Kontrak emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), bangkit dari penurunan dua hari berturut-turut, didorong oleh pelemahan dolar dan berlanjutnya kekhawatiran bahwa varian virus corona Omicron dapat merusak pemulihan ekonomi global.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat 13,5 dolar AS atau 0,75 persen menjadi ditutup pada 1.802,20 dolar AS per ounce. Di pasar spot, emas naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 1.801,24 dolar AS per ounce pada pukul 18.39 GMT.
Baca juga: Harga emas datar di Asia, kenaikan "yields" obligasi imbangi dampak Omicron
Sehari sebelumnya, Selasa (21/12/2021), emas berjangka tergelincir 5,9 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.788,70 dolar AS, setelah jatuh 10,3 dolar AS atau 0,57 persen menjadi 1.794,60 dolar AS pada Senin (20/12/2021), dan menguat 6,7 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.804,90 dolar AS pada Jumat (18/12/2021).
Meskipun para analis mengecilkan dampak potensial Omicron, lebih banyak negara mengumumkan pembatasan untuk mengurangi penyebaran varian tersebut sehingga agak mengurangi selera investor terhadap aset-aset berisiko.
Ada beberapa minat beli dari sedikit kemunduran dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar, kata Jim Wyckoff, seorang analis senior di Kitco Metals, yang mengaitkan kenaikan tersebut dengan “corrective bounce".
Sementara ketakutan Omicron mungkin telah berjalan dengan sendirinya di pasar, itu masih positif untuk emas karena akan memungkinkan para pedagang untuk fokus pada hal-hal lain seperti kenaikan inflasi dan kebijakan moneter yang lebih jelas dari Federal Reserve, kata Wyckoff.
Baca juga: Harga emas tergelincir 5,2 dolar karena "greenback" dan ekuitas menguat
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya beringsut lebih rendah, meningkatkan daya tarik emas bagi pembeli yang memegang mata uang lain, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga berkurang.
Investor juga mempelajari data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS melambat tajam pada kuartal ketiga di tengah meningkatnya infeksi COVID-19, meskipun aktivitas telah meningkat, menempatkan ekonomi di jalur untuk mencatat kinerja terbaiknya tahun ini sejak 1984.
Tetapi "dengan volume perdagangan tipis dan pemain utama menjauh menjelang tahun ini, pasar emas diperkirakan akan berombak," kata analis Phillip Futures, Avtar Sandu dalam sebuah catatan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 29 sen atau 1,29 persen, menjadi ditutup pada 22,819 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 40,6 dolar AS atau 4,38 persen, menjadi ditutup pada 968,4 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas stabil di Asia, pedagang kaji dampak Omicron, kenaikan suku bunga
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat 13,5 dolar AS atau 0,75 persen menjadi ditutup pada 1.802,20 dolar AS per ounce. Di pasar spot, emas naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 1.801,24 dolar AS per ounce pada pukul 18.39 GMT.
Baca juga: Harga emas datar di Asia, kenaikan "yields" obligasi imbangi dampak Omicron
Sehari sebelumnya, Selasa (21/12/2021), emas berjangka tergelincir 5,9 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.788,70 dolar AS, setelah jatuh 10,3 dolar AS atau 0,57 persen menjadi 1.794,60 dolar AS pada Senin (20/12/2021), dan menguat 6,7 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.804,90 dolar AS pada Jumat (18/12/2021).
Meskipun para analis mengecilkan dampak potensial Omicron, lebih banyak negara mengumumkan pembatasan untuk mengurangi penyebaran varian tersebut sehingga agak mengurangi selera investor terhadap aset-aset berisiko.
Ada beberapa minat beli dari sedikit kemunduran dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar, kata Jim Wyckoff, seorang analis senior di Kitco Metals, yang mengaitkan kenaikan tersebut dengan “corrective bounce".
Sementara ketakutan Omicron mungkin telah berjalan dengan sendirinya di pasar, itu masih positif untuk emas karena akan memungkinkan para pedagang untuk fokus pada hal-hal lain seperti kenaikan inflasi dan kebijakan moneter yang lebih jelas dari Federal Reserve, kata Wyckoff.
Baca juga: Harga emas tergelincir 5,2 dolar karena "greenback" dan ekuitas menguat
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya beringsut lebih rendah, meningkatkan daya tarik emas bagi pembeli yang memegang mata uang lain, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga berkurang.
Investor juga mempelajari data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS melambat tajam pada kuartal ketiga di tengah meningkatnya infeksi COVID-19, meskipun aktivitas telah meningkat, menempatkan ekonomi di jalur untuk mencatat kinerja terbaiknya tahun ini sejak 1984.
Tetapi "dengan volume perdagangan tipis dan pemain utama menjauh menjelang tahun ini, pasar emas diperkirakan akan berombak," kata analis Phillip Futures, Avtar Sandu dalam sebuah catatan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 29 sen atau 1,29 persen, menjadi ditutup pada 22,819 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 40,6 dolar AS atau 4,38 persen, menjadi ditutup pada 968,4 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas stabil di Asia, pedagang kaji dampak Omicron, kenaikan suku bunga
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021