Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kota Bandung mengimbau kepada para orang tua siswa agar tidak memberikan uang jajan kepada para anaknya yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bandung Asep Gufron mengatakan hal tersebut perlu dilakukan guna mencegah para siswa yang tidak langsung pulang ke rumah setelah proses PTM di sekolah selesai. Pasalnya jika para siswa berkumpul atau bermain sepulang sekolah, hal tersebut dapat meningkatkan risiko penyebaran COVID-19.
Baca juga: Satgas Kota Bandung evaluasi PTM di sekolah antisipasi penyebaran COVID-19
"Jadi saya imbau orang tua SD, SMP, itu anaknya jangan dikasih jajan, uang jajan," kata Asep di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Karena menurutnya peran orang tua sangat penting untuk dapat mencegah COVID-19 di lingkungan pendidikan atau di lingkungan keluarga.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bandung Asep Gufron mengatakan hal tersebut perlu dilakukan guna mencegah para siswa yang tidak langsung pulang ke rumah setelah proses PTM di sekolah selesai. Pasalnya jika para siswa berkumpul atau bermain sepulang sekolah, hal tersebut dapat meningkatkan risiko penyebaran COVID-19.
Baca juga: Satgas Kota Bandung evaluasi PTM di sekolah antisipasi penyebaran COVID-19
"Jadi saya imbau orang tua SD, SMP, itu anaknya jangan dikasih jajan, uang jajan," kata Asep di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Karena menurutnya peran orang tua sangat penting untuk dapat mencegah COVID-19 di lingkungan pendidikan atau di lingkungan keluarga.
Ia mengatakan meski anak tak diberi uang jajan, menurutnya hal tersebut bisa diganti dengan memberi bekal makanan dari rumah. Selain hemat, menurutnya anak-anak dapat dipastikan mendapat makanan yang higienis.
"Jadi lebih baik dikasih makan aja, biar nanti dimakan, kan higienis juga," kata dia.
Dia mengatakan para siswa yang tidak langsung pulang ke rumah setelah pelaksanaan PTM menjadi permasalahan bagi pengendalian COVID-19 di sektor pendidikan. Pasalnya pihak sekolah hanya dapat memastikan protokol kesehatan berjalan di sekolah.
"Jadi sekolah wajib punya Satgas, mereka harus mengedukasi, mengevaluasi, dan membubarkan siswa ketika sepulang sekolah," kata dia.
Saat ini telah ditemukan sebanyak 14 orang di lingkungan pendidikan yang terkonfirmasi COVID-19 berdasarkan tes acak di sejumlah sekolah. Dari 14 orang tersebut, 13 orang di antaranya merupakan siswa dan satu orang guru.
"Kita terus lacak bukan hanya di lingkungan sekolah, kita terus upayakan testing dan tracing, itu otomatis," kata Asep.
"Jadi lebih baik dikasih makan aja, biar nanti dimakan, kan higienis juga," kata dia.
Dia mengatakan para siswa yang tidak langsung pulang ke rumah setelah pelaksanaan PTM menjadi permasalahan bagi pengendalian COVID-19 di sektor pendidikan. Pasalnya pihak sekolah hanya dapat memastikan protokol kesehatan berjalan di sekolah.
"Jadi sekolah wajib punya Satgas, mereka harus mengedukasi, mengevaluasi, dan membubarkan siswa ketika sepulang sekolah," kata dia.
Saat ini telah ditemukan sebanyak 14 orang di lingkungan pendidikan yang terkonfirmasi COVID-19 berdasarkan tes acak di sejumlah sekolah. Dari 14 orang tersebut, 13 orang di antaranya merupakan siswa dan satu orang guru.
"Kita terus lacak bukan hanya di lingkungan sekolah, kita terus upayakan testing dan tracing, itu otomatis," kata Asep.
Baca juga: Dinkes Kota Bandung catat 3 siswa positif COVID-19 dari tes acak sekolah
Baca juga: 5 orang positif COVID-19 setelah kontak dengan warga terkena omicron di Kota Bandung
Baca juga: 5 orang positif COVID-19 setelah kontak dengan warga terkena omicron di Kota Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022