Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Jawa Barat, mencatat ada lima orang terkonfirmasi positif COVID-19 dari hasil pelacakan terhadap puluhan orang yang kontak erat dengan enam warga terkonfirmasi varian omicron.
Kepala Dinkes Kota Bandung Ahyani Raksanagara di Bandung, Rabu mengatakan lima orang yang terkonfirmasi COVID-19 itu belum dipastikan terpapar omicron. Pasalnya sampel tes dari lima orang tersebut masih dites whole genome sequencing (WGS) di laboratorium.
"Dari enam orang (terkonfirmasi omicron) kami lacak ke 89 orang (kontak erat), ada empat orang positif, setelah lima hari dicek lagi, positif lagi satu orang. Jadi kontak erat ini menjadi ada lima orang yang positif," katanya.
Ahyani mengatakan pelacakan itu tetap diperlukan guna mengantisipasi penyebaran yang lebih luas lagi. Dia mengatakan saat ini angka kasus COVID-19 di Kota Bandung pun naik dibandingkan beberapa waktu sebelumnya.
Pada awal hingga pertengahan Januari 2022, kasus COVID-19 di Kota Bandung berada di bawah angka 50 kasus aktif, namun sejak 18 Januari 2022, kasus aktif COVID-19 terus meningkat hingga sejauh ini mencapai angka 183 orang.
Terkait varian omicron yang dinilai tingkat fatalitasnya rendah, menurutnya, varian tersebut tetap harus diwaspadai oleh masyarakat. Pasalnya varian tersebut tetap berisiko bagi masyarakat yang rentan.
"Kalau omicron ini kan penyebarannya cepat, tapi tingkat fatalitasnya rendah, kan gitu, namun ini semua virus COVID-19. Kalau kena ke lansia itu mempunyai dampak membahayakan," katanya.
Ahyani mengatakan para pasien omicron di Kota Bandung itu bergejala ringan. Hal tersebut, berkaitan dengan tingkat daya tahan tubuh setelah seseorang disuntik vaksin.
"Maka dari itu menghadapi omicron itu tetap protokol kesehatan. Kalau sekarang perlu isolasi, maka lakukan dengan disiplin, jangan lupa vaksinasi juga," katanya .
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Kepala Dinkes Kota Bandung Ahyani Raksanagara di Bandung, Rabu mengatakan lima orang yang terkonfirmasi COVID-19 itu belum dipastikan terpapar omicron. Pasalnya sampel tes dari lima orang tersebut masih dites whole genome sequencing (WGS) di laboratorium.
"Dari enam orang (terkonfirmasi omicron) kami lacak ke 89 orang (kontak erat), ada empat orang positif, setelah lima hari dicek lagi, positif lagi satu orang. Jadi kontak erat ini menjadi ada lima orang yang positif," katanya.
Ahyani mengatakan pelacakan itu tetap diperlukan guna mengantisipasi penyebaran yang lebih luas lagi. Dia mengatakan saat ini angka kasus COVID-19 di Kota Bandung pun naik dibandingkan beberapa waktu sebelumnya.
Pada awal hingga pertengahan Januari 2022, kasus COVID-19 di Kota Bandung berada di bawah angka 50 kasus aktif, namun sejak 18 Januari 2022, kasus aktif COVID-19 terus meningkat hingga sejauh ini mencapai angka 183 orang.
Terkait varian omicron yang dinilai tingkat fatalitasnya rendah, menurutnya, varian tersebut tetap harus diwaspadai oleh masyarakat. Pasalnya varian tersebut tetap berisiko bagi masyarakat yang rentan.
"Kalau omicron ini kan penyebarannya cepat, tapi tingkat fatalitasnya rendah, kan gitu, namun ini semua virus COVID-19. Kalau kena ke lansia itu mempunyai dampak membahayakan," katanya.
Ahyani mengatakan para pasien omicron di Kota Bandung itu bergejala ringan. Hal tersebut, berkaitan dengan tingkat daya tahan tubuh setelah seseorang disuntik vaksin.
"Maka dari itu menghadapi omicron itu tetap protokol kesehatan. Kalau sekarang perlu isolasi, maka lakukan dengan disiplin, jangan lupa vaksinasi juga," katanya .
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022