ANTARAJAWABARAT.com,25/10 - Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Karyajaya 1, Desa Karyajaya, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, menolak mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam tenda darurat pascakebakaran yang menghanguskan bangunan kelas dan kantor sekolah tersebut, 5 Oktober 2011.

"Sekarang tendanya sudah dibongkar, karena siswa tidak bisa konsentrasi belajar dalam tenda," kata salah seorang guru SD Karyajaya, Ayat Hidayat, Selasa.

Belajar dalam tenda pascakebakaran, kata Ayat membuat siswa mengeluh, termasuk guru pengajarnya merasa kepanasan bahkan hembusan angin beserta debu mengganggu proses belajar mengajar.

Akhirnya pihak sekolah Minggu (23/10), kata Ayat terpaksa membongkar tenda darurat yang dipasang di halaman sekolah, selanjutnya mulai Senin (24/10) siswa dapat belajar di bangunan kelas yang tidak terbakar secara bergantian.

"Jadi bukannya tambah pintar belajar di tenda malah siswa banyak yang mengeluh, akhirnya sekolah membongkarnya dan sekarang siswa belajar di kelas yang tidak terbakar," jelas Ayat.

Meskipun tiga bangunan kelas yang tidak terbakar kondisinya tidak layak ditempati dengan material bangunan tembok sudah rapuh, menurut Ayat lebih baik daripada siswa harus belajar dalam tenda.

Dengan keterbatasan jumlah kelas, kata Ayat pihak sekolah menerapkan jadwal belajar secara bergantian yakni kelas 1 hingga 3 belajar pagi dan kelas 4 hingga 6 belajar siang hari hingga sore.

"Tadinya siswa belajar pagi semuanya, sekarang bergantian, ada yang masuk pagi dan siang, ini cara agar siswa bisa belajar dengan tenang meskipun dibangunan seadanya, daripada harus di tenda," katanya.

Sementara itu siswa kelas 5 SD Karyajaya, Abdul mengaku lebih nyaman belajar di kelas meskipun bangunannya sudah tampak rusak, daripada harus belajar di tenda.

Selama belajar di tenda, Abdul termasuk teman-teman sekelasnya yang lain merasa kepanasan, serta banyak debu, sehingga tidak bisa belajar dengan baik.

"Sekarang sudah bisa belajar di kelas, meskipun harus masuk siang, tapi tidak apa-apa daripada harus belajar di tenda," kata Abdul.

Ia berharap bangunan sekolahnya yang ludes terbakar segera dibangun agar siswa dapat menempati kelas baru dengan suasana belajar yang nyaman dan tenang.

Selain itu, Abdul berharap bangunan sekolah yang kondisinya sudah rusak dapat diperbaiki agar sekolahnya terlihat bagus, sehingga siswa lebih semangat belajarnya.

"Mudah-mudahan cepat diperbaiki, soalnya kata guru akan dibantu sama pemerintah," kata Abdul.

Peristiwa kebakaran tersebut terjadi setelah tidak ada aktivitas di sekolah yang disebabkan adanya aktivitas pembakaran di kebun belakang sekolah kemudian api menjalar ke bangunan sekolah.***4***

Feri P

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011