Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bencana pohon tumbang dan reklame roboh saat hujan lebat disertai angin kencang sekitar pukul 14.00-14.30 WIB di Kota dan Kabupaten Bogor disebabkan cuaca ekstrem La Lina.
Kepala Stasiun Klimatologi Bogor Indra Gustari pada Senin (24/1) mengeluarkan keterangan tertulis mengenai analisa penyebab kejadian bencana tersebut.
Menurutnya, hujan lebat dan hujan es disertai kilat petir dan angin kencang di Kota Bogor, yang menyebabkan robohnya reklame menimpa beberapa kendaraan bermotor di Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara dan beberapa pohon tumbang menimpa sebuah mobil di wilayah Kecamatan Bogor Barat dan Kecamatan Tanah Sereal, serta Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor memang karena cuaca ekstrem itu.
La Nina adalah fenomena Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normal.
Berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer saat ini, kata Indra, dipengaruhi oleh kondisi La Nina dengan Indeks Nino 3.4 saat ini berada pada indeks -0.69 lebih tinggi dari nilai normal lebih kurang 0.5.
Hal tersebut mengindikasikan ada peningkatan yang signifikan pada curah hujan di wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat.
Peningkatan itu dipengaruhi oleh pola-pola sirkulasi siklonik yakni pusaran angin lemah di Selat Karimata, tekanan rendah atau Low di Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) Utara Kepulauan Maluku dan Sebelah Barat Daya Pulau Sumatera membentuk daerah pertemuan angin dan belokan angin yang melewati wilayah Jawa Barat, sehingga mendukung pasokan massa udara basah di antaranya di wilayah Jawa Barat.
Indra mengungkapkan di sisi lain, berdasarkan interpretasi citra Radar Cuaca, terpantau ada pertumbuhan sel awan konvektif di wilayah Kota Bogor pada pukul 12.37 WIB.
Pertumbuhan yang cukup intensif dengan sel awan yang semakin matang dan berkembang meluas di sebagian besar Kabupaten dan Kota Bogor pada pukul 13.41 WIB - 15.09 WIB, dengan nilai reflektivitas 35 s/d 65 dbz di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor.
Ini mengindikasikan ada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang pada periode tersebut kemudian mulai meluruh pada pukul 15.49 WIB.
"Peringatan dini Cuaca Ekstrem wilayah Jabodetabek sudah dikeluarkan oleh On Duty BMKG Pusat sebelum kejadian dengan periode peringatan dini sejak siang hari pukul 12.35 dan 13.49 WIB," jelasnya.
Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Bogor, Jawa Barat bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sedang mendata puluhan pohon tumbang yang terjadi di sejumlah titik jalan saat hujan deras dengan disertai angin kencang sejak pukul 14.05 hingga sekitar 15.30 WIB.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Kepala Stasiun Klimatologi Bogor Indra Gustari pada Senin (24/1) mengeluarkan keterangan tertulis mengenai analisa penyebab kejadian bencana tersebut.
Menurutnya, hujan lebat dan hujan es disertai kilat petir dan angin kencang di Kota Bogor, yang menyebabkan robohnya reklame menimpa beberapa kendaraan bermotor di Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara dan beberapa pohon tumbang menimpa sebuah mobil di wilayah Kecamatan Bogor Barat dan Kecamatan Tanah Sereal, serta Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor memang karena cuaca ekstrem itu.
La Nina adalah fenomena Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normal.
Berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer saat ini, kata Indra, dipengaruhi oleh kondisi La Nina dengan Indeks Nino 3.4 saat ini berada pada indeks -0.69 lebih tinggi dari nilai normal lebih kurang 0.5.
Hal tersebut mengindikasikan ada peningkatan yang signifikan pada curah hujan di wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat.
Peningkatan itu dipengaruhi oleh pola-pola sirkulasi siklonik yakni pusaran angin lemah di Selat Karimata, tekanan rendah atau Low di Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) Utara Kepulauan Maluku dan Sebelah Barat Daya Pulau Sumatera membentuk daerah pertemuan angin dan belokan angin yang melewati wilayah Jawa Barat, sehingga mendukung pasokan massa udara basah di antaranya di wilayah Jawa Barat.
Indra mengungkapkan di sisi lain, berdasarkan interpretasi citra Radar Cuaca, terpantau ada pertumbuhan sel awan konvektif di wilayah Kota Bogor pada pukul 12.37 WIB.
Pertumbuhan yang cukup intensif dengan sel awan yang semakin matang dan berkembang meluas di sebagian besar Kabupaten dan Kota Bogor pada pukul 13.41 WIB - 15.09 WIB, dengan nilai reflektivitas 35 s/d 65 dbz di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor.
Ini mengindikasikan ada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang pada periode tersebut kemudian mulai meluruh pada pukul 15.49 WIB.
"Peringatan dini Cuaca Ekstrem wilayah Jabodetabek sudah dikeluarkan oleh On Duty BMKG Pusat sebelum kejadian dengan periode peringatan dini sejak siang hari pukul 12.35 dan 13.49 WIB," jelasnya.
Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Bogor, Jawa Barat bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sedang mendata puluhan pohon tumbang yang terjadi di sejumlah titik jalan saat hujan deras dengan disertai angin kencang sejak pukul 14.05 hingga sekitar 15.30 WIB.
"Banyak sekali pohon tumbang, puluhan tapi kami masih mendata, belum ada angka," Kepala Bidang Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Disperumkim Kota Bogor Irfan Zacky saat ditemui Antar di lokasi pohon tumbang Jalan Dadali, Kelurahan Tanah Sareal, Kecamatan Tanah Sareal, Senin sore.
Menurut Ifran sedikitnya, pohon tumbang terjadi di Jalan Dadali, Heulang, Ahmad Yani Ciun, Yasmin Kedung Halang, Cibungbulang, dan Jalan Kesehatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022