maret 2011 sebanyak 4.648.630 orang. Tingginya urbanisasi akibat banyaknya pendatang yang masuk ke kota-kota di Jawa Barat mengakibatkan penambahan angka kemiskinan itu karena mereka belum mendapat pekerjaan.

"Kami pastikan hampir 95 persen peningkatan tingkat kemiskinan itu akibat adanya pendatang dari luar daerah ke Jabar," kata Lukman.

Jumlah penduduk miskin Jabar pada September 2011 untuk daerah perkotaan sebanyak 2.628.350 orang atau 9,09 persen dari jumlah penduduk perkotaan. Sedangkan jumlah penduduk miskin di pedesaan di Jabar sebanyak 2.022.450 orang atau 13,39 persen dari penduduk pedesaan di provinsi itu.

Kepala BPS Jabar menyebutkan, besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan. Batasan penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Atas dasar perhitungan BPS, selama Maret 2011 - September 2011, garis kemiskinan naik sebesar 2,73 persen yakni dari Rp220.098 per kapita per bulan pada bulan Maret 2011 menjadi Rp226.097 pada September 2011.

Untuk daerah perkotaan garis kemiskinan September 2011 sebesar 234.622 atau naik 2,71 persen dari kondisi Maret 2011 sebesar Rp228.401. Garis kemiskinan di daerah pedesaan juga mengalami kenaikan relatif sama 2,73 persen menjadi Rp209.777 dibandingkan Maret 2011 sebesar Rp204.199.

"Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan masih lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan," kata Lukman.

Sumbangan garis kemiskinan makanan (GKM) terhadap garis kemiskinan (GK) sebesar 70,18 persen untuk daerah perkotaan. Sedangkan di daerah perdesaan sebesar 75,83 persen.

"Secara total peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan di Jabar sebesar 72,83 persen," kata Kepala BPS Jabar itu menambahkan.***5***

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012