Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat di tengah anjloknya bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup menguat 10,34 poin atau 0,16 persen ke posisi 6.611,16. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,16 poin atau 0,02 persen ke posisi 947,02.
"Indeks saham di Asia sore ini ditutup turun tajam dengan indeks MSCI Asia Pacific ex-Japan jatuh 2,26 persen, sementara imbal hasil (yield) surat utang pemerintah negara-negara di Asia lompat karena investor bereaksi terhadap hasil pertemuan kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve semalam yang memberi sinyal bahwa terbuka kemungkinan kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen di bulan Maret," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Kamis.
Pada konferensi pers sesudah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), Gubernur The Fed Jerome Powell berulangkali menegaskan bahwa ekonomi AS berada dalam kondisi sehat meskipun tekanan inflasi tetap tinggi.
Powell juga tidak menutup kemungkinan melakukan pengetatan kebijakan yang lebih agresif dalam memerangi inflasi. Akibatnya, investor mulai mempertimbangkan (priced-in) kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan lebih dari empat kali sepanjang tahun ini.
Selain itu, investor juga mengantisipasi rilis data perhitungan awal pertumbuhan ekonomi (PDB) kuartal IV 2021 AS. Ekonomi AS di prediksi tumbuh 5,5 persen (qoq), lebih cepat dari pertumbuhan 2,3 persen (qoq) pada kuartal III 2021.
Dibuka melemah, IHSG sempat menguat namun kembali terkoreksi jelang penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih terus bergerak di teritori positif namun berhasil mendarat di zona hijau jelang penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat dimana sektor transportasi & logistik naik paling tinggi yaitu 2,07 persen, diikuti sektor energi dan sektor barang baku masing-masing 1,36 persen dan 1,45 persen.
Sedangkan empat sektor terkoreksi dimana sektor infrastruktur turun paling dalam yaitu minus 1,5 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor properti masing-masing minus 1,18 persen dan minus 0,84 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" di seluruh pasar sebesar Rp73 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi jual asing dengan jumlah jual bersih Rp18,84 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.263.134 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,46 miliar lembar saham senilai Rp11,43 triliun. Sebanyak 215 saham naik, 317 saham menurun, dan 141 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 841,03 poin atau 3,11 persen ke 26.170,3, indeks Hang Seng turun 482,9 poin atau 1,99 persen ke 23.807, dan indeks Straits Times terkoreksi 11,54 atau 0,35 persen ke 3.260,03.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
IHSG ditutup menguat 10,34 poin atau 0,16 persen ke posisi 6.611,16. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,16 poin atau 0,02 persen ke posisi 947,02.
"Indeks saham di Asia sore ini ditutup turun tajam dengan indeks MSCI Asia Pacific ex-Japan jatuh 2,26 persen, sementara imbal hasil (yield) surat utang pemerintah negara-negara di Asia lompat karena investor bereaksi terhadap hasil pertemuan kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve semalam yang memberi sinyal bahwa terbuka kemungkinan kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen di bulan Maret," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Kamis.
Pada konferensi pers sesudah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), Gubernur The Fed Jerome Powell berulangkali menegaskan bahwa ekonomi AS berada dalam kondisi sehat meskipun tekanan inflasi tetap tinggi.
Powell juga tidak menutup kemungkinan melakukan pengetatan kebijakan yang lebih agresif dalam memerangi inflasi. Akibatnya, investor mulai mempertimbangkan (priced-in) kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan lebih dari empat kali sepanjang tahun ini.
Selain itu, investor juga mengantisipasi rilis data perhitungan awal pertumbuhan ekonomi (PDB) kuartal IV 2021 AS. Ekonomi AS di prediksi tumbuh 5,5 persen (qoq), lebih cepat dari pertumbuhan 2,3 persen (qoq) pada kuartal III 2021.
Dibuka melemah, IHSG sempat menguat namun kembali terkoreksi jelang penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih terus bergerak di teritori positif namun berhasil mendarat di zona hijau jelang penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat dimana sektor transportasi & logistik naik paling tinggi yaitu 2,07 persen, diikuti sektor energi dan sektor barang baku masing-masing 1,36 persen dan 1,45 persen.
Sedangkan empat sektor terkoreksi dimana sektor infrastruktur turun paling dalam yaitu minus 1,5 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor properti masing-masing minus 1,18 persen dan minus 0,84 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" di seluruh pasar sebesar Rp73 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi jual asing dengan jumlah jual bersih Rp18,84 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.263.134 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,46 miliar lembar saham senilai Rp11,43 triliun. Sebanyak 215 saham naik, 317 saham menurun, dan 141 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 841,03 poin atau 3,11 persen ke 26.170,3, indeks Hang Seng turun 482,9 poin atau 1,99 persen ke 23.807, dan indeks Straits Times terkoreksi 11,54 atau 0,35 persen ke 3.260,03.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022