ANTARAJAWABARAT.com, 13/11 - Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Tanahdatar dan Agam, Provinsi Sumatara Barat, Minggu pagi sekitar pukul 08.10 WIB meletus lagi dan mengeluarkan asap hitam disertai abu vulkanik.
Berdasarkan pantauan di daerah Sungaipuar, Kabupaten Agam, ANTARA melaporkan, asap hitam dan abu vulkanik tersebut menyembur dari gunung berketinggian 2.891 di atas permukaan laut itu terlihat jelas dan berlangsung cukup lama, yakni sekitar 15 menit.
Asap hitam dan abu vulkanik membumbung tinggi setinggi 200 - 500 meter dari permukaan gunung yang mengarah ke bagian barat gunung, lalu membentuk awan sebelum pecah di sekitar puncak gunung.
Sebelum menyemburkan asap hitam dan abu vulkanik, gunung telihat sejak pukul 06.30 WIB terpantau beberapa kali menyemburkan asap putih tebal.
Asap putih yang disemburkan sekitar pukul 06.30 WIB tersebut tekanannya terlihat tidak terlalu kuat.
Selang beberapa menit kemudian, muncul asap putih tebal dengan tekanan kuat setinggi 200 - 500 meter dari permukaan gunung.
Sejak itu, gunung terlihat secara terus menerus menyemburkan asap putih tebal, hingga menyemburkan asap hitam dan abu vulkanik sekitar pukul 08.10 WIB.
Warseno, petugas BGPVMB di Pos Pemantauan Gunung Marapi, membenarkan gunung pada Minggu pagi telah menyemburkan asap hitam disertai abu vulkanik.
Dia menambahkan, letusan pada gunung secara kualitas masih sama dibandingkan beberapa hari sebelumnya yaitu berkisaran setinggi 100 - 600 mater.
Salah satu gunung aktif di Sumbar ini telah mengalami peningkatan aktivitas sejak 3 Agustus 2011 sekitar pukul 09.00 WIB. Hingga sekarang masih status waspada level II.
Masyarakat tetap dilarang untuk mendekati gunung hingga radius tiga kilometer dari puncaknya.
Pada letusan 3 Agustus gunung ini sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang berketinggian 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.
Sejak terjadi peningkatan aktivitas, BGPVMB selalu memantau perkembangannya dengan tiga alat seismograf dan satu digital analog pada ketinggian 2.000 meter di Nagari Batu Palano dan satu alat lainnya ditempatkan pada ketingian 1.500 meter di Nagari Lasi.
ANTARA
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
Berdasarkan pantauan di daerah Sungaipuar, Kabupaten Agam, ANTARA melaporkan, asap hitam dan abu vulkanik tersebut menyembur dari gunung berketinggian 2.891 di atas permukaan laut itu terlihat jelas dan berlangsung cukup lama, yakni sekitar 15 menit.
Asap hitam dan abu vulkanik membumbung tinggi setinggi 200 - 500 meter dari permukaan gunung yang mengarah ke bagian barat gunung, lalu membentuk awan sebelum pecah di sekitar puncak gunung.
Sebelum menyemburkan asap hitam dan abu vulkanik, gunung telihat sejak pukul 06.30 WIB terpantau beberapa kali menyemburkan asap putih tebal.
Asap putih yang disemburkan sekitar pukul 06.30 WIB tersebut tekanannya terlihat tidak terlalu kuat.
Selang beberapa menit kemudian, muncul asap putih tebal dengan tekanan kuat setinggi 200 - 500 meter dari permukaan gunung.
Sejak itu, gunung terlihat secara terus menerus menyemburkan asap putih tebal, hingga menyemburkan asap hitam dan abu vulkanik sekitar pukul 08.10 WIB.
Warseno, petugas BGPVMB di Pos Pemantauan Gunung Marapi, membenarkan gunung pada Minggu pagi telah menyemburkan asap hitam disertai abu vulkanik.
Dia menambahkan, letusan pada gunung secara kualitas masih sama dibandingkan beberapa hari sebelumnya yaitu berkisaran setinggi 100 - 600 mater.
Salah satu gunung aktif di Sumbar ini telah mengalami peningkatan aktivitas sejak 3 Agustus 2011 sekitar pukul 09.00 WIB. Hingga sekarang masih status waspada level II.
Masyarakat tetap dilarang untuk mendekati gunung hingga radius tiga kilometer dari puncaknya.
Pada letusan 3 Agustus gunung ini sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang berketinggian 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.
Sejak terjadi peningkatan aktivitas, BGPVMB selalu memantau perkembangannya dengan tiga alat seismograf dan satu digital analog pada ketinggian 2.000 meter di Nagari Batu Palano dan satu alat lainnya ditempatkan pada ketingian 1.500 meter di Nagari Lasi.
ANTARA
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011