ANTARAJAWABARAT.com,16/12 - Artis cantik yang kini menekuni seni teater, Happy Salma akan tampil memerankan sosok Inggit Garnasih dalam monolog berlakon "Inggit" di Gedung Dewi Asri STSI Kota Bandung, 22 Desember 2011.
"Pementasan ini merupakan momentum Hari Perempuan yang jaruh pada 22 Desember 2011, lewat monolog ini Hari Perempuan tidak melulu ceremonial, lebih dari itu berpukuh tahun lalu perempuan Indonesia melakukan konferensi pertama dan membentuk organisasi," kata Produser Monolog Inggir, Pradetya di Bandung, Jumat.
Pementasan monolog Inggit digelar atas kerjasama Kelompok Teater Mainteater dengan Titimangsa Foundation.
Kehadiran Happy di dunia teater bukan hal yang baru, karena sebelum ini ia beberapa kali terlibat dalam pementasan teater. Pementasan Monolog sebagai kisah perjalanan Inggit Garnasih itu disutradarai oleh Wawan Sofwan sedangkan naskah ditulis Ahda Imran.
Sejarah hanya menceritakan bahwa Inggit adalah salah istri Soekarno yang sangat setia namun lebih dari itu Inggit adalah salah seorang paling amat berjasa pada keteguhan dan keyakinan Soekarno akan perjuangannya.
Dalam pentas itu, akan digambarkan saat Sukarno sibuk menyiapkan pidato untuk membela negeri ini, Inggit dengan tekun menjahitkan kancing jas Kusno (begitu Inggit memanggil Sukarno), supaya ia tampak gagah di depan ruang sidang esok harinya.
Dan yang jadi, pidato Sukarno di ujung Desember 1930,dengan judul Indonesia Menggugat meledak laksana kilat, membelah langit imperialisme, mengobarkan api nasionalisme. Ini lantaran campur tangan Inggit.
Di tengah pertumbuhan negara dan Sukarno, Inggit tetaplah seorang wanita yang tulus, bintang kehormatan di jas sukarno tak menyilaukannya, sehingga ia berani hidup sendiri karena menolak untuk dimadu.
"Ini sebuah survive, mental yang jarang dimiliki wanita kebanyakan," kata Pradetya.
Inggit menurutnya bukan hanya sebuah nama. Tapi sebuah ingatan ihwal hak seorang perempuan untuk mengatakan 'tidak' saat dihadapkan pada sebuah pilihan yang menyangkut martabatnya.
Happy Salma ditantang untuk menjiwai pada semangat itu melalui pertunjukan teater monolog sekaligus menjadi media untuk menularkan semangat Inggit.***6***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"Pementasan ini merupakan momentum Hari Perempuan yang jaruh pada 22 Desember 2011, lewat monolog ini Hari Perempuan tidak melulu ceremonial, lebih dari itu berpukuh tahun lalu perempuan Indonesia melakukan konferensi pertama dan membentuk organisasi," kata Produser Monolog Inggir, Pradetya di Bandung, Jumat.
Pementasan monolog Inggit digelar atas kerjasama Kelompok Teater Mainteater dengan Titimangsa Foundation.
Kehadiran Happy di dunia teater bukan hal yang baru, karena sebelum ini ia beberapa kali terlibat dalam pementasan teater. Pementasan Monolog sebagai kisah perjalanan Inggit Garnasih itu disutradarai oleh Wawan Sofwan sedangkan naskah ditulis Ahda Imran.
Sejarah hanya menceritakan bahwa Inggit adalah salah istri Soekarno yang sangat setia namun lebih dari itu Inggit adalah salah seorang paling amat berjasa pada keteguhan dan keyakinan Soekarno akan perjuangannya.
Dalam pentas itu, akan digambarkan saat Sukarno sibuk menyiapkan pidato untuk membela negeri ini, Inggit dengan tekun menjahitkan kancing jas Kusno (begitu Inggit memanggil Sukarno), supaya ia tampak gagah di depan ruang sidang esok harinya.
Dan yang jadi, pidato Sukarno di ujung Desember 1930,dengan judul Indonesia Menggugat meledak laksana kilat, membelah langit imperialisme, mengobarkan api nasionalisme. Ini lantaran campur tangan Inggit.
Di tengah pertumbuhan negara dan Sukarno, Inggit tetaplah seorang wanita yang tulus, bintang kehormatan di jas sukarno tak menyilaukannya, sehingga ia berani hidup sendiri karena menolak untuk dimadu.
"Ini sebuah survive, mental yang jarang dimiliki wanita kebanyakan," kata Pradetya.
Inggit menurutnya bukan hanya sebuah nama. Tapi sebuah ingatan ihwal hak seorang perempuan untuk mengatakan 'tidak' saat dihadapkan pada sebuah pilihan yang menyangkut martabatnya.
Happy Salma ditantang untuk menjiwai pada semangat itu melalui pertunjukan teater monolog sekaligus menjadi media untuk menularkan semangat Inggit.***6***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011