ANTARAJAWABARAT.com, 29/11 - Sebanyak 14 orang mahasiswa Universitas Padjadjaran akan melangsungkan ekspedisi ke Goa Khoun Xe, Laos, dalam "Indonesia-Padjadjaran Gigantic River Cave Expedition 2011."
Keempatbelas mahasiswa tersebut tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pecinta alam Palawa. Terdiri dari lima orang perempuan dan sembilan orang laki-laki yang berasal dari lintas fakultas di Unpad.

Goa Khoun Xe merupakan goa yang dialiri sungai Gigantic, yaitu sungai bawah tanah yang alirannya terbesar di dunia dengan panjang sungai sekitar delapan kilometer.

"Hal itulah yang menjadi salah satu pertimbangan mengapa kami memilih untuk melaksanakan ekspedisi ke Goa tersebut karena fakta itu baru terungkap pada tahun 2006. Jadi kemungkinan masih banyak yang belum mengetahui," kata Dwi Jaya Siregar, Bandung, Senin.

Selain hal itu, yang menjadi pertimbangan lainnya adalah goa Khoun Xe merupakan kawasan karst yang masih terjaga kealamiannya.

Dwi menuturkan, kawasan karst di goa Khoun Xe Laos masih menggunakan konservasi secara tradisional, yaitu dengan menganggap kawasan tersebut sebagai kawasan sakral, sehingga kondisi alam dan debit air masih sangat terjaga.

Salah satu tujuan ekspedisi ini adalah untuk mengomparasikan kondisi kawasan karst di Goa Khoun Xe Laos dengan kawasan karst di Indonesia, terlebih mengenai konservasi kawasan.

"Kondisi sejumlah kawasan karst di Indonesia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Untuk itu kami bertujuan untuk studi banding, semoga hasil ekspedisi ini bisa menjadi masukan untuk para pemegang kebijakan dalam mengelola kawasan karst di Indonesia," katanya.

Pada dasarnya, kata Dwi, target utama ekspedisi ini adalah pendokumentasian kawasan karst, sungai, dan dalam goa, melalui fotografi dan film dokumenter.

"Tujuan lain dari ekspedisi ini adalah untuk mengampanyekan dan memvisualisasikan kawasan tersebut. Untuk itu kami juga harus berbekal kemampuan fotografi dan pengambilan gambar untuk film," ungkapnya.

Selain persiapan mental, psikologis, dan fisik, para peserta ekspedisi juga dibekali kemampuan fotografi.

"Sebagai persiapan kami melakukan bina jasmani tiga kali seminggu, pembekalan psikologis, dan yang terpenting adalah pembekalan teknik menggunakan kayak," katanya.

Debit dan alirannya yang besar membuat tim ekspedisi ini harus menguasai teknis khusus menggunakan kayak. Mereka kemudian mempraktekannya melalui simulasi perjalanan yang telah dilakukan di sejumlah lokasi di Indonesia, salah satunya simulasi dayung malam di Gombong Selatan.

Empatbelas mahasiswa yang tergabung dalam tim ekspedisi merupakan orang-orang terpilih yang telah lolos seleksi, "semua anggota Palawa memiliki kesempatan yang sama. Namun, proses seleksi tetap berdasarkan pada jenjang pengalaman melakukan perjalanan," katanya.

Tim ekspedisi Palawa Unpad ini akan berangkat menuju Laos pada Selasa (29/11), "kami akan masuk ke Laos lewat Thailand. Dari Thailand kami akan naik bus hingga ke perbatasan Laos. Untuk bisa menuju goa kami harus jalan kaki selama enam jam dan menyusuri sejumlah desa," kata Dwi.

Ekspedisi beranggaran 168 juta ini diperkirakan akan berlangsung selama 12 hari. Tim akan kembali ke Indonesia pada 13 Desember mendatang.

achie

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011