Kasus infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2 varian B.1.1.529 atau Omicron di Indonesia bertambah 92 menjadi 506 kasus pada Senin (10/1), kata pejabat Kementerian Kesehatan.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi sebagaimana dikutip dalam keterangan pers pemerintah yang diterima di Jakarta, Rabu pagi, mengatakan bahwa 415 dari 506 orang yang terinfeksi Omicron merupakan warga negara Indonesia dan warga negara asing yang punya riwayat melakukan perjalanan ke luar negeri.
Baca juga: Puncak kasus Omicron di Indonesia diperkirakan awal Februari
Sedangkan jumlah penderita infeksi Omicron yang mengalami transmisi lokal, menurut dia, sebanyak 84 orang.
Menurut Nadia, mayoritas orang yang terserang Omicron tidak mengalami gejala sakit atau hanya mengalami gejala ringan sehingga tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Oleh karena itu, ia mengatakan, Kementerian Kesehatan menyediakan pelayanan kesehatan dari jarak jauh bagi pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Kami bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi di rumah," katanya.
Ia menambahkan, Kementerian Kesehatan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid dalam terapi pasien COVID-19 gejala ringan.
Nadia mengimbau warga siaga menghadapi gelombang penularan Omicron karena varian virus penyebab COVID-19 itu tingkat persebarannya sangat cepat.
Dalam upaya menekan risiko penularan COVID-19, selain memberlakukan aturan perjalanan dan ketentuan karantina ketat pemerintah berupaya meningkatkan kekebalan warga terhadap serangan virus corona dengan menyediakan layanan pemberian vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi penguat bagi warga berusia 18 tahun ke atas.
Baca juga: Kasus Omicron di Indonesia bertambah jadi 254 pasien, didominasi WNI dari luar negeri
Baca juga: Kasus Omicron di Indonesia total 152 orang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi sebagaimana dikutip dalam keterangan pers pemerintah yang diterima di Jakarta, Rabu pagi, mengatakan bahwa 415 dari 506 orang yang terinfeksi Omicron merupakan warga negara Indonesia dan warga negara asing yang punya riwayat melakukan perjalanan ke luar negeri.
Baca juga: Puncak kasus Omicron di Indonesia diperkirakan awal Februari
Sedangkan jumlah penderita infeksi Omicron yang mengalami transmisi lokal, menurut dia, sebanyak 84 orang.
Menurut Nadia, mayoritas orang yang terserang Omicron tidak mengalami gejala sakit atau hanya mengalami gejala ringan sehingga tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Oleh karena itu, ia mengatakan, Kementerian Kesehatan menyediakan pelayanan kesehatan dari jarak jauh bagi pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Kami bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi di rumah," katanya.
Ia menambahkan, Kementerian Kesehatan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid dalam terapi pasien COVID-19 gejala ringan.
Nadia mengimbau warga siaga menghadapi gelombang penularan Omicron karena varian virus penyebab COVID-19 itu tingkat persebarannya sangat cepat.
Dalam upaya menekan risiko penularan COVID-19, selain memberlakukan aturan perjalanan dan ketentuan karantina ketat pemerintah berupaya meningkatkan kekebalan warga terhadap serangan virus corona dengan menyediakan layanan pemberian vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi penguat bagi warga berusia 18 tahun ke atas.
Baca juga: Kasus Omicron di Indonesia bertambah jadi 254 pasien, didominasi WNI dari luar negeri
Baca juga: Kasus Omicron di Indonesia total 152 orang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022